Dianggap Cabul, Iklan 'Alkitab' di Media Sosial Diblokir
01 Oktober 2019 by Muchamad Dikdik R. AripiantoIklan 'Alkitab' diblokir medsos
Iklan buku The Vagina Bibel yang tersebar di medsos diblokir oleh Facebook, Twitter, dan Instagram. Tindakan itu dilakukan untuk meredam penggunaan kata "vagina" yang dianggap jorok. Promosi buku tetap diperbolehkan asal penerbit dan pihak lainnya mengganti kata "vagina" dengan istilah lain yang dianggap lebih sopan.
"Kami tidak mengambil tindakan apa pun terhadap cuitan berbayar dari akun tersebut terkait acuan ke alat kelamin, karena hal itu diperbolehkan menurut aturan kami. Pemblokiran terhadap unggahan status disebabkan oleh gabungan dari faktor kesalahan manusia dan pelanggaran (ketentuan), termasuk penggunaan kata jorok dan promosi produk untuk dewasa," ujar juru bicara Twitter, dikutip BBC.
Penerbit Kensington Books asal AS yang menerbitkan buku ini mengatakan cuitan berbayar mereka disebut Twitter sebagai mempromosikan produk dan layanan jasa seks untuk dewasa dan penggunaan bahasa yang tidak pantas.
Menurut penerbit Kensington, salah satu iklan yang ditolak Facebook berbunyi: "Dr. Jen Gunter diwawancara oleh Teen Vogue untuk menjawab pertanyaan tentang kesehatan vagina".
Iklan itu kemudian diedit menjadi "segala hal yang perlu kamu ketahui tentang kesehatan vagina" dan kembali mengalami penolakan. Namun, ketiga kata "vagina" dihilangkan, barulah disetujui.
Baca juga: Jepang Berhasil Bikin Alat Anti Pelecehan Seksual Hanya dari Tinta
Kebijakan yang dilakukan oleh beberapa platform media sosial itu memancing kritik netizen. Tak lama dari kejadian itu, penulis buku The Vagina Bibel, Jennifer Gunter, lewat akun Twitter-nya mengatakan bahwa vagina bukanlah kata-kata 'jorok', istilah itu hanya penyebutan anatomis tubuh perempuan. Cuitan tersebut kemudian dibagikan ribuan kali oleh para pengguna lainnya.
Kepada BBC ia menyampaikan keheranannya, bahwa bagaimana mungkin tidak menyebutkan kata "vagina" pada sebuah buku yang memang menjelaskan tentang kesehatan vagina. Menurutnya, pelarangan promosi yang menggunakan kata "vagina" adalah tindakan yang konyol.
"Setiap kata yang ada dalam kamus medis harus bisa digunakan di mana saja. Itu adalah istilah anatomi yang sah. Ketika kita tak bisa menyebutkan satu kata, akibatnya memalukan. Itu adalah sisa-sisa patriarki dan saya muak dengannya," katanya.
Baca juga: Ratu Kecantikan Ini Dikabarkan Jadi Korban Perkosaan Mantan Presiden Gambia
Dalam kasus ini, pelarangan penggunaan kata "vagina" dengan alasan sebagai kata yang jorok dapat dinilai sebagai sebuah penghinaan. Sebab dengan begitu sama saja menyamakan anatomi perempuan dengan pornografi dan memperkuat tabu sosial terhadap tubuh perempuan.
Buku The Bibel Vagina sendiri merupakan buku yang membongkar stigma buruk terhadap vagina dan vulva dengan cara melakukan pendidikan publik. Buku itu dimaksudkan untuk mendidik perempuan atau menjawab beragam pertanyaan penting dari masyarakat tentang kesehatan vagina.
Buku ini berniat untuk memisahkan antara fakta dan mitos seputar vagina. Dunia informasi yang masif dewasa ini memang bisa membantu dan memperkaya wawasan perempuan untuk memahami kesehatan alat vitalnya.
Baca juga: Kisah Sekolah di India yang Biarkan Muridnya Bayar Uang Sekolah dengan Sampah
Namun di sisi lain beragam informasi itu pun bisa malah membuat masyarakat menjadi bingung. Apalagi informasi-informasi yang berkembang bisa saja tidak didasarkan pada penelitian medis.
Buku ini ditulis oleh Jenifer Gunter, ia dokter spesialis kebidanan dan kandungan dengan pengalaman hampir tiga dekade sebagai ahli penyakit vulva dan vagina. Dikenal sebagai ginekolog Grey Lady, dia menulis dua kolom reguler untuk The New York Times dan beberapa media lainnya. Dengan begitu, rasanya ragu jika mengatakan bahwa The Vagina Bibel adalah buku yang hanya mempromosikan pornografi atau kecabulan.
"Vagina adalah kata-kata ilmiah, bukan kata-kata jorok. Pisahkan antara fakta dan fiksi!" cuit seorang pengguna.