Tetap Meriah! Begini Tradisi Ramadan di Negara-negara Mayoritas Non-Muslim
10 Mei 2020 by Mabruri Pudyas SalimTidak kalah meriah dengan tradisi Ramadan di Indonesia
Di negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, bulan Ramadan di Indonesia tampak begitu meriah. Masijid-masijd begitu ramai dengan kegiatan peribadatan dibadingkan saat di luar Ramadan.
Tidak hanya soal peribadatan, banyak orang mulai meluangkan waktunya untuk berkumpul kembali dengan teman lama atau keluarga untuk berbuka bersama.
Acara buka berbuka bersama juga mendorong penjaja takjil bermunculan. Keberadaan penjaja takjil yang hanya muncul di bulan Ramadan ini juga cukup menarik, karena sebagian meraka menjual jajanan yang tidak bisa dijumpai di bulan lain.
Semua itu menunjukkan betapa meriahnya Ramadan di Indonesia, sebagai negara dengan penududk mayoritas Muslim. Lalu bagaimana dengan Ramadan di negara, di mana muslim adalah minoritas? Berikut tradisi Ramadan di negara dengan penduduk mayoritas non-Muslim.
Inggris
Tidak banyaki orang Islam yang tinggal di negara Ratu Elizabeth ini. Maka tidak banyak pula yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Kendati demikian seluruh penduduknya sangat menghormati orang yang menjalankan ibadah puasa.
Bisa dibilang, mereka yang tidak menjalankan ibadah ini juga menyambut baik datangnya bulan Ramadan.
Baca juga: Ngubek Situ, Tradisi Unik dan Seru Warga Bogor Sambut Datangnya Ramadhan
Ramadan di Inggris ditandai dengan banyaknya kafe dan restoran khas Timur Tengah yang memasang lampion. Selain itu, banyak restoran akan buka sampai tengah malam.
Hal itu mereka lakukan agar umat Islam yang menjalankan ibadah puasa mudah untuk mendapatkan makanan untuk berbuka dan sahur.
Italia
Sulit untuk membanyangkan jika Ramadan akan meriah di Italia. Apalagi jika mengingat mayortas penduduk di sana adalah pemeluk Katolik. Kendati demikian, masjid-masjid di Italia menjadi lebih sibuk ketika Ramadan datang.
Misalnya Masjid Pusat di kota Roma. Menjelang berbuka puasa, perempuan muslimah di kota ini akan berbodong-bondong datang ke masjid tersebut untuk mengantarkan sajian berbuka puasa.
Baca Juga: Main Petasan Jelang Berbuka, Bocah Ini Harus Rela Kehilangan 5 Jari Tangannya
Sementara itu, menjelang waktu berbuka, di halaman masjid akan terdapat bazaar, yang menjual berbagai macam kebutuhan, dengan harga yang lebih terjangkau.
Irlandia
Perlu diketahui jika Irlandia merupakan salah satu negara yang memiliki waktu berpuasa terpanjang, yakni 20 jam. Kamu hanya memilik jeda 4 jam saja antara waktu berbuka dan sahur.
Kegiatan Ramadan di Irlandia berpusat di Islamic Center di daerah Clonskeagh. Di sana umat Islam berkumpul untuk berbuka bersama dan melakukan ibadah lainnya, seperti membaca Al-Quran dan salat tarawih.
Belanda
Di Belanda, setiap bulan Ramadan tiba akan ada bazaar di kota Amsterdam. Meski awalnya keberadaan bazaar ini ilegal, namun sejak tahun 2005 keberadaan bazaar ini mulai dilegalkan.
Baca Juga: Bulan Ramadan Katanya Hantu Dibelenggu, Pria Ini Malah Bertemu Setan Celana Jins
Bahkan bazaar ini menjadi tradisi Ramadan di Belanda. Selain menyediakan barang-barang khas Timur Tengah, kamu juga bisa menemukan banyak makanan khas Indonesia juga lho.
Republik Ceko
Mirip seperti Irlandia, Republik Ceko merupakan negara dengan waktu berpuasa yang panjang, yakni 19 jam. Kegiatan peribadatan di bulan Ramadan berpusat di Islamic Center. Uniknya lagi, ketika masuk pertengahan bulan Ramadan, banyak orang akan menginap di masjid untuk beritikaf sampai Ramadan berakhir.
Selain itu, banyak restoran khas Timur Tengah di sini akan buka sampai larut malam untuk menyediakan santapan untuk berbuka dan sahur bagi mereka yang berpuasa.
Swiss
Setiap Ramadan tiba, di Swiss akan ada banyak restoran halal yang buka. Bahkan mereka akan banyak memberikan diskon di bulan Ramadan.
Baca Juga: Sudah Susah Cari Rezeki akibat Corona, Sweeping Warung di Bulan Ramadan Viral!
Jerman
Meski bukan merupakan penduduk mayoritas, namun sudah cukup banyak muslim yang tinggal di Jerman. Maka tidak mengherankan jika akan ada banyak toko yang buka hingga larut malam. Bahkan jalan-jalan di Jerman tampak lebih ramai di malam hari daripada siang hari.
Bagaimana menurutmu dengan tradisi Ramadan di negara-negara yang yang berpenduduk mayoritas non-Muslim? Berminat mencoba berpuasa di sana?