Siswa yang Kritik Sekolah Online Angkat Bicara: Buat Apa Kalau Fasilitas Nggak Mendukung?

Syamil Shafa Besayef | www.tribunnews.com

Syamil Shafa Besayef angkat bicara terkait kritiknya terhadap sekolah online.

Siswa pengkritik sekolah daring (online) dibanjiri pujian dari masyarakat karena keberaniannya dalam mengungkapkan pemikirannya terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ). Siswa tersebut bernama Syamil Shafa Besayef.

Ia mengaku keberatan apabila nantinya pembelajaran daring ini dipermanenkan. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang akan menghambat PJJ, salah satunya jaringan internet.

1.

Kritik keras sekolah online

Syamil Shafa Besayef | www.tribunnews.com

Dilansir dari Tribunnews.com, Selasa (11/08/2020), video seorang pelajar yang mengkritisi kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi viral di sosial media. Pelajar berseragam SMA ini mengaku, kendala mengenai sistem sekolah daring kurang lebih sama di berbagai penjuru Indonesia.

Kritikan yang ia sampaikan di sebuah acara peringatan Hari Anak Nasional dan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI, pada Kamis (23/7/2020) lalu, viral di media sosial. Dari 21 pelajar yang diundang dalam acara tersebut, Syamil diberi kesempatan untuk menyampaikan kritikannya terkait sistem pendidikan di Indonesia.

Baca Juga: Kritik Belajar Online, Siswa Ini Banjir Pujian: Kalau Belajar Cuma Ingin Pintar, Google Lebih Pintar

Dalam acara tersebut, Syamil menegaskan jika PJJ sangat menghambat sistem belajar para siswa. Hal ini dikarenakan tak semua siswa memiliki gadget dan uang untuk membeli kuota. Tak hanya itu, jaringan internet di Indonesia juga belum merata terutama di pelosok daerah.

2.

Tolak sekolah online dipermanenkan

Syamil Shafa Besayef | www.tribunnews.com

Kritikan Syamil itu berawal dari munculnya wacana sekolah online akan dipermanenkan oleh Kemendikbud. Menurut Syamil, sekolah online menyulitkan murid dan orangtua murid. Tak hanya itu, menurut Syamil, sekolah tak hanya sebagai tempat mencari ilmu, tetapi tempat untuk membentuk karakter siswa.

"Saya mempermasalahkan wacana PJJ akan dipermanenkan karena seperti orang banyak kutip, google lebih pintar dari sekolah. Tapi kalau dipermanenkan kita tidak ada interaksi dengan sekolah, kurang dapat karakternya," ujar Syamil, Senin (10/8/2020).

Baca Juga: Viral Video Diduga Oknum Kades Berduaan Bersama Istri Kadus, Peluk Mesra di Ruang Karaoke

Syamil memaparkan beberapa permasalahan PJJ. Salah satunya adalah driver ojol yang harus meminjamkan ponsel untuk anaknya belajar. Sehingga driver ojol tersebut baru akan bekerja setelah anaknya selesai sekolah online.

"Kalau hal seperti itu masih terjadi, masa mau dipermanenin? Buat apa kalau fasilitas kita nggak mendukung? Padahal pendidikan offline pun di Indonesia masih belum merata," terangnya.

3.

Saran Syamil kepada Kemendikbud

Syamil Shafa Besayef | www.tribunnews.com

Syamil memberikan masukan kepada Kemendikbud terkait sekolah online. Ia menyarankan pemerintah menganggarkan dana kepada siswa berupa kuota gratis.

"Saran saya Kemendikbud sama BUMN bergabung untuk memberikan jam kuota gratis bagi para kalangan pendidikan. Jadi teman-teman tidak ada lagi yang mengeluh tidak ikut sekolah online karena tidak memiliki kuota," kata Syamil.

Baca Juga: Viral Bule Cantik Bersedia Menikah dengan Nelayan Minang, Ini Alasan yang Membuatnya Jatuh Cinta!

Ia menambahkan untuk sekolah yang berada di zona merah, tetap melakukan sekolah online namun harus difasilitasi kuota gratis.

"Umumnya PJJ berlaku dari pukul 06.00 sampai pukul 12.00, di zona merah yang tidak boleh masuk sama sekali diberikan fasilitas semacam itu," imbuhnya.

Artikel Lainnya

Syamil juga berpesan kepada generasi penerus bangsa untuk selalu semangat dalam belajar apa pun kondisinya. Sekalipun kondisi pandemi ini sulit, para pelajar jangan pernah berhenti untuk menggali ilmu.

Tags :