Pemimpin Agama Yahudi Sebut Vaksin Covid-19 Bisa Ubah Seseorang Menjadi Gay

Ilustrasi vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19 | www.istockphoto.com

Di sisi lain, pemuka agama di Israel mengajak pengikutnya untuk ikut vaksinasi.

Di beberapa daerah di Indonesia, pasien Covid-19 semakin membludak. Hal itu membuat masyarakat semakin khawatir. Jika dulu semuanya berharap bahwa vaksin bisa segera ditemukan, kini saat vaksin telah mulai diberikan di beberapa negara, banyak orang yang justru menolak untuk diberi vaksin.

Alasan yang dilontarkan beragam. Mulai dari anggapan teori-teori konspirasi seputar Covid-19, vaksin yang berbahaya, hingga baru-baru ini pendapat bahwa vaksin bisa mengubah kecenderungan seksual.

BACA JUGA: 7 Artis Dunia Ini Asuransikan Bagian Tubuh Hingga Jutaan Dollar

Ilustrasi vaksin Covid-19
Rabbi Daniel Asor | www.timesnownews.com

Seseorang yang mengungkapkan bahwa vaksin dapat mengubah kecenderungan seksual itu adalah Rabbi Daniel Asor. Dia bukanlah orang biasa, melainkan seorang pemimpin agama Yahudi dari sekte ultra ortodoks di Israel.

Rabbi Daniel mengingatkan kepada orang-orang supaya tidak bersedia diberi vaksin untuk mencegah penularan Covid-19. Alasannya karena vaksin yang beredar bisa mengubah kecenderungan menjadi gay.

Dikutip dari Times Now (18/1/2021), Rabbi Daniel menegaskan kepada para pengikutnya yang banyak di media sosial bahwa vaksinasi merupakan bagian dari 'kejahatan global pemerintah’ yang sedang mencoba untuk mengembangkan tatanan dunia baru atau lebih dikenal sebagai 'New World Order'.

BACA JUGA: 5 Pernyataan Nia Ramadhani Tentang Kemewahan Hidupnya Ini Bikin Jiwa Miskin Meronta

Ilustrasi vaksin Covid-19
Ilsutrasi vaksin Covid-19 | www.istockphoto.com

Berdasarkan informasi dari media Israel, Rabbi Daniel membuat klaim yang aneh saat khotbah online.

"Setiap vaksin yang dibuat menggunakan substrat embrionik, dan kami memiliki bukti akan hal ini, menyebabkan kecenderungan yang berlawanan. Vaksin diambil dari substrat embrio, dan mereka melakukannya di sini juga, jadi itu dapat menyebabkan kecenderungan yang berlawanan," ungkapnya.

Meski mengatakan bahwa ia memiliki bukti, tetapi ia tidak memberikan bukti apapun terhadap klaim tersebut.

Di sisi lain, beberapa rabbi terkemuka ortodoks mengungkapkan hal sebaliknya. Mereka mengajak pengikutnya untuk mengambil langkah vaksinasi sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19. Pernyataan Rabbi Daniel mengenai keterkaitan vaksin dan homoseksualitas dikatakan keliru dan tidak sesuai fakta.

Rabbi Daniel juga mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memberikan microchip bagi penerima vaksin Covid-19.

Menurutnya Netanyahu bekerja bersama 'komplotan rahasia internasional yang terdiri dari Bill Gates, Freemason, dan Illuminati.

BACA JUGA: Ini Dia 6 Artis Indonesia yang Terlilit Hutang Hingga Miliaran Rupiah

Ilustrasi vaksin Covid-19
Ilsutrasi vaksin Covid-19 | www.istockphoto.com

Israel memang telah menjalankan vaksinasi kepada para warganya. Saat ini sudah lebih dari 2 juta orang Israel sudah menerima satu dosis vaksin, sedangkan 2.25.000 lainnya telah menerima suntikan kedua. Rencananya pada pertengahan Maret Israel akan memberikan vaksin kepada 5 juta dari 9 juta warganya.

Dikutip dari Sindonews.com (19/1/2021), pernyataan Rabbi Daniel mendapat respon sarkastik dari kelompok advokasi LGBTQ+ Havruta yang mengatakan akan dengan semangat menunggu untuk penyambutan anggota baru mereka.

Artikel Lainnya

Sebelumnya pada Desember lalu, Presiden Brazil Jair Bolsonaro memperingatkan warganya bahwa jika mereka mengambil vaksin, maka akan berubah menjadi aligator dan tumbuh janggut.

Tags :