Takut Dikira Anies Sedang Kampanye Jadi Gubernur Lagi, Ahok Hentikan Ucapannya Soal Reklamasi

Basuki Tjahaja Purnama
Basuki Tjahaja Purnama | news.detik.com

Tiap hal ada positif negatifnya, kalau reklamasi condong ke apa ya?

Pro dan kontra kebijakan reklamasi mungkin adalah salah satu pembahasan yang masih hangat hingga sekarang. Beberapa menyayangkan namun beberapa menyebut reklamasi adalah solusi kepadatan penduduk.

Perdebatan juga terjadi antara mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang biasa disapa Ahok dengan Gubernur menjabat saat ini, Anies Baswedan.

Basuki Tjahaja Purnama
Proyek reklamasi Ahok | www.google.com

Sempat saat Ahok tengah berbicara soal pulau reklamasi dan kontribusi tambahan 15 persen, ia khawatir akan dikira melakukan kampanye oleh Anies Baswedan. Hal itu diucapkannya di akun YouTube pribadinya, Panggil Saya BTP.

"Kalau nggak minta 15 persen untuk bangun, duit dari mana? Ujung-ujungnya balik lagi. Tapi kalau itu dibangun, misalnya contoh kelas menengah suami-istri... Nanti dikira Anies, gue mau kampanye jadi gubernur lagi," ucap Ahok menghentikan ucapannya sambil tertawa.

Namun salah satu hadirin dalam video tersebut mengatakan bahwa acara itu tertutup.

"Nggak, nggak, tertutup (acara tersebut)," ucap salah satu hadirin di acara itu.

Mendengar hal tersebut Ahok melanjutkan penjelasannya. Saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI, tujuannya membuat pulau reklamasi adalah untuk memberikan hunian yang terjangkau bagi para milenial.

Baca juga: Anies Terbitkan IMB Reklamasi, KIARA : Penyegelan Pulau Reklamasi Cuma Gimik atau Janji Palsu

Ahok menilai pasangan milenial saat ini lebih membutuhkan tempat tinggal dengan harga yang terjangkau juga dekat dengan tempat kerja dari pada rumah besar.

"Saya mikirnya sederhana saja, anak-anak muda yang baru menikah, anak-anak milenial kan sudah beda cara berpikirnya,. Mereka nggak butuh rumah gede, mereka kadang-kadang lebih suka sewa, yang penting kerja dekat rumah," ujar Ahok.

Karena menurutnya di DKI Jakarta, tak ada pengembang apartemen yang memberikan harga sewa atau unit yang murah. Maka dari itu jika apartemen berada di pulau reklamasi, maka harga sewanya bisa ditekan lebih rendah karena berdiri di tanah milik pemerintah.

"Kalau dibangunin apartemen, nggak mungkin dong nyewainnya murah. Kalau pemerintah bisa (menyewakan murah), orang tanahnya dikasih kok, bangunnya dikasih, jadi itu nggak ada sewa, uang servis saja Rp 2 sampai Rp 3 juta satu apartemen perbulan," jelas Ahok.

"Banyak anak muda tinggal di situ sehingga ini akan mengurangi lalu lintas banget, tinggal di pulau. Bayangin ada 17 pulau, semua orang musti naik kendaraan, ke sana, macet. Itu cerita dulu sebelum masuk Mako Brimob," tutup dia.

Artikel Lainnya

Sebelumnya polemik pulau reklamasi kembali mencuat saat Anies Baswedan menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk 1772 bangunan di Pantai Maju (Pulau D).

Baca juga: Buaian Manis Anies Hentikan Reklamasi, Kini Akui Berikan Izin Lebih Dari 1.000 IMB

Banyak yang menyebut Anies ingkar janji, karena sebelumnya saat berkampanye di gelaran Pilgub ia berjanji akan menolak reklamasi di Teluk Jakarta.

Namun Anies menyebut penerbitan IMB 932 bangunan tersebut dikeluarkan berlandaskan pada Peraturan Gubernur (Pergub) No. 121/2012 tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Jakarta serta Pergub No. 206/2016 tentang Panduan Rancang Kota Pulau C, D, dan E Hasil Reklamasi Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

Reklamasi memang sampai saat ini belum dapat dibuktikan hal positifnya maupun dampak negatifnya. Namun asumsi-asumsi pro dan kontra terus bertebaran di tiap pembahasan pulau buatan ini.

Ada yang beranggapan reklamasi akan membuat daratan Jakarta semakin rendah dan merusak ekosistem laut, namun ada yang berpandangan pulau buatan tersebut solusi ampuh kepadatan penduduk di ibu kota saat ini, pandanganmu lebih ke yang mana guys?