Hasil Tes Telat, Warga Bogor Mandikan Jenazah yang Ternyata Positif Corona
15 April 2020 by LukyaniPemulasaran jenazah dilakukan langsung oleh warga
Jenazah pasien positif corona memiliki prosedur tersendiri dalam penanganannya. Misal, proses pemakaman jenazah tidak dihadiri oleh pihak keluarga dan hanya dilakukan oleh petugas yang berwenang. Hal ini dilakukan guna mencegah kemungkinan penularan virus corona.
Almarhum diduga meninggal karena penyakit jantung
Warga Kampung Malang Nengah, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sangat terkejut ketika salah satu tetangganya ternyata positif terpapar virus corona. Pasalnya, pemulasaraan jenazah dilakukan langsung oleh warga dan tidak menggunakan SOP pasien corona.
Baca Juga: Belum Ada Kasus Corona, Korea Utara Diduga Sembunyikan Data
Saat itu, hasil swab tes pasien belum dirilis hingga akhirnya pasien diduga mengalami sakit jantung biasa. Pria 48 tahun yang bekerja sebagai tukang ojek tersebut diketahui sering berobat karena ia memiliki penyakit jantung.
Warga pun tidak menaruh curiga jika pria tersebut mengidap virus corona karena tidak ada informasi dari pihak terkait. Proses pemulasaran jenazah dilakukan pada Jumat, 3 April 2020, dengan proses seperti biasa dan tidak sesuai dengan prosedur pasien corona.
Hasil tes keluar satu pekan setelah pemakaman
Setelah jenazah dimakamkan, warga sekitar juga menggelar tahlilan untuk mendoakan almarhum selama tujuh hari. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 25 orang, termasuk para perangkat desa. Setelah mengetahui almarhum ternyata positif corona, warga langsung khawatir.
“Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif corona) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya. Usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif. Pada galau tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan isolasi mandiri,” ujar Sekretaris Kecamatan Ciseeng, Heri Iskandar, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Ramai Warga Pasuruan Acungkan Parang Tolak Jenazah Corona, Walkot Sampai Cium Kening!
Menurut Heri, hasil swab tes tersebut baru keluar satu pekan setelah pemakaman. Akibatnya, semua warga yang datang ke tahlilan dan ikut dalam proses pemulasaran jenazah berpotensi menjadi ODP.
Keluarga almarhum akan lakukan tes swab
Guna mencegah penularan, Dinas Kesehatan akan segera melakukan tes swab pada anggota keluarga almarhum. Jika hasil tes menunjukkan positif, maka status warga sekitar akan naik menjadi ODP.
“Ada tiga yang diperiksa, salah satunya pembantu beda kampung. Jadi, mudah-mudahan hasil semuanya negatif sehingga warga yang hadir di tahlilan itu tidak naik statusnya,” ujar Heri.
Baca Juga: Wanita Cantik Ini Akui Birahi Tiap Jam: Rasanya Gatal Tapi Tak Bisa Digaruk
Akibat kejadian ini, warga menilai petugas Dinkes lambat dalam menyampaikan informasi. Jika hasil tes diinformasikan dengan segera, maka tentu warga akan mengikuti SOP yang ditetapkan.
Warga juga mengaku kecewa dengan kinerja dinas dalam menangani virus corona.
“Kami kecamatan dan desa melakukan tugas sesuai kewenangan. Jadi, mungkin untuk jajaran Dinkes agar lebih bisa menginformasikan secepatnya apabila ada yang positif meninggal sehingga kami juga lebih cepat membantu bagaimana mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan sampai kecolongan begini! Masyarakat jadi parno, takut,” papar Heri.
Keterlambatan informasi semacam ini memang sangat berbahaya. Sangat wajar jika warga menyampaikan kekecewaan mereka karena dalam kondisi ini merekalah yang sangat dirugikan dan terancam keselamatannya.