PM Israel Netanyahu Sebut Tak Akan Biarkan Negara Palestina Terbentuk

PM Benjamin Netanyahu
PM Benjamin Netanyahu | abcnews.go.com

PM Israel janjikan kedaulatan Israel di Tepian Barat

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Israel mengatakan bahwa Palestina tidak akan terbentuk, sebagaimana dikutip dari Merdeka.com, Rabu (10/4). Ia juga mengatakan akan terus memperluas kedaulatan Israel ke wilayah Tepi Barat jika ia nanti terpilih kembali dalam pemilu.

1.

Netanyahu menyebut Palestina tidak akan terbentuk

PM Benjamin Netanyahu
PM Benjamin Netanyahu | www.thenational.ae

Netanyahu menegaskan bahwa negara Palestina tidak akan terbentuk, “Itu tidak akan pernah terjadi,” ujar Netanyahu dalam wawancara pemilu dengan sebuah media lokal Israel. Netanyahu kemudian menyebut akan terus mempertahankan Yerusalem. Mengingat Yerusalem merupakan kota yang menjadi sengketa dengan Palestina.

“Saya akan mempertahankan kekuasaan Israel di seluruh wilayah barat Sungai Yordan,” ucap Netanyahu. Pernyataan yang sangat kontroversial ini menyusul rencana PM Netanyahu untuk menganeksasi sebagian wilayah setelah pemilu Israel pada 9 April 2019.

Baca Juga: Sejumlah Siswa di India Bunuh Diri Setelah Pengumuman Hasil Ujian Sekolah

Hal ini ia katakan dalam wawancara Netanyahu dengan sebuah TV di Israel, “Anda bertanya apakah kami pindah ke tahap berikutnya, jawabannya adalah ya, kami akan pindah ke tahap berikutnya. Saya akan memperluas kedaulatan Israel dan saya tidak membedakan antara blok pemukiman dan pemukiman terisolasi,” ujar Netanyahu, seperti dilansir oleh BBC.

Berbagai tanggapan pun muncul atas pernyataan dari Netanyahu ini. Salah satunya adalah juru bicara untuk pemimpin Palestina Mahmoud Abbas yang mengatakan, “segala tindakan dan pengumuman tidak akan mengubah fakta. Pemukiman itu ilegal dan mereka akan dihapus,”.

2.

Netanyahu takut kehilangan suara

PM Benjamin Netanyahu
PM Benjamin Netanyahu | www.haaretz.com

Rencana PM Netanyahu yang terkesan negatif ini dilontarkan setelah pernyataan dari Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett beberapa waktu yang lalu. Bennett sempat mengatakan bahwa Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump memiliki rencana mendirikan negara Palestina di Tepi Barat dan membagi Yerusalem untuk kedua negara.

Tidak terima dengan pernyataan Bennett, Netanyahu pun menyebut pernyataan Bennett tidak berdasar. Apalagi pernyataan Bennett ini tentunya bisa menyusutkan suara rakyat Israel untuk Netanyahu dalam pemilu.

Baca Juga: Ngabalin : Ada Wacana Kabinet Periode Kedua Jokowi Diisi Milenial!

3.

Saingan partai Netanyahu dalam pemilu 2019

PM Benjamin Netanyahu
PM Benjamin Netanyahu | pagesix.com

Dalam pemilu Israel tahun ini, Partai Likud sayap kanan pimpinan PM Netanyahu bersaing dengan aliansi partai berhaluan politik tengah-kanan yang baru. Meski demikian, sejumlah partai yang mendukung kedaulatan Israel atas Tepian Barat bisa mendapatkan kemenangan jika mereka membentuk koalisi untuk memerintah.

Adapun dalam Partai Likud, 28 dari 29 anggota parlemen yang mencalonkan diri kembali mendapatkan kursi sebagai pendukung pendekatan ini. Sebelumnya, perdana menteri merupakan satu-satunya pengecualian.

Hingga pada akhir pekan lalu PM Netanyahu melontarkan pernyataan serupa, semua politisi di Partai Likud mencalonkan diri kembali dan mempunyai tujuan politik aneksasi Tepi Barat.

Artikel Lainnya

Rencana pencaplokan wilayah Tepi Barat oleh Israel bisa dipastikan akan menuai berbagai kritik dari masyarakat Internasional. Mengingat beberapa waktu yang lalu Israel yang sudah puluhan tahun mengklaim Dataran Tinggi Golan akhirnya mendapatkan pengakuan dari dunia luar, yakni dari Amerika Serikat. Sontak berbagai negara dan lembaga pun mengkritik dan menolak tindakan AS tersebut.

Tags :