Inilah Delta Force, Pasukan AS yang Memburu Pemimpin ISIS

Pasukan AS
Pasukan AS | deadliestfiction.fandom.com

Delta Force pernah memburu pemimpin Al Qaeda

Popularitas unit pasukan khusus Amerika Serikat dari cabang Angkatan Laut, SEALs Team 6 atau Naval Special Warfare Development Group (DEVGRU) sudah cukup dikenal oleh sebagian kalangan, apalagi ketika mereka berhasil memburu pemimpin kelompok teroris Al Qaeda dalang serangan 9/11, Osama bin Laden pada tahun 2011 silam.

Adalah Delta Force yang kini populer disebut-sebut oleh sejumlah media, meski eksistensi mereka yang secara resmi disangkal oleh pejabat militer AS sudah ada sejak hampir setengah abad silam. Berikut beberapa fakta tentang unit elite pemburu bos ISIS tersebut, sebagaimana dikutip dari Business Insider.

1.

Eksistensinya secara formal disangkal

Pasukan AS
Pasukan AS | nationalinterest.org

Pada foto dengan tanggal Mei 2010, seorang personel Pasukan Khusus AS atau US Special Forces - Green Berets (di atas mobil) tengah memberikan arahan kepada tentara Mali. Pasukan AS dikerahkan untuk membantu tentara setempat menumpas teroris di Afrika (AP)

Pada foto tertanggal Mei 2010 tersebut, seorang personel Pasukan Khusus AD-AS atau US Special Forces - Green Berets (di atas mobil) tengah memberikan arahan kepada tentara Mali. Pasukan AS dikerahkan untuk membantu tentara setempat menumpas teroris di Afrika (AP)

Baca Juga: 22 Unit Harley Disita Negara, Dilelang dan Dibagikan ke Polda dan Kejaksaan

Delta Force bukan nama resmi unit yang berembrio dari cabang Angkatan Darat AS tersebut. Sejumlah pejabat militer AS bahkan secara formal menyangkal eksistensinya. Untuk menyamarkan dan menyangkal keberadaan mereka (plausible deniability), AS sengaja menyebarkan nama-nama lain di media, yang jika ditelusuri, sejatinya merujuk pada unit pasukan yang sama.

Nama-nama tersebut antara lain: 1st Special Forces Operational Detachment-Delta (SFOD-D), Army Compartmented Element (ACE), Special Mission Unit (SMU), atau Gugus Tugas Hijau (Task Force Green).

Meski demikian, pasukan itu telah ada sejak lama, yakni pada tahun 1977 yang terinspirasi dari Special Air Service (SAS) Inggris --sebuah unit komando Britania. Pembentukannya saat itu disesuaikan dengan kebutuhan mendesak situasi penyanderaan di Kedubes AS di Teheran selama revolusi Islam Iran dan dorongan dari sejumlah pejabat militer mengenai pembentukan unit yang terspesialisasi untuk misi kontra-terorisme dan pertempuran asimetris.

Delta Force saat ini sejatinya telah tergabung dalam Komando Gabungan Operasi Khusus AS (JSOC), yang merupakan sebuah organisasi payung untuk semua unit pasukan khusus dari berbagai cabang angkatan bersenjata.

Kantor pusat mereka terdaftar di Pangkalan AD-AS di Fort Bragg, North Carolina. Namun, sebagaimana dilaporkan oleh the New York Times.

Baca Juga: Dibuat Sama Anak Bangsa, 2 Tol Era Jokowi Dijual ke Asing 2,5 Triliun!

"tidak akan ada satu orang pun di Fort Bragg yang akan menunjukkan arah jika Anda bertanya di mana kantor Delta Force berada, karena secara resmi, mereka tidak ada."

Selama di lapangan, media AS melaporkan bahwa penampakan operator Delta "secara signifikan sangat berbeda dari unit tempur konvensional lainnya." Mereka biasanya berambut panjang, berjanggut, mengenakan seragam kamuflase tanpa patch identifikasi apapun (bahkan termasuk bendera AS), senjata yang berbeda, atau bahkan dalam beberapa situasi, berpakaian seperti milisi atau paramiliter sipil

2.

Memiliki misi penting

Pasukan AS
Pasukan AS | www.wearethemighty.com

Delta Force juga pernah terlibat dalam beberapa operasi berprofil dan berisiko tinggi, seperti misi 1993 di Somalia yang menginspirasi film "Black Hawk Down," serta operasi rahasia lain yang mungkin tidak akan pernah diketahui oleh publik.

Pada misi mereka di Somalia, yang kemudian diungkap ke public, Delta diperintahkan untuk menangkap pemimpin milisi Somalia Mohamed Farrah Aidid di Mogadishu dan upaya selanjutnya untuk menyelamatkan pilot Angkatan Darat Michael Durant setelah helikopternya jatuh selama misi.

Baca Juga: Anies Izinkan DWP dan Dukung Diskotek, FPI: Kami Sarankan Konsultasi ke Alim Ulama!

Lima operator Delta tewas dalam insiden tersebut, serta 14 tentara AS lainnya. Beberapa ratus pejuang dan warga sipil Somalia juga terbunuh. Selain itu, Delta juga terlibat dalam upaya gagal menyelamatkan sandera dari Kedutaan Besar AS di Iran pada 1980.

1st SFOD-D juga telah banyak terlibat dalam perang di Afghanistan dan kedua perang Irak, serta berperan penting dalam menangkap Saddam Hussein. Delta menarik diri dari Irak ketika pasukan AS di sana pergi pada 2011, tetapi telah secara konsisten hadir dalam perang melawan ISIS di negara itu, tulis Wesley Morgan di The Washington Post pada 2015 .

ACE memiliki hubungan dekat dengan Kurdi Irak yang memerangi ISIS dan beroperasi di Suriah, termasuk membunuh pemimpin tinggi kelompok simpatisan ISIS, Abu Sayyaf di sana pada 2015, tulis Morgan.

3.

Terbaik di antara yang terbaik

Pasukan AS
Pasukan AS | nationalinterest.org

Mereka adalah creme de la creme yang berarti “terbaik di antara yang terbaik”. Anggota Dela ini biasanya terdiri dari para tentara terbaik di antara unit tempur terbaik dari berbagai cabang angkatan bersenjata. Mayoritasnya adalah tentara karier dari US Special Forces dan US Army Ranger, dengan beberapa merupakan operator lintas cabang angkatan bersenjata.

Para calon anggota Delta harus lolos uji fisik yang sangat ketat dan harus sehat secara psikologis guna melakukan operasi yang melelahkan. Setelah para calon anggota lulus dari ujian fisik dan psikologis, mereka akan diajarkan keterampilan seperti keahlian menembak dan seni pertukaran intelijen. Per tahun 2017, hanya ada sekitar 1200 personel operator Delta.

Artikel Lainnya

Kematian pemimpin ISIS memang menyisakan banyak cerita sekaligus pertanyaan. Hingga saat ini, masih ada pihak yang tidak percaya dengan kematian Abu Bakar Al-Baghdadi dan menduganya sebagai rekayasa pihak tertentu. Meski demikian, kini ISIS pun telah mengumumkan pemimpin yang baru pasca kabar tewasnya Al-Baghdadi.

Tags :