Gaduh – Gaduh di Internal Koalisi Prabowo – Sandi, Benarkah Ada Keretakan?
12 Mei 2019 by Talitha FredlinaKoalisi Prabowo - Sandi terus diterpa isu perpecahan internal
Koalisi adil makmur yang berjajar di belakang paslon Prabowo – Sandi belakangan ramai diterpa isu perpecahan. Mulai dari pertemuan antara petinggi parpol dengan Jokowi selaku petahana, hingga elite parpol yang saling bersitegang satu sama lain menambah kuat isu perpecahan di tubuh koalisi Prabowo – Sandi.
Meski beberapa kali selalu ditegaskan bahwa kondisi koalisi masih solid hingga kini dan semua parpol berkomitmen untuk terus berada dalam koalisi hingga Pilpres selesai, namun tak dipungkiri keretakan dalam koalisi tertangkap nyata lewat pernyataan berbagai elite parpol.
Isu ini pertama kali berhembus kuat saat terjadi pertemuan antara ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hassan dengan Jokowi selaku petahana dan lawan politik dari Koalisi Adil Makmur. Pertemuan ini meski disebut hanya pertemuan antar negarawan yang bersilaturahmi dan membicarakan kepentingan bangsa.
Isu ini semakin kencang berhembus setelah Waketum PAN Bara Hasibuan mensinyalir ada kemungkinan bagi PAN untuk reposisi pijakan politiknya pasca penetapan pemenang Pilpres.
“Yang jelas kita kan akan melihat posisi kita lagi. Kan pemilihan presiden sudah selesai, ya jadi kita lihat nanti ke depannya gimana,” ucap Bara Hasibuan pada 25 April lalu dikutip dari Detik.
Isu perpecahan pun kembali berhembus pada awal Mei, namun kali ini isu datang dari partai lain dalam koalisi, yakni Demokrat. Pada 2 Mei 2019, AHY selaku elite Demokrat dan putra dari SBY mengadakan pertemuan dengan Jokowi di Istana Negara.
Meski berlangsung singkat, namun pertemuan ini sudah cukup memberi terpaan kencang pada koalisi Prabowo – Sandi. Sama seperti PAN, AHY mengaku hanya bersilaturahmi membicarakan masa depan bangsa.
Elite Demokrat, Ketua DPP Jansen Sitindaon menyebut bahwa Demokrat masih solid di koalisi 02 dan akan tetap bekerja untuk pemenangan Paslon Prabowo – Sandi.
“Partai Demokrat menjamin kewajiban politik kami bersama Pak Prabowo lah hingga nanti KPU menetapkan di Pilpres ini siapa pemenangnya. Ini komitmen, sampai keputusan KPU nanti, termasuk tahapan berikutnya secara konstitusional kalau ada yang janggal, ditemukan potensi kecurangan, kami akan menemani,” Ucap Jansen dikutip dari Tirto.id.
Hal yang serupa tapi tak sama diucapkan pula oleh Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean. Ia menyuarakan bahwa Demokrat akan tetap bersama dengan koalisi Prabowo – Sandi, namun jika Jokowi menang, Demokrat bebas menentukan arah politiknya.
“Jika memang Jokowi yang diputuskan menang, maka Demokrat bebas menentukan arah politiknya,” tutur Ferdinand dikutip dari Liputan6.
Isu perpecahan semakin tereskalasi saat Wasekjen Andi Arief mengunggah sejumlah cuitan yang membicarakan ‘setan gundul’ di koalisi Prabowo – Sandi, yang menjadi sumber dari angka 62 persen kemenangan Prabowo.
Cuitan tersebut ternyata mengundang murka banyak pihak, termasuk Waketum Gerindra, Arief Poyuono. Ia merespon dengan ‘mengusir’ Demokrat dari koalisi dan menyampaikan berbagai celaan pada SBY dan Partai Demokrat.
Di tengah terpaan isu perpecahan koalisi yang sedemikian kuat, nyatanya Koalisi Adil Makmur tetap menunjukkan bukti-bukti soliditasnya dengan mengadakan pertemuan bersama. Kemarin (11/5), Sekjen Parpol dari Koalisi Adil Makmur mengadakan pertemuan tertutup, sebelumnya mereka pun menggelar acara buka bersama.