Akibat Corona, Ilmuwan Sebut Bumi Jadi Lebih Sunyi

Wabah Covid-19 di Italia
Wabah Covid-19 di Italia | www.nytimes.com

Aktivitas manusia berkurang akibat corona

Bencana penyakit Covid-19 yang tengah melanda berbagai negara membuat kehidupan seolah berhenti sejenak. Kelas-kelas sekolah dan ruang-ruang perkantoran dikosongkan, jalanan lengang, bahkan pusat hiburan pun ditutup. Rupanya para ilmuwan pun memperhatikan hal ini dan mereka menilai pandemi corona membuat dunia menjadi lebih sunyi

1.

Bunyi seismik berkurang drastis

Wabah Covid-19 di Italia
Wabah Covid-19 di Italia | www.hrw.org

Para seismolog (ahli gempa) di berbagai negara, mengamati adanya bunyi atau suara seismik yang banyak berkurang. Artinya, getaran yang terjadi karena banyaknya mobil, kereta, bus, dan aktivitas orang pun berkurang.

Baca Juga: Tangani Corona, India Ubah Gerbong Kereta Jadi Barak Isolasi

Bunyi seismik yang berkurang drastis ini membuat lempeng bagian atas bumi menjadi berkurang pula getarannya.

Thomas Lecocq, geolog sekaligus seismolog di Royal Observatory di Belgia, pertama kali mengamati hal ini di Brussels. Menurut Lecocq, Brussels mengalami penurunan hingga 30 sampai 50 persen bunyi seismik sejak pertengahan bulan Maret.

Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menutup sekolah, melakukan social distancing, dan sebagainya. Level bunyi seperti sekarang serupa dengan yang biasa ditemukan ketika hari libur seperti Hari Natal.

2.

Stasiun pemantauan deteksi getaran kecil

Wabah Covid-19 di Italia
Wabah Covid-19 di Prancis | www.forbes.com

Bagi Kota Brussels, penurunan bunyi seismik ini memberikan dampak yang menarik. Kini, Lecocq dan seisomolog lain bisa mendeteksi getaran gempa bumi yang kecil sekaligus peristiwa seismik yang sebelumnya tidak bisa terdeteksi.

Baca Juga: Akibat Corona, Masjid Al-Aqsa Pertama Kali Ditutup Sejak 1967

Dalam kondisi normal, Lecocq mengatakan bahwa stasiun pemantauan di Brussels seolah tidak berguna. Stasiun seismik yang dibangun di kawasan perkotaan itu kini bisa berfungsi dengan baik dalam mendeteksi getaran bumi karena aktivitas manusia yang berkurang.

Sebelumnya, padatnya aktivitas manusia setiap hari membuat stasiun pemantauan di Brussels tidak bisa mendeteksi getaran seismik yang kecil.

“Tapi pada saat sekarang, karena kota jadi sunyi, stasiun ini kira-kira sama kemampuannya dengan stasiun lain yang berada di bawah tanah,” ujar Lecocq, sebagaimana dilansir oleh CNN.

3.

Bukti warga taat aturan pemerintah

Wabah Covid-19 di Italia
Wabah Covid-19 di Belgia | www.dw.com

Tak hanya di Brussels, seimolog di wilayah lain pun mengalami hal yang sama. Paula Koelemeijer mengunggah sebuah grafik di Twitter yang memperlihatkan bagaimana bunyi seismik berkurang di West London.

Baca Juga: 3 Negara Ini Berlakukan Jam Malam Demi Mencegah Covid-19

Celeste Labedz, mahasiswa PhD di Institut Teknologi California juga turut mengunggah grafik yang memperlihatkan penurunan drastis bunyi seismik di Los Angeles. Para seismolog mengatakan penurunan drastis bunyi seismik ini menjadi petanda betapa virus corona sangat berpengaruh pada aktivitas normal kehidupan.

Lecocq mengatakan, grafik aktivitas bunyi yang menurun menjadi bukti bahwa warga masih taat pada aturan pemerintah untuk membatasi aktivitas dan berdiam diri di rumah. “Semua orang melakukan hal yang sama. Semua orang menaati aturan” kata Lecocq.

Artikel Lainnya

Meski pandemi corona dianggap membawa dampak baik bagi lingkungan, bencana penyakit ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan harus ditangani dengan cepat dan tegas. Jika tidak, akan semakin banyak korban berjatuhan dan kerugian yang ditanggung akan semakin besar pula.

Tags :