Waspada! Beredar Pesan Hoax Resep Obat COVID-19 untuk Isolasi Mandiri, Jangan Gampang Percaya!
05 Juli 2021 by Fachrizal HutabaratBeredar Pesan Hoax Resep Obat COVID-19 untuk Isolasi Mandiri, Jangan Gampang Percaya!
Waspada! di tengah lonjakan kasus COVID-19 yang sedang marak, telah beredar sejumlah resep yang diklaim sebagai obat COVID-19 untuk isolasi mandiri lewat pesan di Whatsapp. Menanggapi kasus ini, pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta untuk jangan gampang percaya terkait pesan tersebut, pasalnya beragam resep obat tersebut merupakan medikasi yang sifatnya tambahan, bukan wajib.
Beberapa resep obat tersebut diantaranya adalah:
- Azithromycin 500 mg:
- Favipiravir (Avugan-Indofarma) 600 mg
- Fluimucil Eff 600 mg
- Dexamethasone 0,5
- Paracetamol 500 mg
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoeban memberikan penjelasan mengenai resep obat yang beredar untuk pasien COVID-19. Menurutnya, obat antibiotik Azithromycin digunakan jika ada infeksi tambahan, seperti infeksi bakteri dan SARS-CoV-2.
"Jadi jawabannya boleh diberikan, tapi tidak harus diberikan. Harus diberikan kalau ada infeksi bakteri tambahan," ungkapnya seperti yang dikutip dari kontan.co.id pada Jumat (2/7).
Untuk obat antivirus Avigan, Zubairi menyebut bisa digunakan pasien COVID-19 selama menjalani isolasi mandiri, tetapi tidak wajib. Sama halnya dengan obat antioksidan Fluimucil Eff yang boleh digunakan pasien COVID-19, namun bukanlah sebuah keharusan. Menurutnya, obat Fluimucil Eff sama sekali tidak bekerja untuk membunuh virus pada pasien COVID-19.
"Kalau obat Dexamethasone, ini memang bisa menolong kalau pasien COVID-19 memerlukan oksigen. Jadi kalau perlu tambahan oksigen, maka obat ini terbukti menolong,”tambahnya. Zubairi juga menuturkan, obat Paracetamol juga boleh digunakan pasien COVID-19, karena mampu menekan pegal linu.
Pihak IDI mengingatkan, minum obat sembarangan bisa berbahaya. Pasalnya, beberapa resep obat COVID-19 untuk isolasi mandiri itu juga mencantumkan obat keras.
Obat-obat tersebut memang punya efek samping yang membahayakan jika penggunaannya tidak tepat. Pihak IDI pun menghimbau agar para masyarakat umum hanya membeli obat atau vitamin untuk COVID hanya di apotek dengan resep dokter.
Praktisi kesehatan dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH mengingatkan, beberapa resep obat COVID-19 untuk isolasi mandiri yang viral di media sosial sebenarnya tidak tepat. Informasinya pun tidak lengkap.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam banyak kesempatan juga telah mengingatkan untuk tidak membeli obat-obat keras secara ilegal di lapak online. Obat-obat yang tidak bisa dibeli tanpa resep di apotek, belakangan banyak juga dijual di lapak online.
Berbicara mengenai jenis vitamin untuk COVID sendiri, pihak IDI sendiri merekomendasikan beberapa vitamin yang sesuai untuk kebutuhan jangka pendek yang didapat diperoleh di apotek sesuai dengan takaran resep dokter, beberapa diantaranya adalah:
Vitamin C
Vitamin yang satu ini memang sudah jadi andalan. Sebelum, selama, dan sesudah sakit, vitamin C menjadi asupan yang diburu di masa pandemi. Bukan tanpa sebab, vitamin C merupakan antioksidan yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi peradangan, cocok sebagai suplemen vitamin untuk COVID.
Vitamin ini juga mampu memperbaiki sel-sel di dalam tubuh, sehingga orang yang sakit akan cepat pulih. Selain dengan obat, gangguan saluran pernapasan atas seperti pilek dan batuk akibat virus juga dapat dilawan dengan vitamin C. Dosis harian yang bisa dikonsumsi yaitu 250-1.000 mg. Jangan mengkonsumsi vitamin C lebih dari 2.000 mg demi menghindari efek samping.
Baca juga: Tersohor, 7 Kedai Durian Ini Kudu Didatangi Saat Berwisata di Medan
Vitamin D
Vitamin D merupakan nutrisi yang larut di dalam lemak dan penting untuk kesehatan serta fungsi sistem kekebalan tubuh. Vitamin untuk COVID ini mampu meningkatkan jumlah sel darah putih yang merupakan bagian penting dari pertahanan kekebalan. Sama seperti vitamin C, vitamin D juga bisa mengurangi peradangan.
Bahkan, asupan vitamin D dapat meningkatkan respons tubuh terhadap pengobatan antivirus hepatitis C dan HIV. Untuk dosisnya, biasanya seseorang butuh 1.000-4.000 IU per hari. Kekurangan vitamin D meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan atas, termasuk influenza, asma, dan alergi.
Zinc
Zinc merupakan mineral yang bisa juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kekurangan nutrisi ini secara signifikan mempengaruhi kemampuan sistem kekebalan. Akibatnya, risiko infeksi termasuk pneumonia bisa meningkat. Kondisi kekurangan zinc masih cukup umum ditemui.
Biasanya, hal ini terjadi pada orang dewasa. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan jurnal Nutrients, 30 persen orang dewasa tua kekurangan zinc. Anjuran batas konsumsi zinc yaitu 40 mg, jangan sampai melebihi dosis ini. Mengkonsumsi zinc berlebih justru dapat mengganggu fungsi penyerapannya dan meningkatkan risiko infeksi di dalam tubuh.
Baca juga: 10 Aplikasi Scanner Terbaik di Android. Scan Dokumen Kini Bisa Lewat HP
Vitamin B Kompleks
Vitamin B6 dan B12 termasuk vitamin yang bisa membuat kondisi tubuh tetap prima. Pastikan untuk mendapatkan asupan vitamin B kompleks dari makanan sehari-hari maupun dari suplemen. Beberapa makanan yang banyak mengandung vitamin B kompleks antara lain daging sapi, telur, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.
Selenium
Penelitian pada hewan menunjukkan, suplemen selenium dapat meningkatkan pertahanan antivirus terhadap strain influenza, termasuk H1N1. Sebagai antioksidan yang kuat, selenium mampu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Namun, hal ini tidak berlaku bagi mereka yang mengalami gangguan autoimun.
Echinacea
Echinacea telah digunakan untuk mengobati pilek pada gangguan saluran pernapasan atas lainnya. Lalu, kandungan ini dapat meningkatkan respons terhadap vaksin flu, khususnya pada pasien bronkitis atau asma. Echinacea yang dikombinasikan dengan daun sage dan dibuat jadi semprotan tenggorokan mampu meredakan nyeri tenggorokan.
Terlepas berbagai saran vitamin untuk COVID di atas, pasien COVID-19 hendaknya tetap dan harus menjalankan pola hidup sehat. Pada umumnya agar tubuh tetap fit dan terjaga, cukup tidur 8 jam setiap hari, olahraga 150 menit per minggu atau setengah jam setiap hari tetap disarankan. Juga, makan sayur dan buah, hindari rokok, alkohol agar daya tahan tubuh tidak menurun.
Terlepas berbagai saran vitamin untuk COVID di atas, pasien COVID-19 hendaknya tetap dan harus menjalankan pola hidup sehat. Pada umumnya agar tubuh tetap fit dan terjaga, cukup tidur 8 jam setiap hari, olahraga 150 menit per minggu atau setengah jam setiap hari tetap disarankan. Juga, makan sayur dan buah, hindari rokok, alkohol agar daya tahan tubuh tidak menurun. Jaga kesehatan ya, guys!