Ratusan Warga Makassar Geruduk RS Ambil Paksa dan Bawa Kabur Jenazah Pasien Corona
09 Juni 2020 by Amadeus BimaWah parah banget nih!
Peristiwa pengambilan paksa jenazah pasien corona dan membawanya kabur, kembali terjadi di Makassar. Insiden tersebut terjadi di RS Stella Maris Makassar. Sekitar 150 orang datang beramai-ramai dan mengambil paksa jenazah berstatus PDP tersebut, pada Minggu (7/6/2020) malam. Aparat TNI dan Polri sempat menghalau massa, sehingga terjadi aksi saling dorong.
Massa terus menerobos barikade aparat yang memakai tameng. mereka terus membawa jenazah menggunakan tandu yang tertutup kain sarung. Ratusan warga ini seolah tidak peduli kalau mereka akan tertular dan menularkan virus corona. Karena massa begitu banyak, aparat tak kuasa membendung dan akhirnya jenazah berhasil dibawa kabur.
Kompol Wahyu Basuki mengatakan bahwa massa yang mengambil jenazah pasien PDP corona yang merupakan ibu rumah tangga tersebut, adalah keluarga korban. Pasien dibawa ke RS Stella Maris dan dinyatakan sebagai PDP corona pada Minggu (7/6). Lalu, sekitar pukul 19:45 WITA, pasien dinyatakan meninggal dunia sehingga harus ditangani sesuai protokol kesehatan.
Keluarga almahrum sekitar 150 orang dan mengambil paksa jenazah almahrum di RS Stella Maris untuk di bawa pulang namun dihalau oleh anggota TNI dan Polri yang berjaga di RS Stella Maris sampai di jalan Lamadukelleng.
Karena kekuatan tidak imbang sehingga jenazah almahrum berhasil dibawa pulang dengan menggunakan mobil ambulance yang sudah dipersiapkan oleh keluarga almarhum, jelas Wahyu.
Baca juga: Diduga Corona, Warga Tolak Jenazah Eks Anggota DPRD. Ketua RW: Jangan Dikubur Di Sini!
Kami kewalahan menghadapi massa yang banyak. Kami tetap berusaha menghalau dan mencegatnya, tetapi kekuatan tidak imbang hingga akhirnya jenazah berhasil dibawa pergi. Jenazah yang diambil berjenis kelamin perempuan berusia kisaran 50 tahun lebih dengan status PDP yang menjalani perawatan di RS Stella Maris, kata Kepala Polsekta Ujungpandang Kompol Wahyu Basuki, dilansir dari Kompas.
Pihak kepolisian begitu prihatin dan menyayangkan terjadinya peristiwa ini. Saat pemerintah dan warga lain berusaha menekan atau memutus penyebaran virus corona, justru ada pula masyarakat yang malah menggotong jenazah PDP corona. Kabid Humas Polda Sulses Kombes Ibrahim Tompo mengatakan jenazah PDP Corona memang perlu pengawasan lebih demi keamanan bersama.
Kita prihatin dengan hal tersebut, karena pemahaman masyarakat akan penyebaran Covid-19 ini bisa berdampak penyebaran ke masyatakat yang lain. Seharusnya juga dipahami bahwa prosedur itu untuk melindungi masyatakat yang lebih luas atau kepentingan bersama masyarakat, jelas dia.
Dandim 1408/BS Makassar, Kolonel Inf Andrianto, mengatakan aparat dibantu pemerintah setempat langsung mendatangi keluarga pasien setelah jenazah dibawa kabur. Mereka memberi pemahaman agar jenazah dimakamkan sesuai standar Covid-19. Namun, keluarga menolak dan akhirnya dimakamkan pada Senin siang di tempat pemakaman Dadi di Jl Lanto Daeng Pasewang.
Sementara itu, Direktur RS Stella Maris, dr Luisa Nuhuhita menjelaskan kronologi kejadian. Awalnya, pasien berinisial K masuk rumah sakit dengan keluhan demam, sesak napas dan batuk. Dia mengaku sudah mengalami gejala ini selama seminggu. Berdasarkan pemeriksaan, gejala pasien mengarah ke Covid-19 sehingga ditetapkan sebagai PDP dan masuk ruang isolasi.
Baca juga: Ramai Warga Pasuruan Acungkan Parang Tolak Jenazah Corona, Walkot Sampai Cium Kening!
Namun, pada malam harinya pasien K meninggal dunia. Pihak rumah sakit pun berkoordinasi dengan petugas gugus tugas penanganan Covid-19, untuk memakamkan pasien sesuai protokol.
Saat petugas gugus dalam perjalanan menuju rumah sakit, jenazah dibawa turun dari ruang isolasi. Tapi tiba-tiba datang banyak orang dalam jumlah banyak dan merebut jenazah. Sempat dihalangi tentara tapi jumlah orang yang datang itu lebih banyak. Jenazah akhirnya dibawa pergi, kata dokter Luisa, dilansir dari Merdeka.
Dokter Luisa mengatakan sebenarnya suami dan anak pasien menerima kondisi tersebut. Makanya, dia heran kenapa tiba-tiba ada massa yang datang. Keluarga sudah setuju dengan pihak RS Stella Maris agar jenazah ditangani sesuai protokol kesehatan.
Saat mayat dipindahkan dari ruang rawat ke kamar mayat menunggu penjemputan ambulans gugus tugas, datang sekelompok orang. Keluarga inti disingkirkan. Keluarga inti heran dan mengaku tidak kenal dengan orang-orang yang merebut mayat, kata Luisa.
Apalagi berdasarkan hasil swab test, jenazah positif terinfeksi virus corona. Jadi, ratusan orang tadi otomatis menjadi ODP. Keterangan dokter Luisa ini sama dengan yang dikemukakan oleh Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah. Dia mengatakan justru keluarga tidak mengenal orang yang membawa kabur jenazah tersebut.
Baca juga: Ramai Warga Tolak Jenazah Positif Corona, Bak Garami Luka dengan Cuka
Keluarga inti heran dan mengaku tidak kenal dengan orang-orang yang merebut mayat almarhumah, imbuhnya.
Dengan kasus ini, sudah ada tiga jenazah pasien PDP corona yang diambil secara paks dari RS Stella Maris Makassar. Keluarga melakukan hal tersebut karena menolak pemakaman sesuai protokol Covid-19.