Debat Capres Kedua Padat Data, Yuk Cek Dulu Faktanya!

Debat capres kedua jadi ajang adu data kedua kubu | Keepo.me

Yakin datanya sudah benar?

Debat capres kedua yang dilangsungkan pada Minggu (17/2) semalam berlangsung seru. Berbeda dengan debat pertama yang dilakukan oleh pasangan capres cawapres, kali ini debat berjalan dengan hanya masing-masing capres di atas panggung. Hal ini membuat debat kedua menjadi pertarungan sengit antara Jokowi dan Prabowo secara langsung.

Tema yang diusung pun nggak kalah menarik, yakni tentang pangan, infrastruktur, energi, sumber daya alam dan lingkungan hidup. Menilik dari temanya, ini adalah poin-poin penting yang begitu dekat dengan masyarakat. Karena itu, debat kedua pun terasa kian menggugah, apalagi bagi mereka yang ingin menilai bagaimana calon pemimpin bangsa menaruh kepedulian pada kehidupan kita sebagai masyarakat Indonesia.

Dalam debat kali ini, data menjadi senjata andalan kedua kubu, baik petahana maupun oposisi. Nggak heran, kedua kubu pun saling menggulirkan data baik untuk menjawab maupun menyerang. Uniknya, ada beberapa data yang diucapkan oleh kedua kubu dan dirasa kurang tepat menurut para ahli. Berikut 4 dari sekian banyak data yang membuat pengamat bertanya-tanya.

1.

Prabowo: Biaya pembangunan infrastruktur Indonesia terlalu mahal

Prabowo menyatakan pembangunan LRT Indonesia terlalu mahal | Keepo.me

Prabowo dalam debat membandingkan biaya pembangunan infrastruktur di Indonesia terlalu mahal sehingga tidak efisien. Menurut beliau, pembangunan infrastruktur sejenis di negara lain 2 kali lebih murah daripada di Indonesia.

Faktanya, pembangunan LRT di Indonesia memakan biaya 673 Miliar/km. Jumlah ini sebenarnya lebih rendah dibandingkan biaya pembangunan infrastruktur di Filipina 904 Miliar, Malaysia 807 Miliar, Amerika Serikat 688 Miliar, Pakistan 797 Miliar, Dubai 1,09 Triliun dan Canada 2,19 Triliun.

2.

Jokowi: Tindakan tegas terhadap kasus kebakaran hutan dan lahan gambut

Jokowi memaparkan bahwa pemerintah tindak tegas perusahaan yang terjerat kasus kebakaran hutan | Keepo.me

Jokowi menyatakan bahwa pemerintah telah menindak tegas para perusahaan nakal yang menyebabkan kebakaran hutan dan pembalakan liar. Menurutnya, terdapat 11 perusahaan ‘nakal’ yang sudah dikenai denda sebesar Rp 18,3 Triliun.

Faktanya, menurut Greenpeace Indonesia lewat pernyataan resminya pada 15 Februari 2019, belum ada satu pun perusahaan yang terjerat kasus kebakaran hutan dan pembalakan liar yang telah membayar sanksi denda mereka.

3.

Prabowo: Keberhasilan negara diukur dari kemampuannya dalam swasembada pangan, energi dan air

Prabowo sampaikan bahwa negara berhasil dinilai dari kemampuannya sediakan energi, air dan pangan | Keepo.me

Prabowo dalam visi misinya memang selalu menyinggung terkait kemampuan negara untuk swasembada bahan-bahan pokok. Dalam debat capres kedua pun beliau menyebut bahwa menurut PBB, tolok ukur keberhasilan negara adalah bisa memenuhi kebutuhan pangan, energi serta air tanpa impor.

Faktanya, PBB memiliki program besar Sustainable Development Goals (SDG) yang terdiri dari 17 agenda penting. Di antaranya adalah mengentaskan kemiskinan, kelaparan, memastikan kehidupan yang sehat dan sejahtera, kesetaraan gender, pendidikan yang berkualitas, serta ketersediaan air dan sanitasi yang layak.

4.

Jokowi: Pembagian konsesi lahan

Jokowi tuturkan pencapaian Indonesia dalam melakukan pembagian konsesi lahan | Keepo.me

Jokowi menegaskan dalam debat semalam bahwa pemerintah telah membagikan konsesi-konsesi lahan dengan capaian 2,6 juta Ha dari total 12,7 juta Ha yang direncanakan. Beliau juga menyatakan bahwa pemerintahannya telah membagi sertifikat tanah sebanyak 5 juta yang kemudian meningkat menjadi 7 juta di tahun 2018.

Faktanya, menurut Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, realisasi program perhutanan sosial baru mencapai 2,13 juta Ha atau 16,8% dari total 12,7 juta Ha.

Artikel Lainnya

Lalu bagaimana menurutmu tentang debat capres kedua kali ini? Apakah lebih seru dari debat pertama? Apakah debat kedua ini makin membuatmu yakin akan salah satu pilihan atau justru jadi ragu?

Tags :