Tak Kuat Istri Hiperseks Minta Jatah 9 Kali Sehari, Pria di Tulungagung Pilih Cerai!
18 Agustus 2020 by Ari SetiantoIstri hiperseks menjadi salah satu latar belakang perceraian.
Belum lama muncul kasus perceraian dengan penyebab yang tak biasa, yaitu sang suami tak bisa memenuhi hasrat seksual istrinya sendiri untuk bercinta sembilan kali dalam sehari. Alasan itu menjadi salah satu pemicu kenapa sang suami mengajukan gugatan cerai.
Kabar ini pun viral dan mencuri banyak perhatian netizen. Sang suami adalah orang Tulungagung. Kini ia dan mantan istrinya telah secara sah bercerai.
Usia pernikahan belum genap satu tahun
Melansir Detik.com (16/08/2020), pengacara pasutri tersebut, Mohammad Hufron Efendi menjelaskan, pasangan itu usianya masih tergolong muda yakni di bawah 30 tahun. Usia pernikahan mereka juga belum genap satu tahun.
Selama menjalin rumah tangga, disebut jika sang istri selalu mendominasi dalam urusan ranjang. Bahkan ia kerap meminta jatah bercinta hingga sembilan kali dalam sehari.
Baca Juga: Geger Penemuan Mayat ABG Tanpa Kepala di Jakpus, Tinggalkan Surat Wasiat: I'm Fine, Thank You
"Kalau pasangan suami-istri baru, memang biasanya frekuensi memang masih tinggi. Istilahnya kalau orang Jawa itu 'jik kemaruk'. Nah, kalau frekuensi berlebihan, ini menjadi persoalan lain. Tapi waktu itu saya tidak mendetail menanyakan masalah seksualnya, lebih pada pertengkarannya. Hanya (hubungan seksual) itu saja latar belakangnya," jelas Hufron, Sabtu (15/8/2020).
Istri hiperseks memicu pertengkaran
Hufron menjelaskan bahwa istri hiperseks menjadi salah satu latar belakang perceraian. Sebab dari situ muncul pertengkaran di antara kedua pasutri tersebut. Gugatan itu terjadi pada akhir 2019. Sidang perceraian juga berjalan lancar. Majelis hakim Pengadilan Agama Tulungagung sudah memutus pasutri tersebut telah sah bercerai.
Baca Juga: Viral Wanita Buat Video Tutorial Cara Jadi Pelakor, Netizen Emosi: Shame On You!
"Jadi memang betul itu kasus yang saya tangani. Kalau dilihat dari latar belakangnya salah satu pemicunya itu istrinya hiperseksual. Kemudian dari situlah muncul pertengkaran. Nah, yang dijadikan materi perceraian adalah pertengkarannya, bukan hubungan seksualnya, karena itu sangat pribadi," kata Hufron.
Pandangan psikolog soal kabar perceraian ini
Psikolog asal Tulungagung, Ifada Nur Rohmania, memberikan pandangannya terkait kabar perceraian ini. Ia menjelaskan bahwa hubungan seksual yang tak terkontrol bisa menyebabkan seorang wanita disebut sebagai Nymphomania. Ada kemungkinan bahwa si wanita juga tidak menikmati hubungan seksualnya.
"Sangat dimungkinkan justru tidak menikmati hubungan seksual itu sendiri, karena bisa akibat depresi, masalah karier, percintaan yang gagal, dan sebagainya," terang Ifada.
Baca Juga: Gara-gara Tak Diberi Jatah Seks oleh Istri Hampir 2 Tahun, Pria Ini Putuskan Bunuh Diri
Menurut Ifada, hiperseksualitas bisa disebabkan bentuk pelarian. Misalnya bisa bersumber dari masalah atau oedipal yang tak teratasi.
"Kebutuhan untuk membuktikan derajat maskulinitas dan feminitas bahkan kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dengan hubungan intim," lanjutnya.
Lebih lanjut hiperseksualitas pada wanita bisa dipicu oleh berbagai hal. Bisa karena aktivitas masturbasi, menonton pornografi, melakukan seks berbayar hingga berhubungan dengan banyak pasangan.
"Nymphomania bisa dilakukan therapy seperti CBT (cognitive Behavioral Therapy), ACT (Acceptance and Commitment Therapy) serta intervensi medis obat-obatan," tutup Ifada.