IDI: 1 dari 6 Dokter Meninggal Bukan Disebabkan Covid-19

Covid-19 di Indonesia
Wabah Covid-19 di Indonesia | jakartaglobe.id

dr. Toni Daniel Silitonga wafat karena kelelahan dan serangan jantung

Kabar mengejutkan dari garda depan penanganan Covid-19 di Indonesia, enam dokter dinyatakan meninggal dunia. Berbagai spekulasi mengenai kabar duka ini pun beredar. Menanggapi hal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun memberikan konfirmasi bahwa salah satu dari enam dokter yang meninggal bukan akibat Covid-19.

1.

Satu dokter meninggal akibat serangan jantung

Covid-19 di Indonesia
dr. Daeng M. Faqih | news.detik.com

Klarifikasi pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengenai meninggalnya enam dokter disampaikan melalui surat yang dipublikasikan di akun resmi Instagram milik IDI. Sebelumnya, dr. Toni Daniel Silitonga dikabarkan meninggal akibat Covid-19 bersama lima dokter lainnya, yakni Hadio Ali, Djoko Judodjoko, Laurentius, Adi Mirsaputra, dan Ucok Martin.

Baca Juga: Sah! Gara-Gara Covid-19 UN 2020 Dihapus, Netizen: Selamat Kalian Lulus Jalur Corona

“Adalah benar, dr. Toni Daniel Silitonga dalam wafatnya bukan disebabkkan langsung oleh Covid-19... Beliau berpulang dikarenakan kelelahan dan adanya serangan jantung,” jelas Ketua Umum PB-IDI, dr. Daeng M. Faqih, sebagaimana yang tertulis dalam surat klarifikasi di akun Instagram IDI.

Selain itu, pihak IDI juga menjelaskan bahwa dr. Daniel adalah Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular di Dinas Kesehatan Bandung Barat. Masih mengemban tugas di hari-hari terakhirnya, dr. Daniel bertugas sebagai satuan tugas (satgas) Tim Penanggulangan Covid-19 di Bandung Barat.

Baca Juga: Lagi! Viral Mahasiswa Tiba-Tiba Pingsan di Jalan Diduga Corona, Polisi Ungkap Hasil Kesehatannya!

2.

Pernyataan Sekretaris Jenderal IDI

Covid-19 di Indonesia
Wabah Covid-19 di Indonesia | www.thejakartapost.com

Sebelumnya, melalui akun Instagram, pihak IDI pun menyatakan terdapat enam dokter yang meninggal dunia. Kematian para dokter tersebut diduga terjangkit Covid-19. Meski demikian, Sekretaris Jenderal IDI, Adib Khumaidi, belum memberikan kepastian bahwa semua dokter yang meninggal tersebut diakibatkan oleh infeksi Covid-19.

Adib Khumaidi hanya memastikan beberapa dari enam dokter tersebut memang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 setelah menjalani pemeriksaan swab di laboratorium.

“Dikonfirmasikan memang dari gejala dan kliniknya memang dia terduga PDP daripada Covid-19,” ujar Adib, dikutip dari CNNIndonesia.com.

Adib menjelaskan faktor lain yang menjadi sebab kematian enam dokter tersebut. Adib menyebut jumlah Alat Pelindung Diri (APD) yang masih terbatas adalah salah satu faktornya. Ia pun khawatir kondisi serupa akan dialami oleh tenaga medis lain yang juga menangani Covid-19.

Baca Juga: Pemakaman Guru Besar UGM Yang Positif Corona Ditayangkan Via IG Live, Keluarga Tak Bisa Mendekat

3.

Kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD)

Covid-19 di Indonesia
Wabh Covid-19 di Indonesia | www.thejakartapost.com

Lebih lanjut, Adib menyatakan bahwa jumlah APD yang terbatas dikarenakan stoknya yang memang semakin menipis. Padahal, sejumlah rumah sakit sudah memberikan dana untuk menyediakan fasilitas medis yang memadai untuk penanganan Covid-19 ini.

Menurut Adib, kelangkaan APD ini terjadi di hampir semua rumah sakit. Tentunya kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi para tenaga medis yang berada di garda depan dalam menangani Covid-19. Tanpa adanya APD, para tenaga medis sangat rentan tertular dari para pasien.

Apalagi, Adib mengingatkan bahwa APD yang minim juga ditemukan di rumah sakit non-rujukan yang sudah berhadapan dengan pasien positif Covid-19. Oleh sebab itu, Adib sangat berharap pada pemerintah agar masalah kelangkaan APD ini bisa segera menemukan solusi.

Artikel Lainnya

Kabar duka mengenai meninggalnya enam dokter ini seharusnya bisa memacu pemerintah untuk semakin sigap memberikan fasilitas yang memadai bagi para tenaga medis yang menangani Covid-19. Jika kondisi demikian dibiarkan berlarut-larut, bukan tak mungkin jika korban dari pihak tenaga medis akan bertambah.

Tags :