Kasus Prank Sembako YouTuber Ferdian Paleka: Model Kejahatan Baru yang Sering Dianggap Lalu
06 Mei 2020 by Boy N.Kegoblokan Itu Bisa Menjadi Kejahatan, Apalagi Kalau Dibawakan YouTuber
Kasus YouTuber Ferdian Paleka yang membuat konten prank berbagi sekardus sembako berisi sampah ke sekawanan bocah dan waria membuat sebagian dari kita meradang. Kok ada ya ada orang sejahat itu? Ada, dan jelas tidak hanya satu dua, karena sepertinya sudah menjadi kodrat manusia untuk memilih antara memperbaiki kehidupan atau merusaknya dengan kejahatan.
Parahnya, tindakan kejahatan itu murni berasal dari kegoblokan. Tipe manusia yang tidak akan menyadari ketololannya sendiri sampai kita perlu turun tangan menyeret kepalanya ke depan cermin buat berkaca.
Nasib Waria: Sering Mendapat Stigma Negatif, Kena Prank YouTuber Goblok Pula!
Kejadian di Bandung itu berlangsung Jumat dini hari (1/5/2020). Cerita waria kena prank ini dituturkan salah satu korban sekaligus saksi, bernama Sani (39 tahun). Waktu itu, ia sedang berada di pinggir jalan bersama beberapa temannya ketika sebuah mobil berhenti melintas dan memanggil-manggil. Kata penumpangnya, mau ada pembagian rezeki.
Tanpa curiga, Sani mengajak teman-temannya beranjak dan mengambil kardus mie instan yang dibagikan si penumpang mobil. Betapa terkejutnya ia dan teman-temannya saat menyadari isi kardus itu ternyata cuma sampah dan batu bata.
"Aku kira kan biasa kalau bulan puasa kan dari dulu ada yang ngasih di dalam itu ada sarung, kemeja kayak gitu. Pas ngebuka kaget dan sedih lah. Marah. Nggak menyangka soalnya kan bulan puasa," kata Sani. (Detik, 4/5/2020).
Sani dan teman-temannya tak menyangka ada yang nekat melakukan hal itu di tengah bulan Ramadan dan pandemi Covid-19. Mereka ternyata dihadikan materi konten YouTube yang telah diunggah dan beberapa waktu lalu akhirnya menuai hujatan.
Baca Juga: Prank Beri Waria Sembako Isi Sampah, YouTuber Ferdian Paleka Dikecam. Kini Buron Polisi!
Dalam video yang sudah di-take down YouTube, si kep***t ini menyampaikan semacam alasan kenapa membuat konten tersebut. Menurutnya:
“Jadi, kita akan mensurvei b*****g di bulan puasa ada apa gak. Kita akan membagikan sembako bahan pangan yang isinya batu bata dan sampah. Kalau ada b*****g, kardus-kardus ini kita bagi, kalau tidak ada, berarti kota ini aman akan waria,”
Kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) disertai himbauan untuk #dirumahaja dengan terpaksa tidak dapat dijalankan sebagian masyarakat. Syukurlah, donasi dan aksi-aksi kemanusiaan terus mengalir demi membantu mereka yang terjebak dilema semasa pandemi Covid-19. Pilihannya hanya dua, diam di rumah saja tanpa penghasilan, atau tetap mencari nafkah menghadapi risiko penyebaran virus.
Tuntutan mencari nafkah harus tetap dijalani termasuk oleh para waria yang tetap beraktivitas di malam hari. Dalam situasi normal, kaum transpuan ini sering menerima cibiran dan stigma negatif. Berbagai serangan mengatasnamakan moral ditujukan ke mereka. Namun, nyaris tidak ada yang tahu apalagi memahami belantara kehidupan yang dijalani mereka dan kaum miskin kota lainnya. Terlebih lagi di masa krisis ekonomi akibat Covid-19 sekarang ini.
Bagi mereka, bantuan sembako yang dewasa ini sedang gencar-gencarnya dilakukan tentu sangat bernilai. Sayangnya, harapan tersebut dirusak oleh makhluk sampah bernama Ferdian Paleka.
Baca Juga: Nggak Cuma Prank Ojol, Ini "Kejahatan" Youtuber Indonesia yang Harus Dihentikan!
Ferdian Paleka dan Para Prank YouTuber yang Menjadi Public Enemy
Konten video prank yang dibuatnya sukses menuai hujatan warganet. Di semua video yang ia unggah di akun YouTubenya, nyaris memanen komentar negatif dan dislike. Mungkin saking geramnya dengan kelakuannya dan tak puas kalau cuma beraksi di dunia maya, massa menggerebek rumah kediamannya. Sayangnya, Ferdian berhasil meloloskan diri dan sampai artikel ini ditulis masih dalam status sebagai buronan polisi.
Sebenarnya bukan hanya konten video ini saja yang bermasalah. Sebelumnya, ia pernah membuat konten video menanyakan tarif PSK tanpa menyensor wajah mereka. Konten ini juga menuai hujatan tapi tidak sebesar yang sekarang. Nampaknya, kasus yang sedang ia hadapi saat ini merupakan ledakan akumulasi kemarahan publik atas konten-konten video para prank YouTuber Indonesia yang kontroversial.
Sebelum kasus Ferdian, YouTuber dengan akun bernama hasanjr11 merilis video permintaan maaf ke seluruh masyarakat Indonesia. Pasalnya, ia merilis konten video prank menawarkan pizza ke sejumlah warga supaya mereka membatalkan puasa. Ia pun mengiming-imingi bakal memberikan 10 juta rupiah bagi orang yang mau diajaknya batal puasa.
Baca Juga: Bikin Resah! YouTuber Ini Buat Konten Agar Orang Batalkan Puasa, Siap Bayar Rp 10 Juta
Hasanjr11 lumayan sering bikin ulah dengan konten-konten video YouTube-nya. Pernah juga ia membuat video prank memesan pizza yang mencapai nilai 1 juta rupiah via ojol kemudian membatalkannya. Si hasanjr11 ini nampaknya tak pernah kapok dengan tingkahnya di YouTube. Sempat juga lewat mulut sampahnya, ia mengejek-ejek sebuah band indie di Jogja dan menjadikannya konten di IG.
Kasus prank lainnya terjadi di Nusa Tenggara Barat. Aparat kepolisian setempat menciduk sekelompok pemuda yang membuat konten video prank virus corona. Dalam video tersebut, salah satu pelaku yang mengenakan masker diceritakan baru balik dari China dan menulari dua orang di dekatnya. Masyarakat sempat dibuat resah oleh kehadiran video yang sempat viral ini.
Baca Juga: Jadikan Virus Corona Sebagai Bahan Prank, Pria Ini Mewek karena Terancam Dipenjara
Nama Atta Halilintar tentu jangan sampai lewat dalam daftar ini. Kontroversi pernah dilakukannya dengan membuat video prank cewek matre. Akhirnya terungkap bahwa prank tersebut cuma setting-an.
Apa Sih Video Prank Itu? Dan Apa Benar Disukai Banyak Orang?
Dalam bahasa Indonesia, prank bermakna kelakar, olok-olok, seloroh, sendagurau, menipu/mengelabui seseorang.
Jadi, prank mungkin bisa diartikan sebagai candaan atau humor yang dilakukan dengan cara menipu atau membohongi orang lain. Konon, aktivitas prank ini bahkan memiliki harinya sendiri. Ya, betul. Tanggal 1 April alias April Mop.
Tapi serius. Apa sih yang lucu dari membohongi orang lain dengan prank, apalagi merekam kemudian membagikannya supaya ditonton banyak orang?
Ada yang bilang kalau lelucon, candaan, atau apapun itu yang dibuat dengan tujuan humor harus diterima dengan pikiran terbuka, open-minded.
Well, open-minded pala lu peyang!
Bukan tujuan dari prank itu yang harus dilihat, tapi dampaknya. Konten video prank cenderung laris sebagai tontonan bukan semata akibat bobot kualitasnya. Seringnya, si korban teraduk-aduk emosinya karena merasa cemas, gembira, atau bentuk-bentuk emosional lainnya, sedangkan di satu sisi, penonton diharapkan terhibur.
Singkatnya, kebanyakan penonton video prank justru tertawa menyaksikan situasi yang tengah dialami si korban. Mengerikan, karena ada perasaan bahagia di atas kebingungan atau penderitaan orang lain.
Baca Juga: Heboh Prank Melamar Wanita Tak Dikenal. Netizen: Harus Dinikahin Beneran!
Susahnya Menghadapi Orang Dungu yang Berbuat Kejahatan
Menilik kasus Ferdian, konten prank YouTube-nya sudah berpotensi menjurus ke arah kejahatan. Bisa dibilang, modusnya adalah membuat konten dengan rencana kejahatan, yakni menipu orang lain dan menyebabkan kerugian pada mereka.
Tapi puncak dari semuanya adalah pada dasarnya dirinya mungkin seorang dungu yang sadar atau tidak, telah berbuat kejahatan. Apa alasannya?
1. Ferdian, Tokoh yang Melindungi Kota dari Waria
Di awal video, ia menyatakan membuat video tersebut untuk melakukan survei ada atau tidaknya waria di lokasi. Menurutnya, kalau tidak ada waria (yang jadi korban prank-nya), berarti kota itu aman. Dari lagaknya, ia merasa jadi semacam tokoh keamanan yang melindungi kota dari waria. Justru kota itu yang harusnya diamankan dari orang-orang seperti dia.
2. Sempat Meminta Pihak YouTube Tidak Men-Take-Down Kontennya
Tanggal 24 April lalu, ia sempat meminta bantuan kepada pihak YouTube melalui akun Twitter-nya untuk mengembalikan video yang diunggahnya tersebut. Bukti bahwa dia tidak paham dengan apa yang diperbuatnya.
3. Meminta Maaf, Tapi Bohong
Ia sempat mengunggah story di Instagram dan meminta maaf ke masyarakat, tapi ternyata juga cuma prank. Apa yang akan kamu lakukan kalau menghadapi teman yang berkelakuan seperti ini?
4. Mau Menyerahkan Diri dengan Syarat
Ia mengatakan akan menyerahkan diri jika followersnya tembus 30.000. Di akunnya ia bahkan menantang warganet untuk follow dulu baru hujat. Luar biasa, kalau besok dia sudah ketangkap harus diusulkan hukuman tambahan untuk nge-follow 30.000 akun dikalikan jumlah viewers videonnya, pakai jari jempol kakinya!
Larangan YouTube Terkait Konten Prank
Sebenarnya pihak YouTube telah menerapkan kebijakan larangan bagi pengguna untuk merilis video prank dan tantangan berbahaya. Panduan penggunannya sudah diperbarui dan menegaskan jenis konten-konten prank yang melanggar ketentuan YouTube.
Inilah bunyi kebijakan resmi YouTube itu:
“Kami melarang seseorang berbuat sesuatu yang membuat orang merasa berada dalam bahaya, mengelabui orang untuk percaya bahwa mereka berada dalam bahaya yang nyata, meskipun tidak ada ancaman fisik. Tekanan emosional pada anak di bawah umur dan semua lelucon yang menyebabkan tekanan emosional pada anak-anak atau orang yang rentan lainnya. Hal ini meliputi kematian atau bunuh diri pura-pura; kekerasan palsu; berpura-pura bahwa orang tua atau pengasuh akan meninggalkan seorang anak; atau menampilkan orang tua atau pengasuh yang melecehkan dan mempermalukan seorang anak secara verbal.”
Hari-hari menegangkan di masa pandemi Covid-19 kian terasa semrawut akibat parade ketololan mulai dari penimbunan masker, sebagian masyarakat yang masih ndablek melanggar larangan kumpul-kumpul, hingga racauan-racauan sinting konspirasi elit global.
Video-video prank YouTube yang norak dan amoral semakin menambah runyam. Terlebih lagi kalau dilakukan orang-orang model Ferdian ini. Warga yang #dirumahaja butuh hiburan segar, syukur-syukur kalau berkualitas. Apa tak sebaiknya saja YouTuber-YouTuber yang meresahkan masyarakat itu ditangkapi lalu disuruh kerja jadi relawan Covid-19?