Miris! Ditandu 7 Km Akibat Jalan Rusak, Ibu Ini Harus Rela Bayinya Meninggal

Bayi meninggal dalam perjalanan | news.detik.com

Bayi meninggal dalam perjalanan ke puskesmas

Dikarenakan jalanan rusak, seorang ibu harus rela bayinya yang masih di dalam kandungan meninggal. Perempuan bernama Kenti, warga Desa Mekarjaya, Banten beberapa waktu lalu mengalami pendarahan di usia kandungannya yang masih enam bulan.

Saat akan dilarikan ke puskemas, keluarga Kenti mengalami kendala dikarenakan kondisi jalanan yang tidak bisa dilewati kendaraan. Akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa Kenti dengan memakai tandu menyusuri jalan sejauh 7 kilometer. Sayangnya bayi tersebut meninggal di tengah perjalanan, karena terlambat mendapat penanganan.

1.

Ditandu karena jalanan rusak

Ditandu dengan kursi dan kayu | news.detik.com

Pasangan Kenti dan Hendi harus menerima kepergian bayi mereka yang belum sempat terlahir ke dunia. Dilansir dari Detik.com, Dani Agustian, keponakan dari pasangan ini cerita bahwa bibinya, Kenti ditandu pada hari minggu (1/9) lalu.

Pada malam harinya, pukul 01.00 WIB, bibinya mengalami pendarahan saat hamil enam bulan. Esoknya keluarga memutuskan untuk membawa Kenti ke puskemas dengan menggunakan tandu yang dipikul oleh dua puluh lima orang.

“Korbannya bibi saya, anaknya yang meninggal masih enam bulan masih dalam kandungan,” kata Dani saat dihubungi oleh Detik.com.

Kenti dalam keadaan kesakitan ditandu dengan menggunakan kursi yang diapit dua kayu. Untuk sampai ke puskesmas, para penandu harus menempuh jarak sejauh 7 kilometer.

“Dari Nagarurif ke Panggarangan itu 15 sampai 17 kilometer. Tapi kalo ditandu sekitar tujuh kilometer,” imbuhnya.

Baca juga: Viral Foto Wanita Hamil 11 Bayi, Padahal Fakta Dibaliknya Sungguh Ngeri!

2.

Bayi meninggal di dalam kandungan

ilustrasi keguguran | zonasultra.com

Sesampainya di Kampung Gintung, Kenti dibawa ke Puskesmas Panggarangan dengan menggunakan mobil pick up milik warga. Dokter langsung memeriksa kondisi Kenti dan bayinya.

Dokter mengatakan bahwa bayi Kenti sudah tidak menunjukan tanda-tanda kehidupan. Dokter langsung membuat surat rujukan agar Kenti dibawa ke Puskemas Bayah untuk di USG.

“Di sana di USG, terus ya sudah meninggal,” kata Dani.

Setelah dipastikan bayi Kenti meninggal dunia, dokter kembali merujuk Kenti ke klinik di Pelabuhan Ratu Sukabumi untuk penanganan lebih lanjut.

“Dari situ dikeluarin, janin sudah meninggal,” ujar Dani.

Dani mengatakan, bayi bibinya itu meninggal dalam perjalanan ke Puskesmas Panggarangan. Mobil pick up yang digunakan untuk mengantar Kenti ke puskesmas melewati jalanan rusak sehingga membuat penanganan kembali terhambat.

“Mungkin kelamaan naik mobil losbak (red: pick up), jalan kurang bagus ngegojlok,” tutup Dani.

3.

Respon pemerintah

Ditandu sejauh 7 km | news.detik.com

Camat Desa Panggarangan, Aan Juanda merespon kejadian tersebut. Kampung tempat tinggal Kenti memang susah untuk diakses menggunakan mobil dikarenakan jalanan rusak. Sebelumnya pemerintah desa sudah memperbaiki jalan, hanya saja karena kekurangan dana membuat proyek berhenti.

“Dalam hal ini kita perlu memahami dulu kondisi anggaran yang ada di pemerintah, bukan pemerintah tidak mau dan tidak peduli, karena anggarannya yang tidak mencukupi,” kata Aan kepada Kompas.com.

Menurut Aan, ada jalan lain selain melalui Kampung Gintung, tapi jalannya lebih jauh dan juga rusak. Aan juga memberikan keterangan mengenai penanganan pihak puskesmas. Menurut Aan, pihak puskesmas sudah melakukan penanganan sesuai prosedur dan profesional.

“Fokus tenaga puskesmas yakni, selamatkan ibunya dengan membawa rujuakan ke Pelabuhan Ratu. Alhamdulilah, sang ibu selamat, tapi sang bayi meninggal di jalan," jelasnya.

Artikel Lainnya

Pemerintah diharapkan untuk segera memperbaiki jalan, agar mempermudah akses kesehatan dalam keadaan darurat. Diharapkan juga kejadian ini tidak terulang kembali ke depannya.

Tags :