Seorang Wanita di Tanzania Tewas karena Penyakit Aneh, WHO Lakukan Penyelidikan

Tanzania
Warga Tanzania | www.safari365.com

Penyakit aneh mematikan di Tanzania bikin WHO kebingungan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah melakuan penyelidikan terhadap kasus penyakit langka yang menyebabkan kematian seorang wanita di Tanzania. Anggapan hingga saat ini menyebutkan kemungkinan wanita tersebut mengidap penyakit Ebola, sebagaimana yang diungkap oleh juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

1.

Seorang wanita tewas karena penyakit aneh

Tanzania
Warga Tanzania | www.tanzaniatourism.go.tz

Penyakit ebola hingga saat ini masih menyita perhatian di wilayah Tanzania karena wabah ebola yang menyebar di Republik Demokratik Kongo. Sementara itu, pihak WHO mengatakan bahwa mereka tengah menyelidiki penyakit langka yang menewaskan seorang wanita di Tanzania.

Wanita tersebut meninggal di Dar es Salaam pada tanggal 8 September 2019 dengan menunjukkan beberapa gejala umum yang biasanya muncul karena sejumlah penyakit.

Gejala yang diderita wanita tersebut mirip dengan gejala demam berdarah, malaria, dan ebola. Meski demikian, tidak ada keterangan yang menyebut bahwa wanita itu telah bepergian atau melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi.

Baca Juga: Viral Sidang MPR Dihebohkan Tangisan Anggota DPR Papua, Apa Yang Terjadi?

Adapun penyakit malaria dan demam berdarah memang merupakan penyakit endemik di wilayah Afrika Timur. Hal ini dinyatakan oleh Justin Williams, Direktur Komunikasi dan Kebijakan di kantor pusat Amerika Serikat untuk Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS di Nairobi.

“Ini lebih mungkin sesuatu yang lain. Dia belum melakukan perjalanan ke (Republik Demokratik Kongo) dan tidak dalam kontak dekat dengan seorang pasien Ebola dari DRC atau Uganda,” ujar Williams pada Reuters.

2.

WHO akan merilis hasil penyelidikan

Tanzania
Warga Kongo | www.msf.org.uk

Lebih lanjut, Williams mengatakan bahwa pemerintah Tanzania atau WHO bisa merilis hasil penyelidikan dengan segera. Menurut Williams, pengujian penyakit ebola biasanya memakan waktu satu hingga dua hari hingga hasilnya bisa terlihat.

Baca Juga: Terpapar Paham ISIS Dari Media Sosial, Polwan Terduga Teroris Ditangkap di Solo!

Kantor regional WHO untuk Afrika mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengetahui kabar tentang kematian akibat penyakit yang tidak diketahui, “bekerja dengan otoritas kesehatan nasional dan mengerahkan tim teknis ke Tanzania untuk menyelidiki rumor ini sebagai masalah urgensi,” tulis WHO.

Kepada Reuters, juru bicara WHO mengatakan bahwa lembaga tersebut tidak memiliki konfirmasi resmi mengenai penyakit tertentu. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Tanzania tidak memberikan respons dan menjawab panggilan.

3.

Wabah ebola di Kongo

Tanzania
Warga Kongo | www.unocha.org

Sementara itu, wabah ebola di Kongo dinyatakan oleh WHO sebagai darurat internasional. Penetapan semacam ini terbilang jarang dan hanya digunakan untuk epidemi yang sangat parah.

Baca Juga: Tidak Diizinkan Istirahat, Siswa SMP di Manado Tewas Usai Dihukum Lari Keliling Sekolah!

“Sudah waktunya bagi dunia untuk memperhatikan,” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus, ketua WHO.

Peraturan kesehatan internasional WHO yang dirumuskan pada tahun 2005 menyebutkan bahwa label darurat internasional harus berlaku untuk situasi yang serius, tidak terduga, dan tidak biasa. Selain itu, label itu pun berlaku jika penyakit membawa implikasi bagi kesehatan masyarakat di luar negara yang terkena dampak.

Artikel Lainnya

Wabah ebola di Kongo, yang terbesar kedua di dunia dalam sejarah, telah menjangkit sekitar tiga ribu orang di Kongo. Wabah yang mulai menyebar pada Agustus 2018 ini sudah menewaskan sekitar dua per tiga dari penderitanya.

Tags :