Buat Komentar Bernada Bela Pemerkosa, Netizen Ini Dibully Habis-habisan!
08 Juli 2020 by Ike Dewi
Apapun alasannya, memperkosa tidak bisa dibenarkan!
Maraknya kasus pemerkosaan yang dilakukan ayah terhadap anak membuat sejumlah netizen geram. Beberapa orang menganggap kasus seperti ini benar-benar harus diusut sampai tuntas, tidak ada ampun bagi para pemerkosa apapun alasannya. Apalagi jika pelaku adalah ayah sendiri, tindakan tersebut bisa dikatakan sudah melewati batas.
Kemarahan terhadap para pemerkosa alias rapist sangat wajar terjadi, pasalnya mereka telah menghancurkan masa depan dan harga diri korban. Namun ternyata ada juga warganet yang menyampaikan argumennya mengenai kasus pemerkosaan, yang mana cenderung dianggap menyalahkan korban alih-alih pelaku.
Baca Juga : Miris! Ayah Perkosa Anak Tiri Sejak Seminggu Menikah dengan Istrinya
Cuitan akun twitter @sitsnoe memperlihatkan beberapa tangkapan layar dari akun @mnadielmadani7 alias Cak Nadi yang menganggap kasus pemerkosaan ayah terhadap anak bisa terjadi sebab ibunya sibuk bekerja dan tidak ada di rumah. Dengan kata lain, sang istri adalah yang paling bersalah dalam kasus ini.
Kalau istri bekerja, lalu hanya ada anak & sang bapak di rumah. Akan diwajari apabila bapak memperkosa sang anak karena pelampiasan hawa nafsunya sedang tidak ada. Hal ini adalah kesalahan sang istri yang memilih bekerja & tidak melayani suami 24/7”(Cak Nadi, rapist apologist), tulis akun @sitsnoe
Berawal dari beberapa kasus yang sering terjadi belakangan ini, di mana sejumlah ayah melampiaskan hawa nafsunya pada anak sendiri lantaran istri sedang tak di rumah, argumen Cak Nadi menjadi viral di media sosial twitter karena dianggap membela para pemerkosa.
Baca Juga : Sedih! 13 Tahun Diperkosa Ayah Tiap Malam Jumat, Korban: Saya Pengen Dia Ditangkap!
Di sisi lain, akun twitter milik Cak Nadi memang sempat membagikan thread mengenai penyebab maraknya kasus kekerasan seksual di masyarakat. Ia menuliskan kajiannya berfokus pada perspektif pelaku, bukan hanya korbannya saja.
Berdasarkan beberapa sumber yang ia baca, Cak Nadi kemudian menuliskan bahwa penyebab pelecehan seksual adalah karena adanya kesempatan, faktor biologis laki-laki yang nafsunya besar, faktor penampilan perempuan, faktor media dan tekonologi serta tidak adanya pengawasan orang tua.
Dalam hal ini, Cak Nadi menganggap agama adalah solusi yang pas untuk meminimalisir dan mencegah terjadinya kekerasan seksual sejak dini. Ia bahkan menyatakan poligami bisa menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir kasus pemerkosaan, sebab menurutnya laki-laki cenderung hypersex.
Maka, yang lebih tepat, istri tdk bekerja di luar rumah, tapi bertugas di rumah menjaga anak-anaknya. Kalau emang bisa dan memungkinkan. Pun, jika ingin, istri bisa minta bayaran kepada suaminya tuk tugas semacam itu, tulisnya.
Unggahan akun twitter @sitsnoe yang membagikan tangkapan layar dari argumen Cak Nadi pun ramai digeruduk oleh warganet twitter. Cuitan tersebut kini telah diretweet sebanyak 7 ribu kali lebih dengan 18 ribu kali lebih disukai.
Beberapa orang juga melontarkan komentarnya terkait unggahan Cak Nadi tersebut, kebanyakan dari mereka tidak sependapat pada argumen yang disampaikan akun twitter Cak Nadi.
Baca Juga : Senjata Makan Tuan! Ketahuan Habis Perkosa Dua Anak Tiri, Pria ini Diamuk Warga
“kalau istri bekerja, lalu hanya ada anak & sang Bapak di rumah. akan diwajari apabila Bapak memperkosa sang anak karena pelampiasan hawa nafsunya sedang tidak ada. hal ini adalah kesalahan sang istri yg memilih bekerja & tidak melayani suami 24/7.”
— Nu (@sitsnoe) July 3, 2020
—Cak Nadi, rapist apologist. pic.twitter.com/nFyysjmms2
Buat semua rapist dan pembela rapist, inget hal ini ya: Pemerkosaan atau pelecehan seksual tidak akan pernah terjadi dalam kondisi apapun, dgn korban yang menggunakan pakaian seperti apapun, kalo pelaku tidak punya pikiran dan niat jahat, tulis akun @lylylyly444
Orang kayak gitu pasti bakal tetep mikirnya pihak yang diperkosa yang salah karena “memancing” duh, padahal jelaas banget ada ayatnya juga buat jaga pandangan, timpal akun @titraxsi
