Langka! Setelah Lahirkan Anak Pertama, Sebulan Kemudian Wanita Ini Melahirkan Bayi Kembar
21 Juni 2021 by Mabruri Pudyas Salim
Seorang wanita dengan rahim ganda melahirkan bayi kembar.
Normalnya, seorang wanita dapat melahirkan setelah mengandung selama sembilan bulan. Namun peristiwa langka telah terjadi, di mana ada seorang wanita yang melahirkan bayi kembar, sebulan setelah kelahiran putra pertamanya.
Tentunya kabar ini cukup menggemparkan, terlebih jika mengingat bahwa untuk ukuran bayi dengan kelahiran prematur saja, satu bulan adalah usia kandungan yang sangat cepat.
Maka tidak mengherankan jika peristiwa ini cukup mengundang rasa penasaran bagian sebagian besar orang, untuk mencari jawaban tentang bagaimana kondisi ini bisa terjadi.
Dilansir dari ArcaMax, seorang wanita bernama Arifa Sultana dirawat di rumah sakit Ad-Din di Dhaka, Bangladesh, setelah mengeluh kesakitan di perut bagian bawahnya. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mendapati ada dua janin bayi kembar, di dalam rahim yang berbeda dari bayi pertama Sultana.
Sehila Poddar, ginekolog rumah sakit Ad-Din yang menangani masalah Sultana, tampak terkejut dengan kondisi langka ini. Meski sebelumnya, dia juga sempat mengatakan bahwa dokter di rumah sakit lain tidak menyadari hal aneh ini, ketika membantu proses kelahiran putra pertama Sultana pada bulan Februari lalu.
"Kami sangat terkejut dan heran. Saya belum pernah mengamati sesuatu seperti ini sebelumnya," kata Poddar kepada BBC, seperti dikutip dari ArcaMax.
Selain itu, Poddar juga menjelaskan sekilas tentang kondisi langka yang terjadi pada Sultana. Dia mengatakan bahwa Sultana memiliki dua rahim, yang menurut istilah medisnya disebut dengan uterus didelphys.
Poddar kemudian memutuskan untuk melakukan operasi caesar pada Sultana. Beruntung, operasi tersebut berjalan sukses serta melahirkan bayi kembar yang sehat, satu laki-laki dan satu perempuan.
Kondisi uterus didelphys memang merupakan kondisi yang langka pada seorang wanita. Bahkan para ahli mengatakan bahwa kondisi tersebut terjadi hanya pada satu dari sejuta wanita. Selain itu, untuk bisa mendeteksi seorang wanita memiliki uterus didelphys baru dapat diketahui saat mendekati waktu kelahiran.
"Sangat tidak umum untuk memiliki dua uterus. Ketika rahim berkembang, ia berasal dari dua tabung, dan tabung-tabung itu menyatu bersama," kata dr. SN Basu, kepala kebidanan dan ginekologi di rumah sakit Max Healthcare di New Delhi.
"Bagi beberapa wanita, fusi tidak terjadi, dan dinding pembagi tidak larut," kata dr. Basu menambahkan.
Terlepas tentang bagaimana kondisi langka ini bisa terjadi, tentu hal yang paling penting bagi Arifa Sultana adalah bisa melihat bayi kembarnya bisa lahir dengan kondisi sehat, meski hanya berselang satu bulan dari kelahiran kakak mereka. Dan semoga bayi Sultana bisa tumbuh menjadi bayi yang sehat.
Di sisi lain, peristiwa ini pasti menjadi peritiwa bersejarah di dunia kebidanan. Dan diharapkan peristiwa ini dapat menambah khasanah dan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia medis dan kebidanan.
