Misteri Jokowi Tak Berani Injak Kaki di Kediri, Mitos Presiden Lengser Muncul. Benarkah?

Jokowi Takut Kediri
Jokowi Takut Kediri? | Keepo.me

Mitos Kota Kediri yang bisa bikin lengser Presiden RI, Jokowi pun jadi takut injak kaki.

Tagar #JokowiTakutKediri menjadi trending di sejumlah lini masa media sosial dalam beberapa waktu terakhir. Usut punya usut, ternyata kemunculan tagar ini usai Sekretaris Kabinet Pramono Anung melarang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk hadir di Kota Tahu tersebut.

Pramono sendiri meyakini jika Kediri memiliki kekuatan mistis yang begitu kuat yang katanya mampu membuat seorang presiden yang berkunjung kehilangan kekuasaannya. Hal ini lantas menjadi mitos yang begitu dipercaya oleh sejumlah politisi dan praktisi spiritual.

Namun, benarkah Kota Kediri adalah kota yang mampu membuat presiden seluruh Indonesia lengser dari jabatannya?

1.

Jokowi dilarang ke Kediri

Jokowi Takut Kediri
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengaku melarang Presiden Jokowi datangi kota Kediri, Jawa Timur. | www.citizendaily.net

Kota Kediri menjadi topik perbincangan panas banyak orang usai Presiden Jokowi disebut-sebut tak boleh datang berkunjnung ke kota tersebut.

Larangan tersebut dilontarkan langsung oleh salah satu orang kepercayaan Jokowi, Pramono Anung saat kunjungan ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (15/2) lalu.

Pak Pram menyatakan jika dirinya jadi salah satu sosok yang paling melarang presiden datang ke Kediri karena ada mitos mengerikan di Kota Tahu itu yang bisa membuat seorang presiden kehilangan jabatannya.

Bahkan, Pramono juga sempat menyebut nama Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang harus lengser sebagai kepala negara usai bertandang ke Kediri.

“Ngapunten kiai, saya termasuk orang yang melarang Pak Presiden untuk berkunjung ke Kediri,”

“Saya masih ingat karena percaya atau tidak percaya, Gus Dur setelah berkunjung ke Lirboyo (Kediri) tidak begitu lama gonjang-ganjing di Jakarta,” ujar Pramono yang sempat disambut dengan gelat tawa para undangan.

Pernyataan Pramono ini tak pelak memantik beragam reaksi, terutama dari kalangan politisi. Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay misalnya, dia menilai pernyataan Pramono itu tak berbobot dan malah bisa menimbulkan kerisauan di masyarakat.

“Sebab tidak ada argumen sosiologis, politis, akademis, dan religius yang dapat memperkuat asumsi itu. Bahkan, pernyataan itu dapat menimbulkan kegalauan di masyarakat,” jelas Daulay dikutip dari Sindonews.com, Senin (17/2).

Baca Juga: PNS Akan Kaya Raya, Menteri Tjahjo Usulkan Beri Uang Rp 1 Miliar Saat Pensiun

Kegaduhan ini akhirnya membuat Pramono melakukan klarifikasi, dia mengatakan jika larangan itu hanya candaan belaka dan tidak ada maksud tertentu.

“Kalau Bapak Presiden, saya sebagai pembantu Presiden tentu akan menyampaikan kepada beliau untuk tidak datang. Ini kata-kata ini, ‘untuk tidak datang’, ya arena beliau tidak diundang. Karena yang diundang dalam acara reuni akbar (di Lirboyo) itu Pak Wapres,” jelas Pramono di Istana Kepresidenan, Senin (17/2).

Duh, padahal udah banyak orang yang percaya dengan pernyataan yang bisa masuk dalam golongan resmi ini.

2.

Mitos presiden lengser di Kediri

Jokowi Takut Kediri
Mitos presiden saat kunjungi Kota Kediri. | www.dailynewsindonesia.com

Sementara itu, mitos kota Kediri yang disebut menjadi kryptonite bagi Presiden RI ini memang sudah menjadi perdebatan sejak lama.

Kepercayaan ini semakin menguat karena juga didukung dengan tradisi cocoklogi yang jadi salah satu hal yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia. Ibarat pepatah jawa, ora cocoklogi ora kepenak.

Budaya ini juga dibenarkan oleh Pengamat Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga Surabaya, Purnawan Basundoro.

“Memang sebagian masyarakat itu kan masih percaya dengan hal semacam itu, dan itu memang kepercayaan yang berakar jauh pada tradisi kita,” ungkap Basundoro dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (18/2).

Mitos Kediri bisa melengserkan presiden juga dikuatkan cerita masyarakat soal adanya kutukan dari Ratu Shima, penguasa Kerajaan Kalingga Utara, yang dikenal sebagai Kutukan Kartikea Singha.

Kutukan itu sendiri berbunyi,”Siapa saja penguasa yang tidak suci dan memasuki wilayah Kediri, maka dia akan jatuh.”

Udah mirip orang mau ibadah tapi nggak wudhu, nggak suci, ibadahnya pun tak diterima. Alih-alih dapat pahala, malah yang didapat dosa.

Baca Juga: Kalah Telak! Hasil Survey Tunjukkan Anies Paling Jelek Tangani Banjir Jakarta, Ahok Tersukses!

Tapi, mitos ini memang tidak bisa dianggap enteng karena secara sejarah ada 2 orang yang benar-benar menapakkan kakinya di tanah kediri dan tak lama kemudian lengser dari jabatannya.

Pertama ada B.J Habibie, Presiden ketiga RI itu dilengserkan usai tak lama menghadiri pertemuan di kota Kediri. Nasib serupa juga terjadi pada Gus Dur, yang juga harus lengser dari jabatannya usai berkunjung ke Kediri pada tahun 2001.

Lalu, ada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga dikabarkan pernah berkunjung ke Kediri tapi tak berani masuk ke kawasan kota. Kunjungan itu dilakukan SBY saat meninjau lokasi bencana di Gunung Kelud.

Sementara itu, hanya ada satu orang yang berhasil berkunjung ke Kediri tapi tak kehilangan kekuasaannya, yaitu Presiden RI pertama Soekarno.

Bapak proklamator itu dikabarkan pernah berkunjung ke Kediri pada tahun 1948-1950 dan tetap bisa memimpin Indonesia hingga 21 tahun lamanya.

Setelah itu, pada era Soeharto, Megawati, hingga Jokowi, kota Kediri belum pernah sama sekali didatangi secara langsung oleh seorang presiden.

3.

Tidak ada kutukan yang abadi

Jokowi Takut Kediri
Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikaitkan dengan mitos kota Kediri. | www.tribunnews.com

Mitos kota Kediri yang begitu angker untuk seorang presiden memang menjadi bahasan yang cukup tak logis, tapi banyak dipercayai oleh masyarakat.

Seorang budayawan asal Kediri, Imam Mubarok turut angkat bicara dan menilai jika kutukan itu memang bisa jadi benar.

Tapi, seharusnya seorang warga Indonesia harus bisa meyakini jika kutukan itu tidak akan pernah abadi. Mubarok pun sempat menyayangkan jika Presiden Jokowi benar-benar tak ingin berkunjung ke Kediri karena mitos tersebut.

Baca Juga: Anies Diduga Manipulasi Izin Soal Formula E, Ketua DPRD DKI: Ini Pembohongan Publik!

“Tidak ada kutukan yang abadi, sebab di muka bumi ini tidak ada yang abadi kecuali Allah,” jelas pria yang juga dikenal sebagai Gus Barok dikutip dari Detik.com, Selasa (18/2).

Pernyataan Gus Barok cukup ada benarnya juga karena di era yang sudah penuh dengan teknologi dan keyakinan dalam kepercayaan, maka mitos seperti ini tidak layak untuk dijadikan alasan dalam menentukan larangan kunjungan.

Terlebih, Kediri juga dikenal memiliki sejarah yang kuat bagi Indonesia dan memiliki posisi yang strategis dalam membangun bangsa.

“Jadi sebenarnya secara histori Kediri justru penting artinya. Bahkan, di zaman kolonial pun dijadikan Kota Karesidenan,” jelas sejarawan Adrian Perkasa.

Artikel Lainnya

Kemunculan mitos Kediri dilarang dikunjungi presiden memang menjadi hal yang cukup aneh dan ajaib yang dilontarkan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Dimana seharusnya, pemerintah tidak menjadikan sebuah mitos dalam pengambilan keputusan. Malah seharusnya seorang presiden bisa melihat dan meninjau setiap sudut daerah di Indonesia dan memastikan terjadinya pemerataan kesejahteraan.

Berdasarkan fakta, memang tak banyak presiden yang melakukan kunjungan ke Kediri, tpai jelas ini menjadi sebuah bahan evaluasi penting untuk pemerintah.

Jangan sampai hanya karena mitos, membuat seorang presiden kehilangan nyalinya untuk berkunjung ke suatu daerah. Jangan sampai…

Tags :