Teror Hewan yang Menggegerkan Indonesia Sepanjang Tahun 2019

ular kobra
ular kobra | jakarta.bisnis.com

Bahkan hingga memakan korban jiwa, lho!

Akhir-akhir ini, kita sering menjumpai berita mengenai kemunculan hewan liar ke pemukiman manusia. Bahkan beberapa di antaranya memakan korban jiwa. Kejadian ini tak ayal menggegerkan masyarakat Indonesia.

Kasus kemunculan dan penyerangan hewan liar terhadap manusia ini disebabkan oleh beberapa hal. Rusaknya habitat alami akibat alih fungsi lahan dan berkurangnya predator menjadi beberapa contoh pemicu munculnya hewan liar. Hal ini membuat manusia panik seakan-akan merasa sedang diteror oleh hewan liar tersebut.

Kira-kira apa saja kasus teror hewan yang sempat viral di Indonesia tahun 2019 ini? Dilansir dari Liputan6.com, inilah 4 teror hewan yang pernah menghebohkan.

1.

Tawon Ndas

ular kobra
Sarang tawon ndas | www.tribunnews.com
2.

Ular Kobra

ular kobra
Penangkapan ular kobra | www.idntimes.com

Serbuan tawon ndas atau tawon vespa di beberapa wilayah di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan membuat masyarakat resah. Di Klaten sendiri, sepanjang tahun 2019 saja ada 236 sarang tawon ndas yang dimusnahkan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pasalnya, sejak tahun 2017, sembilan orang tewas akibat sengatan serangga dengan nama ilmiah vespa affinis ini.

Baca juga: 10 Kalimat Perpisahan dari Para Tokoh Dunia Ini Bikin Kamu Segera Tobat

Korban pada umumnya memerlukan perawatan intensif akibat serangan tawon ndas. Namun beberapa kasus kejadian serangan tawon ndas juga memakan korban jiwa.

Seorang petani di Tuban tewas disengat ratusan tawon ndas pada November 2019 lalu. Peristiwa itu terjadi saat korban yang sedang beristirahat di bawah pohon setelah mencari jagung.

Tak disangka, sebuah sarang tawon ndas berada tepat di atasnya. Alhasil kawanan tawon itu menyengat korban hingga tewas dan meninggalkan 180 luka sengatan di tubuhnya.

3.

Harimau

ular kobra
Jejak kaki harimau | www.kompas.com

Banyaknya kabar mengenai kemunculan ular kobra di pemukiman warga di Jakarta, Bogor, dan sekitarnya pada akhir tahun 2019 ini membuat masyarakat Indonesia resah. Pasalnya, bukan hanya menemukan satu atau dua ular, warga menemukan belasan hingga lebih dari 20 ekor ular kobra baik induk maupun anakan.

Baca juga: 6 Pekerjaan 'Gila' Ini Bikin Kamu Lebih Bersyukur dengan Pekerjaan yang Sekarang

Meskipun kejadian ini adalah sebuah fenomena yang wajar, masyarakat tetap dibuat panik dan ketakutan. Karena ‘teror’ ular kobra ini sudah memakan korban. Seorang pedagang sayuran dipatuk seekor anak kobra ketika ia berdagang di Pasar Kemirimuka, Kota Depok, pada 11 Desember 2019 lalu. Beruntung nyawanya dapat diselamatkan dan kini masih menjalani perawatan intensif di RSUD Depok.

Ular kobra juga berhasil ditangkap oleh warga di Perumahan Citayam Village, Kota Bogor, sudah ada sekitar 16 ular kobra yang berhasil ditangkap. Sementara di tempat lain, warga Bogor menemukan lubang yang diduga menjadi sarang ular kobra lengkap dengan 10 butir telur ular.

Menurut peneliti Herpetologi dari LIPI, Amir Hamidy, musim hujan memang menjadi waktu telur ular untuk menetas. Salah satunya adalah ular kobra. Habitat asli yang sudah berubah menjadi pemukiman mengakibatkan ular mencari tempat lain untuk berlindung. Alhasil, ular-ular tersebut masuk ke rumah warga.

Baca juga: Kamu Wajib Waspada! Ini 5 Lokasi Angker di Jalur Pantura

Punahnya predator alami ular seperti elang juga menjadi salah satu faktor penyebab populasi ular meningkat.

4.

Awal Desember 2019 lalu, seorang petani kopi bernama Marta Rolani (24) di Pagaralam, Sumatera Selatan, menjadi korban dari serangan harimau. Ia mengalami luka cakar di perut dan beberapa bagian lainnya.

Beruntung ia dapat menyelamatkan diri dengan cara memanjat pohon. Lokasi penyerangan ini berada tidak jauh dari kejadian serangan harimau yang telah terjadi beberapa hari sebelumnya.

Ia cukup beruntung karena korban serangan harimau ada yang sampai tewas bahkan hanya tersisa kaki dan tulang. Kejadian Marta ini merupakan kejadian yang keempat kalinya dalam waktu yang berdekatan dari total lima kasus serangan harimau dalam sebulan.

Baca juga: Hand of Glory, Jimat Para Pencuri yang Konon Terbuat dari Tangan Manusia

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, Genman Suhefti Hasibuan, mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di kebun yang berdekatan dengan kawasan hutan lindung dan habitat harimau sumatera.

"Korban kemungkinan menggarap di dalam hutan lindung, padahal Muspida Pagaralam beberapa hari lalu, sudah mengimbau agar menghentikan aktivitas di dalam Kawasan hutan lindung yang dapat mengganngu keberadaan harimau,"ujar Genman.

Teror harimau sumatera ini berdampak terhadap pariwisata di kota Pagaralam sendiri. Banyak wisatawan yang membatalkan pemesanan hotel menjelang akhir tahun setelah mendengar berita mengenai serangan ini.

Baca juga: Ngeri! Deretan Makhluk Mitologis Ini Diyakini Penyebab Terjadinya Bencana di Bumi

Para pengelola tempat wisata terus mengupayakan untuk memberitahu masyarakat bahwa kejadian penyerangan harimau itu berada di dalam kawasan hutan lindung dan jauh dari tempat wisata.

Tak hanya di Pagaralam, harimau sumatera juga muncul di dekat pemukiman warga di Aceh. Maraknya kemunculan harimau ini diduga dipicu oleh alih fungsi hutan yang merupakan habitat asli harimau dan perburuan rusa.

Alhasil harimau terpaksa memangsa ternak warga dan manusia. Harimau sendiri memiliki wilayah teritorial sendiri dan tidak akan keluar kecuali merasa terancam.

Artikel Lainnya

Berbagai teror hewan liar tadi memang sangat meresahkan warga. Tampaknya dari melihat kasus ini, penting juga bagi kita untuk menjaga habitat asli mereka. Sehingga hewan liar yang berbahaya ini tidak masuk ke pemukiman warga.

Tags :