Terkait Aksi Makar, Menhan: Kalau Saya Turun, Tidak Ada Negosiasi, Akan Saya Selesaikan!
01 Juni 2019 by refa dewaMenhan: Kalau Saya Turun, Tidak Ada Negosiasi!
Viralnya Eks Danjen Kopassus Mayjen TNI (Purn) Soenarko ditangkap atas kasus dugaan penyelundupan senjata membuat Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu buka suara, menurutnya, ia tidak yakin ada kelompok yang ingin membunuh pejabat negara.
Saya rasa enggak begitulah. Masak sesama anak bangsa begitu? Mungkin hanya ngomong saja itu, ujar Ryamizard saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Dilansir dari Tribunnews, Sabtu (1/6/2019) menurut Ryamizard, narasi membunuh pejabat negara itu hanyalah manuver politik, sebab di dalam politik yang paling berdampak ialah, pernyataan.
Misalnya kan kita ngomong, nanti gua gebukin lu. Kan belum tentu gebukin. Ya kita tahulah yang namanya politik kan memang begitu, lanjut Ryamizard.
Oleh sebab itu, ia menghimbau agar masyarakat tidak terpancing dengan isu-isu tersebut, apalagi sekarang umat muslim sedunia, terutama di Indonesia sedang menjalankan ibadah puasa.
Di bulan puasa ini kita harusnya mencari berkah, mencari sebanyak-banyaknya pahala. Jangan sampai berbuat, malah pahala kita menjadi hilang, ujar Ryamizard.
Ryamizard juga tak lupa berharap agar gesekan politik dalam negeri segera berakhir bersamaan dengan momen bulan Ramadan, dan ia meminta agar masyarakat agar tidak turun ke jalan seperti yang terjadi pada 22 Mei 2019. Intinya, Ryamizard meminta agar semua pihak, baik kubu 01 atau 02 segera menyudahi pertikaian karena sejatinya kedua kubu ini saling bersahabat.
Kita kan negara besar, hebat. Masa negara demokrasi mau main bunuh-bunuhan. Jangan lah. Saya berharap tak terjadi lagi kerusuhan, kasihan rakyat, kata Ryamizard di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (30/5/2019).
Ini kan sama-sama orang. Apalagi polisi. Kasian itu lihat polisi dilempar-lempar kan kasihan, dia petugas enggak tahu apa-apa, kepalanya bocor. Harapan saya tak ada lagi begitu, ujarnya.
Ryamizard juga tak lupa memberi apresiasi tugas Polri - TNI sebagai garda terdepan dalam mengamankan aksi unjuk rasa 22 Mei 2019 kemarin.
Ia juga mengatakan kepada awak media jika terjadi kegiatan atau aksi serupa di kemudian hari, maka Kementrian Pertahanan tak segan-segan untuk turun demi menjaga kedaulatan negara.
Karena kalau ada kegiatan lebih besar, maka Kemenhan akan ikut, karena kita menjaga kedaulatan, keutuhan, itu kita menjaga UU dan ideologi itu tugas TNI, pungkasnya
Mana kala itu sudah berubah situasinya, sudah mengganggu kedaulatan negara dan keutuhan negara, termasuk di situ ada masalah ideologi, mengganggu keselamatan bangsa, saya harus turun, ujarnya.
Masa negara demokrasi mau bunuh-bunuhan. Janganlah. Sekali lagi saya berharap tidak terjadi kerusuhan. Kasihan rakyat. Yang susah bukan 01 atau 02. Rakyat kok yang rugi.
Saya imbau, sebagai Menteri Pertahanan, jangan sampai terpaksa turun. Kalau turun, alat saya TNI, alat pertahanan negara. Jadi, kalau saya turun, tidak ada lagi negosiasi. Saya selesaikan sebaik-baiknya, tegas Ryamizard.