Berdoa di Toilet atau Di Bawah Selimut, Umat Kristen Korea Utara Takut Dipersekusi Aparat

Umat Kristen di Korea
Umat Kristen di Korea | www.foxnews.com

Beribadah saja penuh ancaman

Kebebasan beragama sudah seharusnya menjadi hak setiap manusia di seluruh penjuru dunia. Sayangnya, hal ini masih belum terwujud di Korea Utara.

Umat Kristen Korea Utara menjalankan kepercayaannya dengan sembunyi-sembunyi karena takut akan persekusi dari aparat. Ada juga yang dengan berani menunjukkan kepercayaannya, namun ia harus berakhir dengan kematian yang mengenaskan.

1.

Umat Kristen Korea Utara beribadah secara diam-diam

Umat Kristen di Korea
Pastor di Korea Utara yang dipenjarakan | www.wsj.com

Persekusi yang dialami oleh umat Kristen di Korea Utara diungkap oleh para pembelot di Korea Selatan serta jaringan kerja gereja bawah tanah di Korea Utara, sebagaimana dilansir oleh South China Morning, Sabtu (2/2).

Persekusi yang selama ini dilakukan Korea Utara kepada umat Kristen akan menjadi salah satu bahasan dalam pertemuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dengan Presiden AS, Donald Trump, dan jika Paus Fransiskus mau memenuhi undangan Kim Jong Un untuk datang ke Korea Utara.

Salah satu warga Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan mengatakan bahwa setiap hari Minggu ia dan keluarganya menyanyikan lagu-lagu gereja dengan perlahan. Sementara itu, di depan rumah mereka ada informan aparat Korea Utara yang mengawasi.

2.

Pembelot Korea Utara: Saya ingin membangun gereja di tanah kelahiran

Umat Kristen di Korea
Umat Kristen Korea Utara yang beribadah dengan diam-diam | www.christiansinpakistan.com

Ada juga warga Korea Utara yang masuk agama Kristen bersama 10 anggota keluarga dan tetangganya. Sayangnya, hidup mereka berakhir tragis di tangan aparat rahasia sebelum mereka membelot ke Korea Selatan.

Seorang pembelot Korea Utara yang kini tinggal di Seoul, Korea Selatan,memiliki cita-cita untuk membangun sebuah gereja di tanah kelahirannya, Korea Utara. H.Y., inisial orang tersebut, mengatakan bahwa ia ingin sekali membangun gereja dan bernyanyi sekuat yang biasa. H.Y. terpaksa menggunakan nama inisial demi  menjaga keamanan keluarga dan umat Kristen Korea Utara.

Pembelot lainnya, seorang perempuan asal Korea Utara, mengungkapkan bahwa selama ini dia hanya bisa berdoa di bawah selimut atau di dalam toilet. Ia takut aparat keamanan mengetahuinya dan menangkap dirinya.

3.

Yun Sarah, salah satu umat Kristen Korea Utara yang dipersekusi dan dibunuh

Umat Kristen di Korea
Umat Kristen Korea Utara saat beribadah | www.bosnewslife.com

Kwak Jeong-ae, seorang pembelot yang tinggal di Seoul mengisahkan cerita tentang temannya sesama narapidana di Korea Utara yang mengaku bahwa ia menganut ajaran Kristen dan memaksa menggunakan nama baptisnya dibandingkan nama Koreanya saat ia menjalani pemeriksaan di tahun 2004 silam.

“Dia bersikeras mengatakan, ‘Nama saya Yun Sarah, ini adalah nama dari Tuhan dan gereja untuk saya. Saya anak Allah dan saya tidak takut mati. Jadi, jika Anda ingin membunuh saya, silakan bunuh saya’”, ujar pria berusia 56 tahun itu, mengutip ucapan teman narapidananya ketika mereka diperiksa bersama-sama terkait ajaran yang mereka anut.

Yun Sarah yang saat itu berusia 23 tahun keluar dari ruangan pemeriksaan dengan luka-luka di bagian kening dan hidungnya mengucurkan darah. Tidak lama setelah itu, penjaga mengambil nyawa perempuan tersebut. Yun Sarah adalah salah satu korban tindak kekerasan aparat terhadap umat Kristen Korea Utara.

Artikel Lainnya

Persekusi yang diterima umat Kristen di Korea Utara ini sungguh bertentangan dengan hak asasi manusia. Seharusnya tidak ada dalih yang membenarkan tindak kekerasan karena perbedaan kepercayaan. Semoga kasus semacam ini tidak lagi terjadi, tidak hanya di Korea Utara, tetapi juga di berbagai penjuru dunia, dan umat Kristen Korea Utara bisa dengan bebas dan tenang menjalankan kepercayaannya.

Tags :