Venezuela Tiba-Tiba Mati Lampu, Pemerintah Maduro Klaim Listrik Disabotase!
09 Maret 2019 by Titis HaryoJangan-jangan lupa beli token listrik tuh!
Venezuela beberapa waktu mengalami mati lampu serentak di seluruh negerinya. Merasa ada yang janggal, presiden Nicolas Maduro langsung menyebut adanya upaya sabotase listrik, Kamis (7/3) malam.
Situasi ini membuat kondisi dalam negeri Venezuela makin penuh problematika setelah adanya krisis ekonomi berkepanjangan dan gerakan kudeta yang dilakukan pihak oposisi Juan Guaido.
Lalu, benarkah pemadaman listrik yang terjadi di Venezuela merupakan upaya sabotase?
Matinya listrik dianggap sebagai perang pada negara
Adanya masalah pada generator listrik pusak paling penting di Amerika Latin yang terletak di Guri dianggap pemerintah Venezuela sebagai upaya perang pada negara.
Hal ini juga yang memicu adanya indikasi sabotase yang dilakukan agar pemerintahan Maduro terlihat makin lemah dan terpuruk dengan situasi Venezuela.
“Mereka menyabotase generator pusat. Ini adalah bagian dari perang listrik dengan negara. Kami tak akan membiarkannya,” demikian pernyataan perusahaan listrik negara Venezuela, CORPOELEC dilansir dari Tempo, Jumat (8/3).
Kejadian mati lampu sudah berulang kali
Mati lampu yang terjadi di Venezuela sebenarnya bukan hanya terjadi sekali ini saja, pada tahun lalu kejadian ini juga pernah terjadi.
Anehnya, pemerintah Maduro sudah melakukan penjagaan ketat pada generator Guri tapi tetap saja sabotase tetap terjadi dan listrik padam.
Hal ini membuat operasi kereta metro, telepon dan layanan internet di seluruh Venezuela terganggu.
Listrik padam membuat amarah warga memuncak
Padamnya lampu secara tiba-tiba dan dalam waktu yang lama membuat penderitaan warga Venezuela makin menumpuk.
Warga makin mudah tersulut emosi setelah kondisi ekonomi Venezuela yang juga makin terperosok akibat mengalami hiperinflasi. Hal ini membuat harga-harga barang pokok menjadi tidak wajar.
Tidak jarang, karena kesulitan membeli bahan pokok sehari-hari, warga di Venezuela harus mengais sampah demi bertahan hidup.
Gelombang pemberontakan dianggap tidak terlalu mengancam
Bentrokan antara warga yang mengharapkan perubahan pemerintahan pun jadi tidak terelakkan. Kelompok yang menuntut Maduro mundur pun makin banyak bermunculan, bahkan dari kelompok elite pemerintahan.
Namun, meningkatnya gelombang pemberontakan yang terjadi dianggap tidak terlalu mengancam pemerintahan Maduro.
“Pembelotan tampaknya tidak pada tingkat yang cukup senior untuk melemahkan Maduro,” ucap Armando Lapo, analis pertahanan dan militer di Intitut Internasional untuk Stud Strategis (IISS).
Amerika Serikat ikut campur dalam situasi krisis Venezuela
Salah satu negara adikuasa di dunia, Amerika Serikat mencoba mengambil keuntungan dengan situasi Venezuela yang mengalami krisis.
Amerika pun memberikan dukungannya pada Juan Guaido untuk bisa melengserkan pemerintahan Maduro yang dianggap ‘gagal’.
“Kami bersamamu 100%. Aku ingin meyakinkanmu, Presiden Guaido. Kami akan terus berdiri sampai libertadmu dipulihkan,” ucap Wakil Presiden AS, Mike Pence dilansir dari Reuters, 26 Februari 2019 lalu.
Pemerintahan Presiden Maduro memang tidak menyebut secara langsung siapa dalang dalam upaya sabotase listrik ini.
Namun, melihat adanya interupsi yang kuat dari AS yang mendukung Juan Guaido, tuduhan jelas diarahkan pada kubu oposisi.
Fakta adanya sabotase masih simpang siur, dan mungkin pemerintahan Maduro lupa untuk membeli token listrik hingga akhirnya mati lampu terjadi?