Bocorkan Anggaran Lem Aibon, Siapa William Aditya Sarana?

William Aditya Sarana | megapolitan.kompas.com

William bongkar kejanggalan anggaran DKI Jakarta

Belum lama ini, anggota DPRD DKI William Aditya Sarana membuat heboh publik setelah ia membongkar kejanggalan berupa anggaran pembelian lem Aibon yang mencapai Rp 82 miliar dalam Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 DKI Jakarta.

Tidak hanya anggaran pembelian lem Aibon, William juga menemukan dana tak wajar untuk pembelian barang lain, seperti komputer dan bolpoin. Hal ini disampaikan langsung oleh William melalui akun media sosialnya.

Lantas, siapa sebenarnya sosok William Aditya Sarana ini?

1.

Anggota DPRD DKI periode 2019-2024

William Aditya Sarana | jakarta.tribunnews.com

William Aditya Sarana adalah anggota DPRD DKI untuk periode 2019-2024. William yang merupakan anggota termuda DPRD DKI ini adalah salah satu dari delapan anggota Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang terpilih menjadi anggota DPRD.

Baca Juga: Laporkan Novel Baswedan, Dewi Tanjung Juga Pernah Berseteru Dengan Amien Rais dan Rizieq

Pria berusia 23 tahun ini baru saja merampungkan pendidikannya di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, pada Agustus 2019 lalu. Sejak duduk di bangku SMA, William memang gemar berkecimpung di dunia organisasi.

Kegemarannya ini berlanjut saat William mengenyam bangku kuliah. William pernah menjadi Ketua Mahkamah Hakim Konstitusi di Universitas Indonesia. Tak heran jika di usia yang masih sangat muda ini William berani mencalonkan diri sebagai anggota DPRD.

2.

Merasa menjadi minoritas

William Aditya Sarana | merahputih.com

William mengatakan bahwa dirinya kerap mendapatkan label sebagai triple minority. Bahkan, William merasakan label itu sejak ia masih di bangku kuliah. Label tersebut ia dapatkan lantaran dirinya yang muda, Kristen, dan Chinese.

Baca Juga: Politikus PDIP ini Laporkan Novel Baswedan Karena Kasusnya Dinilai Rekayasa Belaka!

“Di kampus saya double minority. Politik kampus, saya Kristen dan saya Chinese. Pada saat masuk praktis saya triple minority, saya Chinese, muda, dan Kristen,” kata William,” dikutip dari Kompas.com.

Label minoritas yang diterima William ini kerap membuatnya mendapatkan perilaku tidak menyenangkan. Misal, ketika ia melakukan kampanye ke salah satu basis. William tidak ditanggapi dan bahkan warga di basis itu tidak mau bersalaman dengannya.

3.

Salah satu penggugat Anies Baswedan untuk kebijakan PKL

William Aditya Sarana | megapolitan.kompas.com

William adalah salah satu perwakilan penggugat yang berhasil memenangkan gugatannya yang diajukan ke Mahkamah Agung (MA) atas Perda Pasal 25 ayat 1 tentang Ketertiban Umum.

Baca Juga: Jokowi Geram Dengan Banyaknya Temuan Cangkul Impor: Kebangetan Banget!

Salah satu isi dari perda itu adalah pembahasan wewenang gubernur dalam penetapan PKL di jalan dan trotoar. William menilai putusan itu seharusnya bisa mendorong Anies selaku Gubernur Jakarta untuk menertibkan dan mencari solusi bagi PKL.

Berkat gugatan yang dilayangkan William dan rekan-rekannya, MA memutuskan untuk membatalkan Pasal 25 ayat (1) tentang Ketertiban Umum tersebut.

Artikel Lainnya

Aksi William membongkar kejanggalan dalam KUA-PPAS 2020 DKI Jakarta ini membuat dirinya dilaporkan ke Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta. William dilaporkan oleh Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dari Maju Kotanya Bahagia Warganya (Mat Bagan).

William dinilai telah membuat kegaduhan, memancing opini negatif, dan melanggar Peraturan DPRD DKI Jakarta Nomor 1 tauhn 2014 tentang Tata Tertib DPRD DKI Jakarta.

Tags :