Kondisi Pencari Suaka di Jakarta Makin Memprihatinkan, Saling Adu Jotos Akibat Rebutan Wafer!

Rebutan Wafer, Para Pencari Suaka Terlibat Keributan
Sejumlah pencari suaka terlibat kericuhan saat pembagian bantuan makanan di penampungan eks Kodim, Kalideres, Kamis (22/8). | metro.tempo.co

Puluhan Pencari suaka asal Afghanistan dan Sudan terlibat baku hantam akibat berebut sebuah wafer di Jakarta Barat

Para pencari suaka yang berada di penampungan eks Kodim, Perumahan Daan Mogot Baru, Jakarta Barat saling adu jotos akibat berebut sebuah wafer dan beberapa makanan ringan lainnya.

Situasi ini memperburuk kondisi para pencari suaka yang dari hari ke hari semakin memprihatinkan karena tak mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Seperti apa kronologi keributan ‘bar-bar’ para pencari suaka yang disebabkan oleh wafer ini? Berikut laporannya.

1.

Pencari suaka saling jotos saat pembagian makanan

Rebutan Wafer, Para Pencari Suaka Terlibat Keributan
Seorang pencari suaka asal Sudan, Mohamed menjadi bulan-bulanan pencari suaka asal Afghanistan. | metro.tempo.co

Dilansir dari Tempo.co, Kamis (22/8), bentrokan antara pencari suaka asal Sudan bernama Mohamed dengan sejumlah pencari suaka asal Afghanistan terjadi pada Kamis pukul 17.10 WIB.

Saat itu, beberapa petugas dan koordinator dari Afghanistan tengah membagikan bantuan makanan ringan dan wafer kepada para pencari suaka yang terlantar.

Namun Mohamed yang kecewa dengan sistem pembagian yang dirasa tidak adil tiba-tiba mengamuk dan menyerang para pencari suaka lainnya.

Tindakan Mohamed ini akhirnya memancing emosi para pencari suaka. Adu jotos hingga saling lempar dengan menggunakan besi dan barang tumpul lainnya pun tak terhindarkan.

Pihak kepolisian yang mengetahui kejadian tersebut, langsung mencoba untuk menenangkan suasana dengan cara memberi tembakan peringatan ke udara sebanyak dua kali.

Baca Juga: Bantah Pin 1,3 M DPRD DKI Sesuai Aturan, Kemendagri: Tak Pernah Diatur!

2.

Kondisi para pencari suaka memprihatinkan hingga kelaparan

Rebutan Wafer, Para Pencari Suaka Terlibat Keributan
Kondisi pencari suaka yang bertahan di penampungan eks Kodim, Daan Mogot, Kalideres, Jakarta Barat. | www.liputan6.com

Mohamed lalu menceritakan kondisi terkini para pencari suaka yang sedang berada dalam situasi memprihatinkan.

Hal ini tidak lepas dari tidak adanya pasokan makanan dan minuman yang membuat mereka menjadi kelaparan. Padahal, banyak wanita dan anak-anak yang terlantar di penampungan tersebut.

“Kami kelaparan, dari pagi tidak dapat minum dan belum makan. Banyak anak-anak menangis belum makan,”

"Anak-anak di sini kelaparan, itu juga ibu hamil kasihan. Kalau saya tidak apa-apa puasa saja,” jelas Mohamed sebelum terlibat kericuhan.

Baca Juga: DKI Jakarta Pasang "Tumpukan Batu" Seharga 150 Juta, Pengganti Bambu Getih Getah di Bundaran HI!

3.

Pemprov DKI Jakarta segera pulangkan para pencari suaka

Rebutan Wafer, Para Pencari Suaka Terlibat Keributan
Sejumlah spanduk penolakan pencari suaka yang dipasang warga perumahan Daan Mogot, Jakarta Barat. | www.liputan6.com

Di lain pihak, pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan tidak memiliki tanggung jawab pada pencari suaka yang kini menempati bekas Kodim Jakarta Barat.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun memastikan akan segera memulangkan para pencari suaka ke negara asalnya usai berkoordinasi dengan UNCHR.

“Sebenarnya begini, seluruh pengelolaan para pengungsi itu ada di tangan UNCHR. Sifat dari bantuan kami di Jakarta adalah sifatnya kemanusiaan untuk mengisi kebutuhan dasar saat UNCHR belum menjalankan,”

Anies juga menjelaskan jika keputusan Pemprov DKI yang tidak lagi memberikan bantuan dikarenakan status para pencari suaka masih warga negara asing (WNA).

Hal ini dinilai Anies merupakan ranah pemerintah pusat dan bukan pemerintah daerah.

Artikel Lainnya

Kondisi memprihatinkan para pencari suaka yang kini tinggal di penampungan eks Kodim memang harus segera diperhatikan.

Pemerintah baik pusat dan daerah pun diminta untuk segera menegaskan status mereka, apakah segera dipulangkan atau diberi kesempatan untuk tinggal dan mencari penghidupan di Indonesia.

Jangan sampai kondisi ini dibiarkan terus berlarut hingga menjadikan beban dan membuat munculnya bom waktu di masa depan.

Tags :