Makin Terang, Polisi Ungkap Dalang Rencana Pembunuhan 4 Tokoh Besar Adalah Orang Papan Atas!

Ilustasi
Ilustasi | nasional.kompas.com

Wah! Kira-kira siapa ya?

Titik terang terkait kasus rencana pembunuhan pejabat negara semakin menyeruak. Hal ini dibuktikan dengan pernyataa Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo kepada awak media di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Lebih lanjut titik terang yang dimaksud Dedi adalah bahwa penyandang dana dalam kasus rencana pembunuhan orang papan atas. Hal tersebut terungkap manakala si penyandang dana sebelumnya telah memberikan pecahan dollar Singapura untuk dipakai membeli senjata.

Iya (orang papan atas) pendananya ya, ujar Dedi di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Namun, ketika ditanya siapakah orang papan atas tersebut, Dedi lebih memilih bungkam dan menjelaskan jika pihaknya masih terus mendalami kasus ini.

Dedi kemudian melanjutkan jika, orang papan atas tersebut memberikan pecahan dollar Singapura senilai Rp. 150 juta kepada seorang berinisial HK selaku tersangka karena terbukti sebagai koordinator lapangan dalam kasus tersebut.

Cash, langsung dikasih cash. Kemudian dicairkan di money changer Rp 150 juta langsung dia pakai untuk itu (beli senjata), kata Dedi.

Para pelaku kasus perencanaan pembunuhan pejabat ini diketahui sebagai kelompok pihak ketiga yang memang bertugas sebagai martir dalam aksi menolak hasil Pilpres pada 22 mei lalu di depan Gedung Bawaslu, Jakarta. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menjelaskan, kronologi upaya pembunuhan ini bermula sejak 1 Oktober 2018.

Dari fakta yang berhasil dihimpun penyidik, saat itu HK diminta seseorang untuk membeli senjata yang terdiri dari dua pucuk senpi laras pendek di Kalibata. Setelah itu, pada 13 Oktober 2018, HK menjalankan tugas sesuai yang diperintahkan kepadanya, alhasil HK mendapatkan empat buath senjata, senjata itu didapat HK dari AF dan AD. Sebagian senjata itu kemudian diserahkan HK kepada dua rekannya, AZ, TJ, dan IR.

HK menerima perintah dari seseorang untuk membeli dua pucuk senpi laras pendek di Kalibata. Seseorang ini, pihak kami sudah mengetahui identitasnya. Sedang didalami, kata Iqbal dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (27/5/2019).

Ilustasi
Barang bukti senjata | nasional.kompas.com

Kemudian pada 14 Maret, HK mendapat transfer Rp 150 juta, sebanyak Rp 25 juta diberikan kepada TJ, dan TJ inilah yang direncanakan sebagai eksekutor untuk membunuh tokoh nasional.

TJ diminta membunuh dua tokoh nasional. Saya tak sebutkan di depan publik. Kami TNI Polri sudah paham siapa tokoh nasional tersebut, kata Dedi

Berikutnya pada 12 April, HK kembali mendapatkan perintah untuk membunuh dua tokoh nasional lainnya, jadi totalnya ada empat target yang akan dihabisi oleh kelompok HK.

Jadi, ada empat target kelompok ini menghabisi nyawa tokoh nasional, ujarnya.

Ketika awak media menanyakan apakah tokoh nasional itu adalah penjabat negara, pihak kepolisian membenarkan, pihaknya mengiyakan jika tokoh nasional itu adalah pejabat negara, tapi bukan presiden.

Pejabat negara. Tapi bukan presiden. Tapi bukan kapasitas saya menyampaikan ini. Nanti kalau sudah mengerucut baru dikasih tahu, kata penyidik.

Selain empat pejabat negara, belakangan, HK juga mendapat perintah untuk membunuh seorang pemimpin lembaga survei.

Terdapat perintah lain melalui tersangka AZ untuk bunuh satu pemimpin lembaga swasta. Lembaga survei. Dan tersangka tersebut sudah beberapa kali menyurvei rumah tokoh tersebut, ujar Iqbal.

Hingga berita ini dibuat, HK bersama tiga rekannya, AZ, TJ dan IR telah ditetapkan sebagai tersangka, begitu juga AF dan AD selaku penyuplai senjata, namun, dalang dari kasus rencana pembunuhan pejabat negara ini masih ditelusuri.

Artikel Lainnya
Tags :