Terungkap! BNPB Sebut Kemenkes Tertutup Soal Data Corona dan Tak Sesuai Dengan Pemda
06 April 2020 by Titis HaryoBNPB akhirnya mengungkap soal adanya ketertutupan data yang disampaiakan Kemenkes terkait penanganan Covid-19 selama ini.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus WIbowo membenarkan adanya ketertutupan data yang disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait penanganan wabah corona atau Covid-19.
Hal ini diketahui BNPB setelah mereka mengumpulkan seluruh informasi mengenai data warga yang terjangkit Covid-19 dari berbagai pemerintah daerah di tanah air. Bahkan, BNPB menilai jumlah kasus corona saat ini jauh lebih banyak daripada yang disampaikan Kemenkes.
Berikut ini laporan lengkapnya.
BNPB sebut data Kemenkes soal corona masih tertutup
Dilansir dari Tirto.id, Senin (6/4), Agus Wibowo membenarkan masih banyaknya data terkait penanganan corona yang tidak disampaikan secara terbuka oleh Kemenkes kepada masyarakat.
Hal ini disampaikan Agus saat menggelar diskusi virtual yang diunggah dalam akun YouTube, Energy Academy Indonesia, Minggu (5/4).
Baca Juga: Sebelum Meninggal, Pendeta Gereja Bethel Bandung Tularkan Corona ke 226 Jemaat!
“Betul masih banyak yang tertutup,” ucapnya.
“Saya juga baru tahu kalau Kementerian Kesehatan itu tiap hari melaporkan data ke WHO, itu nomor, jenis kelamin, umurnya, sama statusnya seperti apa. Baru tahu juga kalau ada data seperti itu,”
Ketertutupan dan keterbatasan data inilah yang akhirnya membuat BNPB bergerak. Mereka lantas merintis aplikasi bernama Lawan COVID-19 untuk menghimpun seluruh informasi terkait kasus corona yang berasal dari petugas medis BNPB, BPBD, TNI, dan Polri.
“Kami mendapat feeding dari Kemenkes memang terbatas datanya. Kemi memang belum bisa menghasilkan data yang sangat lengkap atau terbuka. Itu memang kendala saat ini,” jelas Agus.
Baca Juga: Setuju Koruptor Dibebaskan Karena Corona, Ketua Komisi III DPR: Atas Nama Kemanusiaan
Beda data Pemerintah Pusat dan Daerah
Agus juga mengakui ada banyak perbedaan data yang disampaikan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah terkait kasus Covid-19.
Namun, memang kebijakan yang diambil saat ini, seluruh data yang disampaikan hanya berasal dari Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
“Kami sandingkan. Tapi yang dipublikasi apa yang disampaikan Pak Yuri, tapi di belakang layar, kami punya seluruh data (dari pemerintah pusat dan daerah),”
Agus pun sedikit mempertanyakan kenapa pemerintah masih tidak ingin terbuka dan transparan terkait data corona. Sebab, dalam beberapa hari terakhir, jumlah kasus yang konsisten di angka 100 menjadi perbincangan hangat di publik.
Baca Juga: Polemik Mudik Saat Bencana Wabah Corona Melanda, MUI: Haram!
Padahal saat ini pemerintah sudah memiliki 14 laboratorium di daerah serta alat rapid test untuk meneliti spesimen para pasien terduga corona.
“Kenapa Kemenkes tidak menggunakan hasil tes dari laboratorium daerah maupun rapid test pemerintah daerah untuk menjadi angka resmi,” ucapnya.
Dia pun khawatir, bila ketertutupan ini malah membuat masyarakat menjadi tidak waspada dan melihat adanya penurunan kasus corona.
“Padahal tanpa kita transparan soal data. Kita mesti waspada atau tidak? Jangan-jangan masyarakat Indonesia malah nyantai, karena sudah melandai tiap hari cuma 100,” jelas Agus.
Pernyataan BNPB yang menyebut adanya perbedaan data kasus corona yang disajikan pemerintah pusat dengan daerah sedang menjadi perbincangan panas publik.
Hal ini tidak lepas dari adanya pandangan pada pemerintah yang selalu menutup-nutupi kasus corona di Indonesia. Padahal sikap seperti itu dinilai malah bisa membuat warga semakin terancam dan tidak waspada pada penyebaran wabah corona.
Semoga ke depan pemerintah, baik Kemenkes maupun BNPB bisa saling bekerja sama dan memberikan data yang paling aktual dan terbuka untuk publik sehingga masyarakat benar-benar mengerti situasi dan tidak ceroboh menghadapi corona.