Bayar Pijat Plus Pakai Uang Kuliah, Mahasiswa Surabaya Tega Bunuh Terapis dan Bakar Mayatnya!

Bayar Pijat Plus-Plus Pakai Uang Kuliah, Mahasiswa Bunuh Terapis Pijat Plus Surabaya
Mahasiswa berinsial YF (20) diamankan petugas usai membunuh seorang terapis pijat plus-plus di Surabaya, Jawa Timur. | radarsurabaya.jawapos.com

Pelaku kesal karena sebelum diservis pijat plus-plus, korban sudah minta tambahan uang.

Seorang mahasiswa berinisial YF (20) diamankan polisi usai membunuh seorang terapis online bernama Monik (26) yang ditemukan tewas mengenaskan dalam sebuah kardus di Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (17/5) lalu.

Berdasarkan keterangan polisi, pelaku tega membunuh korban lantaran kecewa sudah ditagih uang terlebih dahulu sebelum mendapatkan servis pijat plus-plus.

Lalu,seperti apa kronologi lengkap pembunuhan terapis pijat plus-plus ini? Berikut laporannya.

1.

Mahasiswa bunuh terapis pijat plus

Bayar Pijat Plus-Plus Pakai Uang Kuliah, Mahasiswa Bunuh Terapis Pijat Plus Surabaya
Petugas mengevakuasi mayat terapis yang dibunuh dan dimasukkan dalam kardus di Surabaya. | www.primaberita.com

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (18/6), kasus pembunuhan sadis ini bermula saat pelaku berkenalan dengan korban melalui media sosial Twitter. Saat itu, diketahui korban menawarkan jasa pijat online.

Keduanya pun akhirnya sepakat untuk bertemu di rumah kontrakan YF di kawasan Lakarsantri pada hari Selasa (16/6) pukul 18.00 WIB.

Baca Juga: Geger Ibu Tiri di Sulsel Bunuh Bayi 4 Tahun Secara Keji Pakai Pulpen, Begini Faktanya!

Transaksi jasa pijat pun terjadi, YF membayar korban sebesar Rp 900 ribu yang berasal dari uang SPP kuliahnya. Sekitar 45 menit mendapatkan pijatan, korban ternyata lalu menawarkan layanan jasa plus-plus pada pelaku.

Namun, keduanya cekcok lantaran korban meminta uang tambahan sebelum memberikan servis pijat plus-plus.

“Saya bayar pijat Rp 900 ribu, kemudian dia menawarkan layanan plus-plus,” ucap YF saat konferensi pers di Polrestabes Surabaya.

“Belum sempat bersetubuh, dia minta uang tambahan. Saya nggak mau, tapi korban ngeyel ikut marah,”

Korban yang saat itu tiba-tiba teriak minta tolong membuat pelaku panik hingga akhirnya aksi penusukan terjadi.

Baca Juga: Diduga Masukkan Jari ke Kemaluan Pasien, Dokter di Aceh Dilaporkan Polisi

“Saya panik, ambil pisau lipat langsung menusuk leher korban. Saya takut kegerebek warga,” jelas YF.

Akibat sejumlah tusukan di bagian leher, akhirnya korban tewas kehabisan darah di rumah kontrakan pelaku.

2.

Mayat sempat dibakar

Bayar Pijat Plus-Plus Pakai Uang Kuliah, Mahasiswa Bunuh Terapis Pijat Plus Surabaya
Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo menunjukkan barang bukti kasus pembunuhan terapis. | surabaya.tribunnews.com

Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo lalu menyebutkan bahwa pelaku sempat membakar mayat korban dengan menggunakan kompor untuk menghilangkan jejak pembunuhan.

Namun, rencana itu urung dilakukan lantaran takut aksinya malah ikut membakar rumah kontrakan. Pelaku akhirnya hanya memasukkan mayat korban ke dalam kardus lemari es.

Baca Juga: Video Detik-Detik Pesawat TNI Jatuh Hantam Rumah Warga di Riau, Saksi: Saya Kira Terjun Payung!

“Rencananya akan dibakar sampai berabu, tapi karena takut apinya membakar rumah, tersangka kemudian mematikan kompor,”

Mayat korban sendiri memiliki sejumlah luka bakar terutama di bagian kaki. Pelaku yang sudah ketakutan, akhirnya meninggalkan mayat tersebut di rumah kontrakannya.

Polisi berhasil melacak pelaku yang diketahui kabur ke rumah keluarganya di kawasan Ngoro, Mojokerto.

“Keluarga tersangka kooperatif sehingga dapat mengungkap kasus ini lebih cepat,” jelas Hartoyo.

Artikel Lainnya

Kasus pembunuhan sadis pada seorang terapis pijat di Surabaya akhirnya terungkap, pelaku ternyata adalah seorang mahasiswa.

Sejumlah fakta pun juga didapatkan dari pelaku yang menggunakan uang SPP kuliah agar bisa mendapatkan jasa pijat plus-plus sampai perbuatan kejinya yang tega membakar mayat korban.

Semoga kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua dan pelaku bisa diberikan hukuman yang setimpal.

Tags :