7 Tradisi Ramadan di Berbagai Belahan Dunia yang Tidak Ada di Indonesia
23 April 2021 by Mabruri Pudyas SalimBeda tradisi Ramadhan, tapi soal ibadah masih sama
Di bulan Ramadan semua umat Islam di seluruh dunia diwajibkan untuk melakukan ibadah puasa, yakni dengan tidak makan dan minum dari terbitnya matahari sampai tenggelam. Selain iberpuasa, umat Islam juga melakukan ibadah lainnya, seperti salat tarawih. Yang jelas tidak akan ada perbedaan yang terlalu signifikan dalam hal ibadah di bulam Ramadhan bagi umat Islam di seluruh dunia.
Kendati demikian, pasti Muslim di seluruh dunia memiliki tradisi yang berbeda-beda di bulan Ramadhan. Di Indonesia, segala hal tampaknya telah dikondiikan untuk mendukung kehusyukan dalam berpuasa.
Misalnya, setiap bulan Ramadhan tayangan televisi dipenuhi dengan tema-teman Islami. Sejumlah perusahaan mengurangi jam kerjanya di bulan puasa. Lalu bagaimana dengan tradisi Ramadhan di belahan dunia lain?
Qarqia’an
Qarqia’an adalah sebuah tradisi di Kuwait yang berlangsung di bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan, anak-anak mulai berkeliling mengunjungi rumah tetangga, dengan mengenakan pakaian tradisional. Mirip seperti pesta Halloween, mereka akan menerima permen atau coklat dari tuan rumah.
Penghuni rumah biasanya telah memperkirakan banyaknya kunjungan yang akan mereka dapatkan, sehingga mereka telah menyiapkan puluhan kilogram permen untuk tradisi ini.
Tradisi semacam ini sebenarnya juga di dipraktikkan di seluruh Teluk Arab, hanya saja nama dan waktu pelaksanaannya berbeda. Di Uni Emirat Arab misalnya, tradisi semacam ini disebut Haq Laila dan dirayakan dua pekan menjelang Ramadhan.
Baca juga: Unik, Begini Serunya Menjalankan Ibadah Puasa di Jepang
Meriam Yellow Bastion
Orang Indonesia menyebut segala macam kegiatan untk menunggu waktu berbuka dengan ngabuburit. Dan ternyata, kegiatan ngabuburit ini juga ada di Sarajevo, Boznia-Herzegovina. Bedanya, ngabuburit di sana dilakukan dengan melihat tembakan meriam.
Tradisi ini bahkan sudah dimulai berabad-abad lalu. Bahkan orang-orang rela untuk berjalan kaki sampai ke titik kumpul untuk mendengar dentuman meriam tersebut. Mereka berkumpul di Yellow Bastion, bangunan pertahanan pada masa pemerintahan Kesultanan Ottoman pada abad ke-18.
Dan ternyata, tidak hanya Muslim saja yang menikmati tradisi tersebut, banyak juga non-Muslim yang turut berkumpul untuk menikmati dentuman meriam di Yellow Bastion.
Kunafa
Setiap Ramadhan tiba, pasti akan ada banyak penjaja makanan yang hanya ada di bulan puasa saja, yang membuatnya menjadi makanan khas Ramadhan. Di Palestina, juga ada makanan khas yang sangat identik dengan Ramadhan. Makanan itu disebut kunafa.
Kunafa terbuat dari adonan tepung semolina dicampur dengan keju panas. Setelah adonan tersebut matang, mereka akan memakannya dengan menambahkan sirop manis di atasnya. Tidak hanya untuk berbuka, makanan ini juga cocok untuk makan sahur.
Meski sebenarnya orang Palestina bisa memakan kunafa sepanjang tahun, namun makanan ini memang sangat identik dengan bulan puasa.
Fanous
Fanous merupakan istilah yang digunakan oleh orang Mesir untuk menyebut lampu lentera dengan warna cerah. Lampu itu dinilai sangat identik dengan Ramadhan. Bahkan Masyarakat Mesir percaya jika akan nilai spiritualnya.
Pada malam hari Fanous akan membuat kota Kairo tampak begitu indah pada malam hari akibat cahaya warna-warni yang dihasilkannya. Selain itu, di sana juga akan ada banyak stan makanan dan berbagai macam hiburan yang menyertai Fanous.
Mesaharaty
Sahur menjadi bagian penting dalam ibadah puasa. Maka tidak mengherankan jika membangunkan sahur menjadi tradisi yang penting, bahkan setiap negara memiliki caranya sendiri untuk membangunkan orang-orang untuk sahur.
Di Yordania dan Turki, tradisi membangunkan sahur dilakukan oleh Mesaharaty. Sebagai Mesaharaty, tugas mereka adalah berjalan berkeliling sambil berseru agar orang-orang bangun untuk sahur.
Mirip seperti tradisi membangunkan sahur di beberapa tempat di Indonesia, Mesaharaty juga membawa drum untuk dipukul ketika berkeliling. Uniknya lagi, ketika sampai di depan suatu rumah, dia juga meneriakkan nama keluarganya.
Mheibes
Meski Ramadhan identik dengan ibadah, tapi tetap saja kita tidak boleh lupa untuk bahagia. Di Irak ada semacam permainan yang begitu identik dengan Ramadan, yaitu Mheibes.
Permainan itu biasa mereka lakukan setelah berbuka puasa. Setiap kelompok terdiri atas 40 hingga 250 pemain. Inti dari permainan ini adalah menebak siapa yang menyembunyikan cincin di antara anggota kelompok.
Chaand Raat
Chaand Raat merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh banyak perempuan di India, Pakistan, dan Bangladesh. Pada malam terakhir bulan Ramadhan, para perempuan mengecat tangan dan kaki mereka dengan menggunakan henna.
Untuk menjaga tradisi ini pemilik kios henna, akan mengias kios mereka dan membukanya hingga pagi hari. selain mengecat tangan dan kaki dengan henna, para perempuan juga membagikan dan bertukar makanan manis.
Seperti yang sudah disampaikan, setiap tempat dan negara memang memiliki tradisinya masing-masing saat masuk bulan Ramadhan. Meski begitu, dalam hal ibadah mereka akan melakukan dengan cara yang sama.