Nilai Ada Kejanggalan, BPN Minta Seluruh Jenazah Petugas KPPS Dibongkar!

Komisi II DPR : Itu namanya mempolitisasi orang yang sudah meninggal

Dalam Pemilu yang kali ini untuk pertama kalinya diadakan secara serentak antara Pilpres dan Pileg menimbulkan polemik yang serius. Pasalnya ratusan petugas KPPS meninggal karena dinilai tugas melebih batas kondisi fisiknya.

Dilansir melalui Detik.com, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno merasa ada kejanggalan dari banyaknya jumlah petugas KPPS yang meninggal. Hingga BPN mengusulkan agar makam para petugas pengamanan Pemilu 2019 tersebut dibongkar.

"Kami mengusulkan kemarin kalau dipandang perlu maka seluruh jenazah yang meninggal misterius karena kami tidak mendengar secara detail penyebabnya apa secara medis, maka jika perlu semua jenazah itu dibongkar untuk dilakukan autopsi. Supaya tidak ada kecurigaan di antara masyarakat," kata anggota BPN, Mustofa Nahrawardaya di Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2019).

Mustofa Nahrawardaya | seword.com

Alasan Mustofa mengusulkan hal tersebut karena banyak petugas pemilu yang gugur. Ia menilai dengan jumlah yang banyak tersebut menimbulkan kecurigaan di benak masyarakat.

"Karena ini rekor terbesar yang dialami, Pak polisi, petugas KPPS, maupun para saksi, maupun petugas pemilu lainnya ini menjadi keprihatinan kita semua. Jadi kematian hilangnya nyawa jangan dipakai guyonan, menawarkan uang jumlah berapa pun tidak etis," ujarnya.

Menanggapi usulan BPN tersebut, Ketua Komisi II DPR menolak dan menilai BPN sudah mempolitisasi orang yang telah meninggal demi kepentingannya sendiri.

"Itu namanya mempolitisasi orang yang sudah meninggal. Sudah lah, kita saja yang masih hidup yang berpolitik, jangan mengajak-ajak orang yang sudah almarhum," kata Ketua Komisi II DPR, Zainudin Amali, kepada wartawan, Sabtu (4/5/2019).

Terkait usulan tersebut, calon presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno mengatakan hal tersebut sebaiknya diserahkan pada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang lebih berkompeten untuk menanggapi. Sedangkan perihal autopsy jenazah menurut Sandiaga harus mendapat persetujuan dari keluarga.

"Tapi kalau jumlahnya di atas 400, layak dengan persetujuan keluarga dilakukan penelitian kenapa apa betul-betul murni yang kelelahan, padahal kita sudah sepakat kalau mau mulai proses itu dicek dulu kesehatannya. Kalau tidak mendukung ya dia harus istirahat dan tak boleh dipaksakan," ujar Sandiaga.

Komisi II DPR yang membidangi masalah Pemilu dinyatakan tengah prihatin dan bersedih atas meninggalnya ratusan anggota KPPS. Menurut Amali, usulan membongkar jenazah tersebut sudah melampaui batas.

"Usulan itu berlebihan. Tentu pihak keluarga tidak mau lah. Mereka sudah ikhlas dengan kepergian anggota keluarganya, kemudian tiba-tiba dikait-kaitkan dengan politik," kata Amali. Menurut Amali, banyaknya petugas KPPS yang meninggal pada Pemilu 2019 diakibatkan oleh kelelahan yang fatal. Mereka bekerja mulai sehari sebelum hari pemungutan suara hingga sehari setelah pemungutan suara. Amali mendengar ada petugas KPPS yang tidak tidur selama tiga hari karena mengurusi Pemilu.

Zainudin Amali, Ketua Komisi II DPR | www.beritasatu.com
Artikel Lainnya

Polemik yang ditimbulkan dari gelaran pertama kali Pemilu secara serentak tentu harus menjadi koreksi bagi pihak-pihak yang bersangkutan agar kejadian ini tak lagi terulang di Pemilu-pemilu berikutnya. Menurutmu gimana nih guys soal usulan bongkar makam petugas KPPS?

Tags :