Ga Betah Di RS, Kakek Besetatus PDP ini Dobrak Pintu Buat Kabur!

Si Kakek Merasa Tak Bersalah Tapi Kok Malah di Isolasi

Menjalani isolasi karena tercatat sebagai pasien dalam pengawasan atau PDP Covid-19 bagi sebagian orang tentu akan menimbulkan suasana hati yang tak nyaman, jenuh, pikiran galau, bahkan stres.

Menurut Kemenkes PDP didefinisikan sebagai pasien yang benar-benar mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Gejala ISPA ini meliputi demam di atas 38 derajat Celcius disertai tanda penyakit pernapasan bisa berupa batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, pilek, ataupun pneumonia ringan hingga berat.

Sehingga, untuk hal ini disarankan Pasien dengan status PDP untuk menjaga jarak atau bila terpaksa harus diisolasi dan memerlukan perawatan di rumah sakit.

Namun tak semua pasien dengan berstatus PDP bisa menerima bila harus diisolasi di rumah sakit, entah merasa dirinya tak sakit dan baik-baik saja, hingga kurangnya informasi yang diterima tentang virus ini.

Hal ini lah yang mungkin dirasakan seorang kakek berstatus PDP yang nekat mendobrak pintu ruang perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tongas hingga aksinya direkam oleh seorang petugas dan videonya kini menjadi viral di media sosial.

Baca Juga : Bak Adegan Film, Detik-Detik Istri Bantu Suami PDP Corona Kabur Dari Ruang Isolasi di Tegal!

petugas berusaha mencegah pasien agar tak keluar dari ruang isolasi | www.instagram.com

Dalam video yang diunggah oleh akun instagram wartabromo ini, tampak dua petugas yang mengenakan baju APD berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan pintu salah satu ruangan perawatan yang ditarik oleh kakek-kakek pasien dengan status PDP di rumah sakit tersebut.

Upaya paksa tersebut membuat dua petugas pun kewalahan. Kuatnya tenaga si kakek akhirnya membuat dua orang petugas tersebut mengalah dan membiarkan si kakek keluar ruangan meski hanya mengenakan celana dalam.

Setelah berhasil keluar dari ruang isolasi, si kakek pun mencoba bertanya kepada dua petugas yang menahannya. Mengapa dirinya terkunci dalam ruangan sedangkan dirinya tak bersalah.

“Mak engkok kancengih labeng, jek engkok tak salah. Tak sala, è kancengih labeng. ” ujar kakek berambut putih itu dalam Bahasa Madura.

Video yang sempat diabadikan oleh petugas di rumah sakit ini pun kemudian menyebar di media sosial.

Baca Juga : PDP Corona Meninggal Dunia di Kolaka, Keluarga Nekat Bongkar Plastik dan Cium Jenazah

Video berdurasi kurang dari 30 detik yang telah ditonton lebih dari 9,8 ribu kali ini pun membuat netizen meresponnya dengan berbagai komentar.

uniwara_official : Tetap pakai masker, tetap di rumah, kalaupun keluar, untuk hal yang sangat penting, jangan lupa cuci tangan selalau, kasihan keluarga yang tertular, seperti bapak ini.

sutriwarjannah : mngkin kakeknya gtau kl kena covid itu harus di karantina, kn kasihan kakeknya kl kek gt,udh di jelasin apa blm ps mau di karantina,kl lngsung di msukin ruangan sndirian kn sudah jls ketakutan kl gada pnjelasan,mnanya jg kakek² udh tua g punya sosmed,apa lg kl rumahnya di pelosok perdesaan kl gada yg ngasih tau kn mana dia tau,tolong donk di kasih pengertian jngn malah di kek giniin kn kasihan kakeknya.

nungkyfirdi : Kasian tenaga medisnya

Dikutip dari radarbromo, jubir Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, dr. Anang Budi Joelijanto membenarkan jika peristiwa itu terjadi di RSUD Tongas.

Menurutnya, PDP itu berusaha kabur dengan mendobrak ruang isolasi. Dua petugas satpam RSUD berusaha menahan. Namun, akhirnya tidak kuat. Sehingga, PDP ini pun berhasil kabur.

”Itu, pasien di RSUD Tongas yang berusaha melarikan diri untuk pulang. Tapi, Alhamdulillah semua sudah tertangani dan berhasil diamankan,” katanya.

Anang menjelaskan, PDP itu merupakan rujukan dari RSUD dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo. Yang bersangkutan ada riwayat darah tinggi. Bahkan, sempat ada kecurigan ada gangguan jiwa. Namun, setelah diperiksa pasien tersebut sehat secara kejiwaan.

kakek berhasil mendorbrak ruang isolasi
kakek berhasil mendorbrak ruang isolasi | www.instagram.com
Artikel Lainnya

Anang mengaku, pihaknya tengah melakukan kajian dan observasi terhadap PDP tersebut. Karena tidak terlalu kuat pasien tersebut masuk PDP. Bahkan, hasil rapid test dua kalinya nonrekatif. Hanya saja, dalam rujukan itu hasil rontgen ada infeksi. ”Nanti biar ada di Puskesmas Wonomerto selama observasi,” ujarnya.

Hingga kini, berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, jumlah orang dalam pemantauan sebanyak 430 orang. Kemudian pasien dalam pengawasan 50 orang. Serta 22 orang positif terpapar virus corona

Tags :