Jadi Penceramah di Gereja, Mahasiswa Ini Nekat Bunuh Diri Karena Malu Orang Tuanya Tak Pernah Beribadah

Ilustrasi | unsplash.com

Keputusan yang sangat disayangkan ya.

Warganet Desa Taikako, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, dihebohkan dengan peristiwa kematian dari seorang mahasiswa praktek kerja lapangan asal Jakarta. Korban yang berinisial SS (23), ditemukan pihak keluarga telah terbujur kaku dengan kondisi tergantung di sebuah pondok di belakang Gereja Bethel Indonesia (GBI) Silaoinan.

Mahasiswa tersebut ditemukan sekitar pukul 08.30 WIB, oleh pihak keluarga. Kala itu, tantenya tengah mencari keberadaan korban. Sayangnya justru yang ia temukan ialah korban yang sudah tergantung di area belakang gereja.

BACA JUGA: Dulu Jadi Tontonan Favorit, Beginilah Kabar 9 Bintang Telenovela Sekarang

Lokasi penemuan jasad mahasiswa gantung diri | news.okezone.com

Nasprita, sang tante, seperti dilansir dari Okezone (24/3/21), menjelaskan kronologi kejadian penemuan jasad keponakannya. Ia yang tengah mencari korban mencarinya ke gereja, namun setelah diketuk beberapa kali ia mulai merasa janggal karena tak ada sahutan darinya. Karena tidak ada sahutan, akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka pintu depan gereja tersebut.

"Setelah pintu terbuka saya melihat pintu belakang Pastori GBI Silaoinan terbuka, dan saya langsung ke belakang rumah, tiba-tiba saya melihat ada orang yang sedang tergantung, melihat hal itu saya langsung beritahu kepada orang lain bahwa ada orang yang lagi tergantung,” tuturnya dilansir dari Okezone (24/3/21).

BACA JUGA: 7 Film Tentang Tsunami yang Diangkat dari Bencana Alam di Dunia Nyata

Sementara itu, menurut keterangan Kepala Dusun Silaoinan Barat, Iskandar Sababalat, ketika ditemukan korban sudah tak bernafas. Ia juga membenarkan jika korban merupakan mahasiswa PKL yang yang berakhir pada Agustus mendatang. Ia juga memang tinggal di GBI Silaoinan.

"Waktu ditemukan kami tidak berani menurunkan SS, setelah datang anggota Polsek Sikakap dan tenaga kesehatan barulah kami berani menurunkan SS yang lagi tergantung di Paran Pondok di belakang Pastori GBI Silaoinan,” jelasnya.

Malu orang tua tak pernah datang ke ceramahnya

Dugaan kuat mengapa akhirnya SS memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri, ialah karena ia merasa malu dengan kedua orang tuanya yang tak pernah datang ketika ia menjadi penceramah di gereja. Padahal ia merupakan calon pendeta. Hal itu pun jadi bahan perbincangan warga.

"S sering memberikan ceramah di gereja, berdasarkan keterangan warga sekitar, korban diduga malu orangtuanya tidak pernah menghadiri ceramahnya di gereja, maka korban nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Padahal korban ini merupakan calon pendeta," jelas Kapolsek Sikakap Kabupaten Mentawai Tirto Edhy, melalui Wakapolsek Ibda Yanuwar, dilansir dari Kompas (25/3/21).

Selain itu, pihak kepolisian juga telah membenarkan kasus tersebut. Lebih lanjut Kapolsek Tirto juga mengungkapkan hasil visum jasad korban, dimana tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya. Sehingga korban murni bunuh diri.

Korban tinggalkan surat untuk kedua orang tuanya | news.okezone.com

Tinggalkan sepucuk surat

Fakta lainnya yang ditemukan ketika proses penyelidikan ialah ditemukannya sepucuk surat yang ditinggalkan korban. Hal itu berdasarkan pernyataan dari salah satu jemaat GBI Silaoinan, Bilmar Sapalakkai. Surat itu ditujukan untuk orang tua SS, yang intinya meminta kedua orang tuanya agar tak pindah dari gereja tersebut dan tidak menjual kediaman mereka di Trans Pumagirat.

Bilmar bahkan mengaku masih melihatnya ketika tengah menyemprot rumput di sekitar pekarangan GBI Silaoinan. Ia juga mengungkapkan bahwa sempat ada informasi bahwa kedua orang tua SS akan pindah ke Desa Matobe dan menjual rumah mereka di daerah yang sesuai isi tersebut.

Berikut isi surat yang ditinggalkan SS untuk kedua orang tuanya.

"Buat mama dan papa, yang kulakukan ini bukan yang terbaik ma, pa,tapi aku capek dengan semua ini ada banyak omongan orang, jadi aku minta ma, pa jangan pindah dari gereja ini dan jangan jual rumah kita. Ini HP buat bapa nanti diperbaiki," tulis SS dikutip dari Okezone (24/3/21).

Artikel Lainnya

Kepolisian Sikakap kemudian menjelaskan jika keluarga menolak dilakukannya otopsi dan mengaku telah mengikhlaskan kepergian SS.

Tags :