Gara-gara Bir Berlabel Pink, Pria Ini Ngamuk Karena Merasa Dipaksa Jadi Perempuan
30 Juni 2019 by IdhamPria ini marah karena merasa dipaksa menjadi perempuan untuk beli bir berlabel pink
Setiap produsen makanan dan minuman biasanya akan selalu berusaha untuk menggunakan pelbagai cara dalam rangka memasarkan produk-produknya, dan biasanya, mereka akan memanfaatkan isu-isu kekinian untuk memperkuat daya tarik produknya di tengah masyarakat.
Strategi semacam itu diaplikasikan oleh BrewDog, produsen bir yang dari Skotlandia yang turut meramaikan isu kesetaraan gender yang saat ini sedang dimarakkan kembali di pelbagai penjuru dunia.
Pada bulan Maret 2018, dengan sengaja mengubah label berwarna biru dari salah satu produk andalannya, Punk IPA, menjadi warna merah muda. Selain itu, tulisan Punk IPA pun diplesetkan menjadi “Pink IPA”.
Baca juga: Lebih dari 80 ribu Kaleng Bir Jatuh di Jalanan, Warga Thailand Pesta Bir Gratis!
Perubahan temporer ini tentunya tidak dilancarkan tanpa tujuan. BrewDog memang sengaja mengubah label kemasan produknya untuk membuat produk tersebut lebih akrab dengan perempuan.
Selain sebagai strategi untuk memperluas pasarnya, mereka juga beranggapan bahwa perubahan tersebut merepresentasikan semangat kesetaraan gender. Berharap promosinya dapat tersebar luar, BrewDog bahkan memberikan diskon 20% selama beberapa minggu setelah produk ini dirilis.
Syaratnya, pembelinya harus berkelamin perempuan, dan dari syarat itulah terpicu sebuah masalah yang melibatkan konsumen setia Punk IPA.
Thomas Bower adalah seorang pria dari Wales yang senang mengonsumsi Punk IPA. Saat mendengar ada potongan harga, dia pun tergiur untuk membeli minuman kesukaannya dengan harga yang lebih murah.
Sayangnya, meskipun Pink IPA dan Punk IPA pada dasarnya adalah produk yang sama dan hanya berbeda labelnya, Bower tidak bisa membeli Pink IPA dengan potongan harga karena promosi produk itu menekankan bahwa pembelinya harus berkelamin perempuan.
Dia sempat ditawarkan produk Punk IPA biasa dengan harga normal, tapi dia tetap bersikeras untuk mendapatkan harga promo.
“Saya merasa dipaksa untuk mengidentifikasi diri saya sebagai perempuan untuk bisa mendapatkan minuman dengan harga yang lebih murah,” ujar Bower kepada Wales Online.
“Saya melayangkan protes kepada perusahaan (BrewDog) tentang ini dan mereka beranggapan bahwa promosi yang mereka gencarkan tidak diskriminatif karena perbedaan harga yang mereka tetapkan merupakan bagian dari kampanye untuk mengingatkan orang-orang mengenai perbedaan upah yang masih cukup lumrah antara pekerja laki-laki dan perempuan,” lanjut Bower.
- Taybeh Beer, Bir 'Made In Palestina' Untuk Yahudi dan Muslim, Warganet, Alhamdulillah Ada yang Halal!
- Niatnya Cari Istri di Acara Biro Jodoh, Pria Ini Malah Ketemu Sama Putrinya yang Hilang Bertahun-Tahun
- Supaya Lebih Sehat, Pria Ini Meminum Air Urinnya Sendiri Selama 3 Tahun. Katanya Rasanya Kayak Bir
Walaupun pihak perusahaan menolak tuntutan, tapi Bower ternyata berhasil menggiring tuntutannya sampai meja pengadilan. Uniknya lagi, hakim dan jaksa justru memihak kepada Bower yang bersikeras bahwa BrewDog telah melakukan diskriminasi gender.
Atas kemenangannya di pengadilan, Bower pun mendapatkan uang sebesar 1.000 Poundsterling (sekitar 18 juta rupiah) dari pihak BrewDog. Pihak pengadilan memenangkan Bower dengan memperhitungkan kronologi pembelian yang dilakukan oleh Bower.
Saat hendak membeli, Bower diberitahu bahwa dirinya harus memperkenalkan atau mengidentifikasikan dirinya sebagai perempuan untuk bisa mendapatkan minuman itu, dan dia menerimanya sebagai penghinaan yang menjadi latar belakang tuntutannya terhadap BrewDog.
Uang yang didapatkan dari tuntutannya pun Bower sumbangkan kepada Young’s Women Trust, sebuah lembaga yang tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan perekonomian perempuan.