Terlanjur Nyaman, Napi Ini Tolak Bebas dari Penjara: Mending di Sini Banyak Teman
23 Maret 2021 by Mabruri Pudyas SalimSepertinya kehidupan di dalam penjara tidak terlalu buruk.
Pada April 2020, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) telah membebaskan total 36.554 narapidana di tengah pandemi virus corona melalui program asimilasi dan integrasi. Namun siapa sangka jika di antara banyaknya narapidana itu ada satu orang yang menolak hak asimilasi tersebut.
Dia adalah Ambo, seorang narapidana kasus narkotika yang saat ini menghuni Rutan Klas IIA Samarinda, Kalimantan Timur. Dilansir dari Kompas.com, apa yang dipilih Ambo untuk tetap berada di penjara jelas menjadi sebuah fenomena anomali di tengah banyaknya napi yang menginginkan kebebasan.
Namun demikian, Ambo memiliki alasan yang membuatnya mantap menolak hak asimilasi tersebut. Dia menolak hak asimilasi program Kemenkuham karena dirinya tak lagi punya rumah dan sanak saudara jika harus bebas dari penjara.
“Kalau saya keluar, mau ke mana? Mending di sini, sudah banyak teman,” kata Ambo kepada wartawan di Samarinda.
Baca Juga: Berhasil Lolos dari Amukan Warga, Pencuri Kotak Amal Ini Ngaku ODP Corona
Lebih lanjut, Ambo mengungkapkan bahwa dirinya sudah tidak punya siapa-siapa lagi untuk ditemui. Di kampung halamannya di Pare-pare, Sulawesi Selatan, dia hanya memiliki seorang anak, yang tidak bisa ia temui karena wabah virus corona. Sementara itu, dia juga sudah bercerai dengan istrinya, yang telah menikah lagi.
“Orangtua sudah meninggal. Istri diambil orang (cerai). Saya bagus di sini saja (Rutan). Banyak teman,” katanya.
Baca Juga: Baru Bebas Dampak Corona, Napi Ini Kepergok Mau Mencuri 2 Kali. Netizen: Lepaskan Lagi Pak Yasona
Ambo divonis empat tahun enam bulan penjara pada akhir 2017 lalu. Kini dia sudah menjalani masa tahanan selama dua tahun dan enam bulan. Selama itu, dia mengaku senang menjalani kehidupan di dalam rutan.
Sebagian besar waktunya di rutan ia habiskan untuk berolahraga dan membantu mengangkat makanan dari keluarga pembesuk. Tak jarang, dia juga sering mendapatkan makanan dari keluarga pembesuk.
“Saya bantu teman angkat titipan makanan, nanti saya diberi makanan,” kata dia.
Pria yang dulunya berjualan ikan di Pasar Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) itu mengaku betah di dalam penjara.
Baca Juga: Baru Bebas 4 Hari Berkat Program Asimilasi Yasonna, Pria Ini Kepergok Sudah Maling Motor
“Mending di sini. Nyaman di sini. Sudah betah,” kata dia.
Ternyata, Ambo bukan satu-satunya narapidana yang merasa betah dengan kehidupan di rutan. Menurut Kepala Rutan Klas IIA Samarinda, Taufiq Hidayat, total napi yang mendapat asimilasi di tengah wabah corona berjumlah 137 orang. Dari angka tersebut, ada 4 orang yang menolak keluar karena tidak punya tempat tinggal.
“Tapi empat napi enggak mau keluar karena tidak punya tempat tinggal. Mereka memilih tetap tinggal di dalam (rutan),” kata Taufiq.
Lebih lanjut Taufiq menjelaskan bahwa penerima asimilasi juga harus punya keluarga jelas, tempat tinggal yang jelas, karena mereka belum sepenuhnya bebas, hanya menjalani masa tahanan di rumah karena wabah Covid-19.
Untuk para napi yang masih menjalani masa tahanan di rutan, pihaknya tetap memberlakukan olahraga rutin hingga memberi asupan makanan sehat agar terhindar dari infeksi virus corona.