Ingin kaya tapi tak mau kerja, gabung keraton Agung Sejagat adalah solusinya!

Keraton Agung Sejagat | regional.kompas.com

Bukti manusia Indonesia yang cenderung ingin kaya instan

"Uang bukan segalanya, tapi dengan memiliki uang setidaknya kita merasa aman". Begitulah sekiranya kutipan dari salah satu drama korea yang baru saya tonton. Menjadi kaya itu mudah, apalagi jika keluargamu punya harta yang sampai bingung bagaimana cara menghabiskannya. Atau minimal punya suami setara dengan Ardi Bakrie. Cukup leyeh-leyeh santai sambil makan es krim saja kayak Nia Ramadhani yang sering dijadikan standar kebahagiaan wanita Indonesia.

Tapi kalau tak punya itu semua, ya mau tak mau harus kerja. Perlu susah payah untuk menimbun harta. Tentunya melalui proses yang tak selalu mulus. Tak semua orang mau melalui proses tersebut. Kaya secara instan pun menjadi impian bagi kaum ini.

Kemunculan Keraton Agung Sejagat ini menjadi solusi mendapat kekayaan instan. Meski demikian, kerajaan baru ini diragukan masyarakat. Bagaimana tidak? Di negara yang sudah merdeka ini tiba-tiba saja muncul kerajaan yang berdiri di Purworejo, Jawa Tengah yang mendeklarasikan diri baru-baru ini. Antara lucu dan konyol. Pengikutnya pun tak main-main dan digadang-gadang mencapai 450 anggota.

Karena dinilai mencemaskan warga, akhirnya polisi mengusut secara cepat dan memeriksa Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso dan Fanni Aminadia. Benar saja, ternyata keduanya melakukan penipuan terhadap para anggotanya. Bagaimana pengikutnya nggak nangis-nangis ngehe?

1.

Kemunculan Keraton Agung Sejagat

Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat | news.detik.com

Negara Indonesia yang sering disebut sebagai negara berkembang ini dipenuhi dengan manusia yang tak kehabisan akal dan gemar mengkhayal. Seperti sebutannya, pemikiran para rakyatnya ini terlampau berkembang hingga kepikiran untuk mendirikan kerajaan. Ya. Kerajaan!! Hadeeeh.

Antara heran, ingin tertawa, konyol dan geli. Itulah yang ada dipikiran sebagian besar masyarakat Indonesia saat merespon kemunculan Keraton Agung Sejagat. Kerajaan yang berdiri di Purworejo pada Minggu (12/01/20) lalu itu mengklaim memiliki kekuasaan di seluruh penjuru dunia.

Baca Juga: Mengerikan! Inilah 5 Ritual Paling Ekstrem dan Sekte Mistis yang Ada di Dunia

Visi misi kerajaan tersebut pun tak main-main halunya, yaitu membawa bangsa dunia pada kemajuan. Tak hanya itu saja, Keraton Agung Sejagat juga mengklaim mendapat dukungan dari PBB karena memiliki visi mendamaikan seluruh bangsa. Halu? Tentu saja iya.

Layaknya sebuah kerajaan, Keraton Agung Sejagat tentunya memiliki raja dan ratu. Kerajaan ini dipimpin oleh Raja Toto Santoso Hadiningrat serta Sang Ratu Dyah Gitarja alias Fanni Aminadia. Saat mendeklarasikan berdirinya Keraton Agung Sejagat, Toto mengatakan jika kerajaannya tak sembarangan didirikan.

Menurutnya, berdirinya Keraton Agung Sejagat untuk meneruskan Kerajaan Majapahit yang sudah lama runtuh. Perjanjian yang dilakukan Dyah Ranawijaya dengan bangsa Portugis sebagai perwakilan dari orang barat pada tahun 1518 sudah berakhir pada tahun 2018 lalu. Sehingga dominasi kekuatan barat sudah berakhir dan harus dikembalikan ke penerus kerajaan Majapahit yaitu Keraton Agung Sejagat yang merupakan keturunan dari Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya.

2.

Pengikut capai 450 anggota

Keraton Agung Sejagat | jateng.sindonews.com

Kehaluan Sang Raja Toto dan Permaisuri Dyah Gitarja ini tentunya dipertanyakan masyarakat. Bahkan banyak warga yang menyebut klaim tersebut hanya kebohongan. Tapi tunggu dulu, meski dianggap halu, pengikut Keraton Agung Sejagat ini mencapai 450 anggota. Bukan main ya!

Kok bisaaaaa? Ya bisa. Guna-guna apa sih yang dipakai Pak Toto sampai-sampai pengikutnya membludak? Bukan guna-guna atau main dukun. Modus yang digunakan Pak Toto ini cukup simpel dengan mengiming-imingin uang dan jabatan. Siapa sih di dunia ini yang tak cinta uang dan jabatan?

Raja dan Ratu menjanjikan penghasilan yang fantastis bahkan diberikan dalam hitungan dollar lho. Siapa sih yang tak tergiur? terutama orang-orang yang ingin kaya secara instan sudah pasti yakin dengan apa yang dijanjikan sang raja sampai-sampai menghentikan logika.

Baca Juga: Geger Temuan Kuburan Janin di Halaman Kontrakan Raja Keraton Sejagat, Milik Siapa?

Namun menjadi anggota kerajaan ternyata tak se-instan itu dan tidak gratis. Berbagai persyaratan harus dipenuhi oleh calon anggota. Bayarannya pun tak murah. Semakin tinggi jabatan, akan semakin tinggi pula maharnya.

Untuk menjadi anggota biasa, calon anggota akan ditarik uang sebesar Rp.3 juta. Paling mahal untuk jabatan tinggi, anggota bisa ditarik hingga Rp. 110 juta. Yang lebih miris, para calon anggota ini sampai menggadaikan barang-barang bahkan menjual sawah demi bisa bergabung dengan Keraton Agung Sejagat.

3.

Lakukan penipuan

Raja Ratu Kerato Agung Sejagat | regional.kompas.com

Belum sampai satu minggu berdiri, Raja dan Ratu yang diagung-agungkan para pengikut Keraton Agung Sejagat ini langsung diciduk polisi karena meresahkan masyarakat. Setelah dibawa ke Polda Jateng pada hari Selasa (14/01/20) lalu, Pak Toto dan Bu Fanni ternyata melakukan penipuan kepada para anggotanya. Sang penguasa dunia itu tertunduk malu saat ditangkap polisi.

Fakta-fakta sosok Toto dan Fanni pun terkuak. Keduanya ternyata bukan pasangan suami istri. Mereka hanyalah pedagang angkringan dan pemilik salon. Wah bagaimana tidak kaget setengah mati 450 pengikut Keraton Agung Sejagat saat mendengar pernyataan polisi bahwa mereka semua kena tipu. Alih-alih mendapat ratusan dollar sebulan, uang yang sudah disetor juga sia-sia dan tak kembali.

Baca Juga: Belum Sempat Invasi Amerika, Raja Agung Sejagat Pernah Ngontrak Di Pinggir Rel!

Rasanya penipuan yang dilakukan dengan modus “Mama minta pulsa” bakal kehilangan harga diri saat melihat Toto mampu membuat 450 anggota mengirim uang ke rekeningnya. Lantas sebenarnya apa yang terjadi sampai para anggota mudah tergiur dengan iming-iming sang raja bahkan rela menyetor sejumlah uang?

4.

Janjikan uang dan jabatan

Toto dan Fanni | regional.kompas.com

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (17/01/20), Guru Besar Sosiologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Sunyoto Usman menyebut semua itu berangkat atas dasar motivasi penipuan semata.

“Iya penipuan dengan memanfaatkan ikatan emosional berbasis adat. (Korban) dijanjikan memperoleh keuntungan materi dengan manipulasi adat,” ujar Usman.

Usman menambahkan jika mayoritas para pengikut Keraton Agung Sejagat itu adalah orang yang tidak memiliki cukup pengetahuan sejarah. Ditambah kebanyakan pengikutnya adalah orang-orang dari lapisan menengah ke bawah yang secara ekonomi tergolong kurang.

Baca Juga: Ditetapkan Tersangka, Raja Keraton Agung Sejagat Ternyata Cuma Pedagang Angkringan

Bisa disimpulkan mengapa kerajaan abal-abal Keraton Agung Sejagat bisa sampai memiliki banyak pengikut adalah iming-iming uang dari Sang Raja dan Ratu. Saat butuh uang dan gila kekayaan, logika manusia seolah berhenti. Apapun akan dilakukan selama bisa mendapat kekayaan secara instan.

Masih mending kalau tertipu investasi bodong atau pakai pesugihan. Lha ini malah dengan pedenya gabung jadi anggota kerajaan abal-abal. Bahkan sangat percaya diri kala memakai seragam kerajaan dan mengikuti kirab keliling desa tanpa rasa ragu. Nggak masuk akal, tapi benar-benar terjadi.

Artikel Lainnya

Yaah anggap saja kemunculan Keraton Agung Sejagat ini sebagai bagian dari intermezzo dan hiburan kita semua yang muak dengan perang kaum kadrun dan pendukung Jokowi. Mari kita doakan saja ya korban tipu daya Pak Toto dan Bu Fanni bisa menjadikan pelajaran agar tidak tergiur kemudahan dalam mendapat uang. Mau kaya? Yuk kerja yuk!

Tags :