Pria Ini Sulap Mobilnya Jadi Studio Musik Berjalan dan Berkeliling Eropa untuk Fasilitasi Musisi Jalanan
04 Juli 2019 by IdhamSeorang Sound Engineer Berkeliling Eropa Demi Menolong Para Musisi
“Sounds Like Van Spirit”. Begitulah nama proyek yang diprakarsai oleh Martin Berger, seorang teknisi suara atau sound engineer yang meminjam judul lagu “Smell Like Teen Spirit” dari Nirvana untuk nama proyek nyentriknya.
Selama dua tahun terakhir, Berger menghabiskan waktu selama kurang-lebih dua tahun untuk berkeliling Eropa dengan menggunakan mobil van yang sudah dimodifikasinya menjadi studio musik berjalan.
Dengan bermodalkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengemas bebunyian, Berger bertualang untuk mencari musisi-musisi berbakat yang mau mengabadikan karyanya melalui rekaman.
Lewat usahanya yang memakan banyak waktu dan tenaga, akhirnya Berger dapat merampungkan sebuah album yang isinya memuat karya-karya dari beberapa musisi jalanan yang tersebar di 25 negara di benua Eropa.
Baca juga: Tanda Larangan Lucu Ini Berhasil Mengusir Para Pengamen Secara Halus Tanpa Menyinggung Perasaan
“Menurut saya, album yang terdiri dari karya-karya musisi jalanan dari 25 negara, yang kebanyakannya masih memainkan estetika yang orisinal dan belum sepenuhnya terlacak radar industri, memiliki pesan yang sangat penting untuk didengarkan oleh seluruh dunia.
Saya pikir album ini dapat menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak harus melihat panggung besar dan acara televisi untuk menemukan seniman yang luar biasa. Album ini juga mengingatkan kepada kita bahwa terkadang ‘ketidaksempurnaan’ adalah satu-satunya elemen yang hilang dalam menciptakan sesuatu yang ‘sempurna’.
Jadi, mari kita hidupkan karya ini dan mempertemukan seluruh dunia melalui musik yang jujur dan murni. Musik yang mungkin sering kita abaikan sebelumnya,” ujar Martin Berger kepada Ulule.
Proyek independen ini diinisiasi oleh Berger untuk menolong para musisi untuk menjangkau lebih banyak pendengar. Beberapa di antara musisi yang diajak oleh Berger dalam proyek ini adalah orang-orang tuna wisma, tuna wicara, dan memiliki pelbagai kekurangan lainnya yang cukup memprihatinkan.
Dengan kondisi mereka, tampaknya akan lebih sulit bagi mereka untuk mencapai status musisi populer yang karya-karyanya didengar oleh banyak orang.
Tanggap terhadap fenomena tersebut, Berger pun merangkum 50 karya yang dibuat oleh 50 musisi dari negara-negara yang berbeda. Dan keuntungan yang dihasilkan dari penjualan album itu akan disumbangkan oleh Berger kepada lembaga-lembaga yang berupaya untuk membuat dunia ini lebih baik.
Ide untuk melakukan proyek ini dimulai saat dirinya tidak sengaja mendengar pengamen yang bernyanyi di fasilitas umum. Saat itu, Berger merasa bahwa pengamen itu memang tidak memiliki keterampilan yang mumpuni seperti halnya musisi-musisi yang bisa kita tonton di televisi.
Pengamen itu telah menggugah hatinya dengan penghayatan yang luar biasa terhadap apa yang sedang dimainkannya. Sejak saat itu, persepsinya terhadap musisi jalanan pun mulai berubah, dan dia pun mulai mengumpulkan niat untuk lebih mengakrabkan orang-orang dengan karya-karya musisi jalanan.
Tanpa mempedulikan kontrak apartemennya yang masih panjang, dia pun membeli sebuah van yang biasa digunakan untuk berjualan es krim, memodifikasinya sedemikian rupa, dan menjalani misi mulianya untuk dunia musik.