Dua Pria Tewas Diamuk Massa di Kampus Unimed, Ayah Korban: "Anakku Bukan Maling!"
22 Februari 2019 by Ririh DirjaAkibat main hakim sendiri nyawa seseorang melayang.
Dua orang pria tewas akibat dikeroyok massa di sebuah kampus di Medan. Peristiwa ini terjadi pada hari Selasa sore tanggal 19 Februari 2019 di Kampus Unimed, Jalan Selamat Ketaren/Pasar V Timur, Desa Medan Estate.
Korban bernama Joni Pernando Silalahi (30) dan Stefan Sihombing (21) yang tewas dikeroyok karena diduga melakukan pencurian. Video pengeroyokan tersebut juga menjadi viral di sosial media. Pasalnya, satpam kampus pun juga ikut beramai-ramai mengeroyok 2 pemuda tersebut.
Dalam video terlihat massa yang juga menendang pelaku, ada juga seorang perempuan yang berusaha melerai dan melarang. Tapi tetap saja kejadian tersebut malah menjadi tontonan orang-orang di sekitarnya.
Dua pemuda tersebut dituduh maling helm
Pengeroyokan tersebut terjadi karena dua pria itu dicurigai sebagai pencuri helm. Kakak sepupu korban berinisal FS membagikan video tersebut ke sosial media dan meminta siapa pun yang terlibat dalam aksi pengeroyokan untuk menghubungi dirinya.
"Sepupu saya Stefanus Sihombing bersama temannya Silalahi dituduh maling sepeda motor. Padahal sepeda motor itu milik sendiri. Karena tidak membawa STNK," tulis FS di akun Instagram miliknya, Rabu (20/2/2019).
"Kejadian terjadi sekitar pukul 18.00 WIB di salah satu universitas di Medan. Mereka dianiaya hingga meninggal dan sekarang sedang menjalani otopsi. Kami telah membuat laporanke Polsek Percut Sei Tuan," sambungnya.
Nyawa korban tidak tertolong walau sudah dilarikan ke rumah sakit
Setelah insiden pengeroyokan tersebut, korban langsung di larikan ke RS Haji. Petugas Reskrim Polsek Percut Sei Tuan yang mendapatkan informasi itu pun langsung menuju ke lokasi kejadian.
Tapi sayangnya nyawa korban sudah tidak bisa diselamatkan. Korban mengalami luka yang cukup parah disekujur tubuhnya. Selanjutnya kedua jasad korban pengeroyokan tersebut langsung dievakuasi polisi ke RS Bhayangkara Medan untuk kepentingan otopsi.
Menurut keterangan Kompol Faidil Zikri, kedua pria yang tewas karena dikeroyok tersebut adalah warga Jalan Tangkul I Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung. Ia juga mengatakan polisi akan mengambil keterangan korban yang kehilangan helm.
"Untuk kedua korban, M Arif Gunawan Siregar dan Riana Pratiwi sudah dimintai keterangannya," ujarnya.
Ayah korban sangat terpukul atas peristiwa yang menimpa anaknya
Dilansir dari Tribunnews.com, saat ditemui di rumah duka ayah dari Stefan Sihombing, Poltak Sihombing (62) mengaku sangat bersedih dan terpukul atas peristiwa ini. Ia sampai meneteskan air mata saat dimintai keterangan. Ia merasa sangat kecewa dengan pelaku pengeroyokan itu dan sempat merasa sangat kesal. Batinnya pun ikut bergejolak.
"Kecewa aku, kecewa. Kalau bisa kembali, Allah," ujarnya saat ditemui di rumah duka, Kamis tanggal 21 Februari 2019.
"Anak ku bukan maling, saat itu ia pergi sama tamannya. Kayak bukan manusia mereka buat anakku itu sama temannya," sambungnya.
Poltak juga mengatakan anaknya ke Kampus Unimed bukan untuk mencuri, melainkan untuk berenang dan bertemu temannya. Karena diketahui bahwa Kampus Unimed memang memiliki kolam renang yang terbuka untuk umum.
"Mereka kan mau berenang dan ketemuan sama kawan wanitanya," ceritanya.
Insiden pengeroyokan tersebut tentunya sangat tidak manusiawi. Indonesia adalah negara hukum, dan setiap peristiwa harus diselesaikan secara hukum bukan dengan main hakim sendiri dan mengeroyok orang yang belum tentu bersalah juga.
Apalagi peristiwa ini terjadi di universitas, yang seharusnya adalah tempat mengenyam pendidikan. Harusnya satpam bisa mengamankan dan dibawa ke pihak berwajib, bukan malah ikut memukuli korban.
Semoga keluarga korban diberi kesabaran atas kejadian ini dan polisi bisa segera memberikan sanksi terhadap pelaku pengeroyokan.