Tak Menduga Salah Satu Warganya Anggota ISIS, Bupati Sampang: Kita Kecolongan

Bupati Sampang, Slamet Junaidi
Bupati Sampang, Slamet Junaidi |

Bahkan istri terduga teroris tak tahu bahwa suaminya simpatisan ISIS

Martuli, Kepala Desa Bira Tengah, Kecamatan Sokobanah, Sampang, Jawa Timur mungkin merasa sangay kecolongan. Hal itu karena ternyata salah satu warganya ada yang merupakan simpatisan kelompok teror besar di dunia, ISIS.

Hal tersebut baru diketahuinya saat Tim Densus 88 Antiteror Polri melakukan operasi penangkapan di desanya pada Kamis (22/8).

Bupati Sampang, Slamet Junaidi
Rumah I dan HS, terduga teroris yang diamankan Densus 88 Antiteror Polri di Desa Bira Tengah, Kecamatan Sokobanah, Sampang, Jawa Timur, Kamis (22/8/2019) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kesaksian Kepala Desa soal Sosok Istri Terduga Teroris di Sampang Madura" | surabaya.kompas.com

Tim Densus 88 menggeledah rumah HS yang merupakan simpatisan ISIS, sedang istrinya NH yang berprofesi sebagai dokter gigi tak ikut diringkus karena dinilai bukan terduga teroris.

Baca juga: ISIS Masak Bayi Hasil Rudapaksa Budak Seksnya, Wanita Ini Tak Sadar Makan Daging Anaknya Sendiri

"(Istri HS) ada di rumahnya waktu penggeledahan semalam (Kamis 22/8/2019). Waktu itu kan (penggeledahan) ada saya juga yang di dalam (rumah kontrakan NH dan HS)," kata Martuli, dihubungi Jumat (23/8/2019) malam dikutip melalui Kompas.com.

Hal yang mungkin tak memunculkan kecurigaan terhadap HS karena istrinya, NH merupakan warga yang sudah lama dikenal Martuli bahkan sebelum NH menikah dengan HS.

Baca juga: Jadi Teror Menakutkan Bagi Pasukan ISIS, Kepala Sniper Cantik Ini Dihargai Rp 14 Miliar!

Martuli menyebut NH adalah dokter gigi yang bertugas di Puskesmas Batulenger sejak tahun 2006.

"Kalau enggak salah tahun 2006 (mengenal NH), saya belum jadi kepala desa. Dia datang ke sini masih bujangan. Terus setelah itu kos di dekat Puskesmas (Batulenger), utaranya puskesmas (Batulenger)," ujar dia.

Semenjak menikah dengan HS, NH tak menunjukkan adanya perubahan sikap yang mencurigakan. Usai menikah, NH yang awalnya indekos lalu pindah ke rumah kontrakan yang jaraknya hanya 40 meter dari rumah Martuli.

NH sendiri dikenal sebagai wanita yang baik dan mudah bergaul dengan tetangganya.

"Dia (NH) orangnya baik kok, artinya bagus suka berbaur dengan masyarakat, seperti orang-orang biasanya, bisa ngomong pakai bahasa Madura," ucap Martuli.

Saat rumahnya digeledah tim Densus 88, NH menangis karena tak mengira bahwa HS suaminya tersebut selama ini terlibat jaringan terorisme bahkan disebut-sebut sebagai simpatisan ISIS.

"Kaget, waktu itu kan (NH) juga ke saya nangis, 'saya enggak tau pak kalebun (kepala desa). Kasihan, istrinya tidak tahu apa-apa," tutur Martuli.

Bupati Sampang, Slamet Junaidi mengakui bahwa Pemerintah Kabupaten Sampang kecolongan usai mengetahui salah satu warganya digelandang Densus 88 Antiteror.

"Ini kita kecolongan sebenarnya kalau memang itu betul-betul, dia itu anggota ISIS. Kita kecolongan," kata Slamet.

"Mereka bukan asli warga Sampang, mereka merupakan pendatang. I (NH) itu berasal dari Jombang sementara HS berasal dari Jawa Tengah," ujar Slamet.

Artikel Lainnya

Paham-paham radikalisme dan terorisme tak bisa dipungkiri sudah menjalar ke Indonesia. Bahkan juga sulit untuk diidentifikasi. Menurutmu sendiri soal penangkapan terduga teroris jaringan ISIS di Sampang Madura ini gimana guys?

Tags :