Diduga Korban Salah Tangkap, Pria di Makassar Dianiaya Polisi hingga Alat Kelaminnya Disetrum

Salman menjadi korban salah tangkap kasus pencurian HP
Salman menjadi korban salah tangkap kasus pencurian HP | www.instagram.com

Diminta mengakui terlibat pencurian ponsel

Seorang pria di Makassar mengaku menjadi korban salah tangkap yang dilakukan petugas kepolisian Makassar. Pria bernama Salman tersebut tiba-tiba dibawa ke Mapolsek Rappocini. Sebelum sampai di polsek, ia dianiaya di sepanjang jalan. Penganiayaan itu berlanjut saat sampai di kantor polisi. Akibat penganiyaan itu, Salman sampai dirawat di rumah sakit.

1.

Dituduh mencuri ponsel

Salman menjadi korban salah tangkap kasus pencurian HP
Korban penganiayaan petugas polisi | makassar.sindonews.com

Dilansir dari Detik.com, Jumat (29/11/19), Salman (21), pemuda yang tinggal di area Pasar Kalimbu, Makassar, Sulsel, diduga menjadi korban salah tangkap enam orang anggota polisi di Makassar. Salman juga mengaku dianiaya polisi hingga mengalami pendarahan di bagian vitalnya.

Peristiwa penangkapan Salman itu sudah terjadi pada bulan lalu tepatnya tanggal 13 Oktober pukul 23.00 WITA. Salman dijemput polisi saat berada di rumahnya di sekitar Pasar Kalimbu, Jalan Veteran Utara, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Baca juga: Lamarannya Ditolak Anak Pak Lurah, Pria Ini Emosi Lalu Bakar Mobil Orangtua Gebetan

Petugas kepolisian mengatakan jika nama Salman disebut seorang pria pelaku begal dan pencurian ponsel. Salman mengaku mengenal pria tersebut, namun ia tak pernah ikut mencuri.

"Saya dituduh mencuri HP (handphone), padahal itu saya tidak melakukan," ujar Salman, Jumat (29/11/2019).

2.

Dianiaya petugas polisi

Salman menjadi korban salah tangkap kasus pencurian HP
Salman masih terbaring lemah di kasurnya | news.detik.com

Saat diminta mengakui mencuri ponsel, Salman tak mau mengaku. Salman pun dibawa ke mobil polisi dengan mata ditutup lakban. Saat perjalanan ke Mapolsek Rappocini, Salman merasa terus didesak polisi untuk mengaku. Ia juga menerima siksaan sepanjang perjalanan ke kantor polisi. Akibatnya, Salman harus mengalami pendarahan di alat vitalnya.

"Saya diseret, ditarik rambutku, distrongma (disetrum), sama diinfuska, distrongmi (disetrum kemaluan saya), ditendang dadaku, sudah itu pingsanma," ujar Salman saat ditemui wartawan di rumahnya, Jumat (29/11/2019).

Baca juga: Sakit Hati Diejek Hitam, Pria Ini Habisi Driver Ojol Wanita hingga Kepalanya Pecah!

Sebelumnya, Salman pernah mendekam di penjara namun bukan karena kasus pencurian. Salman dipenjara karena kasus kekerasan dalam rumah tangga.

“Pernah memang dulu saya jalani (ditahan), di Polsek Bontoala, gara-gara saya pukul istriku. Gara-gara dia istriku gugurkan anakku (kandungan),” ungkapnya dilansir dari Idntimes.com.

3.

Sempat dirawat di rumah sakit

Salman menjadi korban salah tangkap kasus pencurian HP
Ibunda Salman, Asma Usman Kadir | sulsel.idntimes.com

Sang ibunda, Asma Usman Kadir (57) bingung saat mendapati kondisi anaknya dalam keadaan tak berdaya. Padahal sebelum ditangkap, kondisi Salman dalam keadaan sehat. Asma awalnya sempat bingung saat Salman bisa sampai dituduh kasus pencurian ponsel.

Baca juga: Berniat Menginap, Pemuda Ini Malah Perkosa Istri Teman Sendiri

“Saya bilang dari mana ini anak kenapa bisa begini, kita kalang kabut cari ini anak. Surat penangkapan tidak ada, pemberitahuan orangtua tidak ada. Polisi alasannya pencurian handphone, tiga bulan yang lalu katanya. Nah saya heran kenapa bukan (petugas Polsek Bontoala),” ungkap Asma.

Setelah dibebaskan, Salman langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Selama 15 hari dirawat di rumah sakit, Asma harus mengeluarkan biaya mandiri. Asma harus mengeluarkan biaya Rp3.800.000 untuk empat hari perawatan sebelum akhirnya mengurus BPJS. Asma sendiri sangat menyesalkan perlakuan polisi terhadap anaknya.

Artikel Lainnya

Asma telah melaporkan penganiayaan yang dilakukan petugas polisi ke Propam Polrestabes Makassar. Sementara itu, Kapolsek Rappocini Kompol Edhy Supriyadi, mengatakan jika Salman memang terlibat kasus pencurian ponsel.

Tags :