Pasutri yang Viral Mengaku Jalan Kaki dari Gombong ke Bandung Ternyata Hanya Rekayasa

Keluarga jalan kaki demi mudik
Keluarga jalan kaki demi mudik | video.medcom.id

5 fakta pasutri yang mengaku jalan kaki dari Gombong ke Bandung.

Belakangan ini, viral suami isteri mengaku mudik dari Gombong ke Bandung dengan berjalan kaki bersama dua anaknya yang masih balita. Pasangan bernama Dani Rahmat (39) dan Masitoh Ainun (36) itu mengaku baru saja di-PHK, sehingga tak punya uang untuk ongkos pulang ke Bandung.

Tak berselang lama usai kisah keluarga itu viral, akhirnya terungkap bahwa cerita yang diungkapkan Dani dan Masitoh hanyalah rekayasa. Berikut 5 fakta tentang keluaga tersebut.

BACA JUGA: Kocak! Ini 10 Drama Ditolak Gebetan Secara Halus, Bacanya Bikin Tersenyum Kecut

1.

Sudah setahun ini hidup di jalanan

Keluarga jalan kaki demi mudik
Pasutri Dani dan Masitoh yang merekayasa cerita mudik jalan kaki | jateng.tribunnews.com

Setelah ditelusuri, pasangan suami isteri beserta dua anaknya itu bukanlah pemudik yang berniat pulang dari Gombong ke Bandung. Akan tetapi, mereka memang orang jalanan yang sudah setahun ini hidup luntang-lantung di jalan.

"Setahun sebenarnya kami sudah keliling Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat. Cuma tidak hanya sambil diam, tapi sambil cari kerja. Tapi, itu memang yang namanya cari kerja susah," ungkap Masitoh.

BACA JUGA: Gara-Gara Lepas Gelang Ini, Wanita 72 Tahun di Malaysia Didenda Hingga 17 Juta

2.

Nekat berbohong demi sesuap nasi

Masitoh mengaku ide mengarang cerita mudik dari Gombong ke Bandung itu berasal dari dirinya. Ia mengatakan tak punya cara lain untuk tetap bertahan hidup, karena suaminya telah di-PHK dari tempat kerjanya.

"Mesin jahit diambil bos, jadi bingung kerjaan enggak ada. Yang ngajak hidup di jalan, saya. Kami turun ke jalan yang penting ada buat makan. Ada yang ngasih kami terima, enggak ada yang ngasih, kami jalan," ungkapnya.

3.

Tidak punya tempat tinggal lain

Keluarga jalan kaki demi mudik
Keluarga terpaksa tinggal di jalanan | newsmaker.tribunnews.com

Masitoh menuturkan ia sekeluarga terpaksa hidup di jalanan karena tak mempunyai tempat tinggal. Jika tinggal bersama mertuanya di Bandung sudah tak memungkinkan, karena rumahnya sempit. Sedangkan jika mengontrak rumah, suaminya tak mampu membayar uang sewanya. Akhirnya ia sekeluarga hidup di jalanan dan numpang tidur di masjid atau POM bensin.

"Kalau tidur ada pom bensin, ya pom bensin, ada di masjid. Kan di Jawa (masjid) tidak dikunci," kata Masitoh.

4.

Ibu Dani mengaku malu

Keluarga jalan kaki demi mudik
Ibu Dani mengaku malu | hot.grid.id

Viralnya kisah keluarga Dani dan Masitoh itu pun terdengar oleh Lilis Suryani, ibu Dani. Ibu yang tinggal di Cangkuang, Bandung itu mengaku sangat malu saat mengetahui anak dan menantunya sampai merekayasa cerita seperti itu.

"Ibu malu banget sampai seperti itu. Kalau bisa enggak usah viral. Ibu enggak pernah nyuruh seperti itu. Walau saya sudah tua dan tak punya apa-apa, saya masih mampu kerja, menjahit," ungkapnya.

Lilis juga mengatakan bahwa Dani sekeluarga sempat mengunjunginya ke Bandung. Namun, Dani langsung berpamitan dan mengatakan bahwa mereka akan kembali ke kontrakan. Tanpa sepengetahuan Lilis, ternyata Dani sekeluarga hidup di jalanan hingga mengarang cerita soal mudik.

5.

Berniat balik ke Medan

Keluarga jalan kaki demi mudik
Pasutri Dani dan Masitoh berencana balik ke Medan | www.diadona.id

Masitoh sendiri tercatat sebagai warga Lubuk Pakam, Medan, Sumatera Utara. Ia dan suaminya berencana balik ke kampung halamannya di Medan usai pemerintah mencabut peraturan tentang larangan mudik. Perempuan 36 tahun itu menuturkan, di Medan ia akan mengurus orang tuanya.

"Setelah enggak ada penyekatan lagi, insya Allah kami balik ke Medan. Mau ngurusin orangtua di sana," kata Masitoh.

Artikel Lainnya

Tak habis pikir, warganet sudah terlanjur simpatik, ternyata cuma rekayasa. Tapi kondisi mereka juga memprihatinkan akibat sang suami di-PHK, sekeluarga terpaksa hidup di jalanan. Semoga rencana mereka untuk kembali ke Medan bisa terwujud dan mereka bisa hidup lebih baik di sana. Dan tentunya, tidak perlu mengarang drama-drama lagi di jalanan.

Tags :