Tiongkok "Mupeng" Bantu Tutup Defisit BPJS! Netizen: Minta Fatwa MUI Dulu Biar Nggak Haram!

ilustrasi
ilustrasi | google.com

Netizen: Negara lain gpp asal jangan Tiongkok!

Kondisi BPJS Kesehatan ternyata menunjukkan tren yang sama tiap tahunnya, dimulai dari debut pertamanya di tahun 2014 yang mana penyedia asuransi kesehatan milik pemerintah itu tekor Rp 3,3 triliun, kemudian berlanjut di tahun berikutnya, di mana masih mencatatkan rapor merah defisit senilai Rp 9,7 triliun.

Kondisi ini, mau tak mau, pemerintah kemudian merogoh kocek ratusan triliun hanya untuk menambal "bolong" BPJS Kesehatan dan berharap keluar dari zona pesakitan alias defisit, namun apa dikata, dari data terbaru yang telah diaudit oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), lagi-lagi BPJS Kesehatan masih bolong Rp9,1 triliun, meski angka ini di bawah perkiraan awal, yakni Rp10,98 triliun.

Asuransi Tiongkok Tertarik!

Pesakitan yang dialami asuransi kesehatan milik negara ini secara tidak langsung diperhatikan oleh perusahaan asuransi asal Negeri Tirai Bambu Tiongkok, Ping An. Ping An sendiri dikabarkan menawarkan kepada pemerintah untuk membantu menyembuhkan "penyakit" yang diderita selama bertahun-tahun oleh BPJS Kesehatan terseut.

Dilansir dari detikFinance, Sabtu (24/8/19), informasi adanya pihak ketiga yang bersedia menambal defisit tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan usai bertemu Direktur Utama (Dirut) BPJS Kesehatan, Fahmi Idris.

Baca juga : 5 Bagian Tubuh Para Artis Hollywood yang Punya Nilai Asuransi Sangat Fantastis! Nomer 3 Gak Penting Banget, Sis!

ilustrasi
Ilustrasi BPJS Kesehatan | finance.detik.com

Lalu siapakah Ping An?

Dilansir dari Forbes, Sabtu (24/8/19), Ping An Insurance adalah pelopor perusahaan asuransi berbasis (artificial intelligence/AI) di Tiongkok. Ping An sendiri memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD 180 miliar, atau sekitar Rp 2.520 triliun dengan kurs Rp 14.000/USD.

Teknologi yang ditawarkan Ping An sendiri ada berbagai macam, mulai dari Ping An Good Doctor, sejenis portal kesehatan yang memiliki pengguna aktif kurang lebih 30 juta per bulan. Berikutnya ada Ping An Healthcare and Technology, aplikasi smartphone yang memberikan jasa pemesanan berobat ke rumah sakit terdekat, dengang jumlah pengguna terbilang fantastis, yakni 800 juta pelanggan di 70% kota di China.

Baca juga : Parah Banget! Hanya Demi Uang, Wanita Ini Rela Potong Tangannya dengan Gergaji

Sedangkan untuk AI sendiri, Ping An sudah mampu mendeteksi untuk berbagai macam penyakit, mulai dari influenza, diabeter dsb dengan IT facial recognition technology sampai voice print recognition technology.

Gilanya lagi, menurut sang CEO, Ericson Chan, AI Ping An ini juga mampu mendeteksi penyakit kronis tertentu, bahkan sebelum gejala muncul dengan akurasi tinggi.

Kita bisa memprediksinya dalam lima menit, jadi jauh lebih efisien, jauh lebih akurat, ujarnya, seperti dikutip dari CNBC International.

Setelah itu, kita bahkan bisa meminta teknologi AI menindaklanjutinya dengan pasien. tambahnya.

Aplikasi Ping An
Aplikasi Ping An | finance.detik.com
Artikel Lainnya

Komentar pedas netizen

Seperti biasa, jika ada pemberitaan terkait Tiongkok kepada Indonesia, tak sedikit netizen yang turut memberikan komentar, apalagi kabar perusahaan asuransi Tiongkok, Ping An tertarik untuk menambal defisit BPJS Kesehatan.

@Ade Salman ingat aturan, projek di atas rp 15jt harus tender, bukan penunjukan langsung

@ade zulhendry Baru kemarin Jokowi Bilang Data Lebih Penting Dari Minyak...... Ini kenapa mau pakai IT dari China (Asing).. Itu data yg di kelola BPJS itu data strategis.. Dan hasil analisis data tersebut dapat digunakan disegala bidang... HATI- HATI.. Ingat Kata JOKOWI pak Luhut... Apa harus ada kejadian 98 lagi.. buat menyadarkan pemerintah????

@Ratio Nality Yang bener itu, teknologi AI mereka dipelajari kita, lalu kita terapkan & dikelola orang lokal. Butuh waktu, tapi sangat aman. Cuma yaa... paling maunya pakai cara instan lagi sambil sok progresif biar populer. Urusan data penduduk di tangan asing? Nomor 5-6-7 laah. Slogan kerja, kerja, kerja nya kan cuma slogan doang toh?

@Kenpi Gila Cina yg punya rekor curi data di Afrika, Amerika dll. mau campur tangan kelola data kita???? Bagaimana dgn kedaultan Indonesia???? Negara lain ajalah asal jangan cina!

@Adi_toekoel minta fatwa dl ke MUI biar nggak dibilang haram dan dpt dukungan dr gnpf

Tags :