Sedih! Masyarakat di Wilayah Kumuh Filipina Konsumsi Makanan Terbuat dari Sampah

Pagpag
Pagpag yang dikonsumsi masyarakat miskin Filipina | www.hipwee.com

Kondisi ekonomi memaksa penduduk miskin Filipina memakan Pagpag, makanan dari sampah.

Kawasan kumuh di Kota Manila, Filipina, terbilang memprihatinkan. Tidak semua warganya bisa mendapatkan makanan layak. Sebagian dari mereka bahkan kerap mengonsumsi makanan sisa yang diperolehnya dari tempat sampah untuk kemudian didaur ulang. Makanan sisa ini disebut dengan “pagpag”.

1.

Pagpag, daging sisa yang dikonsumsi Masyarakat miskin di Filipina

Pagpag
Pagpag diambil dari tumpukan makanan sisa | news.trubus.id

Warga Manila yang hidup di bawah garis kemiskinan kerap mengonsumi “pagpag”. Pagpag adalah makanan yang terbuat dari daging sisa yang didaur ulang. Biasanya daging ini diambil dari tempat sampah restoran, kemudian dicuci, dimasak, dan dijual pada warga miskin di kawasan kumuh Manila. Bisa dikatakan, pagpag adalah makanan sehari-hari mereka.

Pengonsumsi pagpag sebagian besar adalah mereka yang hidup di “strata paling bawah” masyarakat Filipina. Mereka sulit untuk memperoleh makanan yang lebih layak untuk memenuhi kebutuhan asupan tiap hari. Oleh sebab itu, makanan yang jauh dari kata higienis ini menjadi pilihan mereka.

Sebagaimana dilansir oleh Odditycentral.com, Senin (18/2), pagpag saat ini menjadi bisnis yang meunguntungkan. Para penjual pagpag biasanya mendapatkan daging sisa dari pengepul dengan harga yang sangat murah.

Para pengepul mendapatkan daging sisa dari para pemulung yang mengais tumpukan sampah atau sisa makanan yang sudah kadaluwarsa. Mereka biasanya mengambil dari restoran cepat saji atau restoran yang ada di Kota Filipina.

Tidak jarang juga mereka mengambil daging sisa berebut dengan kucing dan tikus liar yang juga mengais-ngais di tumpukan sisa makanan. Daging sisa yang mereka dapatkan akan dibungkus di dalam kantung plastik untuk diberikan pada pengepul.

Baca Juga: Palestina Harapkan Indonesia Bantu Temukan Jalan Damai Bagi Konflik Palestina-Israel

2.

Pagpag dijual dengan harga sangat murah

Pagpag
Pagpag saat dimasak | loop.co.id

Satu kantung plastik daging pagpag ini biasanya dijual dengan harga 20 peso atau sekitar Rp 14.000. Biasanya, satu kantung plastik daging pagpag bisa dimasak menjadi beberapa porsi. Masing-masing porsi rata-rata dijual dengan harga 10 peso atau Rp 7.400.

Cara memasak daging sisa ini pun jauh dari higienis. Sebelum dimasak, daging sisa akan dicuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel saat masih di tempat sampah. Tulang-tulang yang menempel di daging kemudian dibuang. Daging dicampur dengan sayur, saus, dan beragam bumbu hingga menjadi sajian di tempat makan di wilayah kumuh.

Salah satu pengonsumsi pagpag mengatakan bahwa adanya pagpag sangat membantu kebutuhan mereka akan makanan. Mereka sudah bisa membawa pulang pagpag dengan porsi besar yang siap diberikan untuk satu keluarga hanya dengan beberapa peso.

Baca Juga: Donald Trump Ancam Iran Akan Tamat Jika Serang Amerika Serikat

3.

Kondisi ekonomi yang buruk memaksa masyarakat mengonsumi pagpag

Pagpag
Pagpag saat dimasak | kaltim.tribunnews.com

Pagpag dulunya tidak sering dikonsumsi seperti saat ini. Warga Filipina hanya akan mengonsumi pagpag jika memang mereka sama sekali tidak bisa membeli makanan yang layak. Kini, inflasi di Filipina kian menanjak. Semakin banyak warga Filipina yang kesulitan membeli makanan, hingga akhirnya pagpag menjadi pilihan.

Meski diambil dari tempat sampah dan sudah dikonsumsi oleh orang lain, warga Filipina yang menyantap pagpag yakin bahwa makanan ini masih aman untuk dikonsumsi. Pasalnya, pagpag sudah terlebih dulu dicuci sebelum diolah. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa pagpag terasa nikmat dan bergizi.

Meski demikian, otoritas kesehatan di Filipina sudah menyatakan bahwa menyantap pagpag bisa mendatangkan risiko kesehatan yang mengkhawatirkan. Salome Degollacion, tetua di Helping Land, salah satu wilayah kumuh di Manila, mengatakan kepada CNN bahwa tidak sedikit orang yang akhirnya meninggal karena mengonsumsi pagpag.

Artikel Lainnya

Masyarakat Filipina gengsi untuk “makan dari piring orang lain”. Sesulit apapun hidup, mereka pantang meminta pada orang lain, sebagaimana yang dikatakan oleh Melissa Alipalo, ahli pembangunan sosial.

Kondisi ekonomi yang tidak jua membaik, akhirnya membuat pagpag menjadi pilihan masyarakat Filipina untuk mengisi perut dan bertahan hidup. Mereka menjauhi kebiasaan meminta-minta, sehingga lebih baik jika mereka mengonsumsi makanan sisa.

Tags :