Batalkan Proyek Kereta Api dengan China, Mahathir: Malaysia Bisa Miskin Kalau Diteruskan!

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad resmi membatalkan kontrak kerjasama dengan China. | www.todayonline.com

Kantong udah mulai mengempis?

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad melakukan langkah yang cukup mengejutkan. Dilansir dari republika.com sejak Selasa (29/1), pemerintah Malaysia sepakat untuk membatalkan proyek kereta api senilai 20 miliar dollar AS dengan negara China.

Keputusan pembatalan ini pun cukup mengundang kontroversi, karena bukan karena hubungan dengan China yang merenggang tapi lebih dikarenakan kemampuan keuangan Malaysia yang sedang terpuruk. Alhasil, Mahathir pun dengan berat hati harus menghentikan megaproyek tersebut.

Bahkan, Mahathir sempat mengatakan jika proyek kereta api ini tetap dilakukan, maka Malaysia akan jatuh miskin. Lho, kok bisa?

1.

Malaysia membatalkan proyek East Coast Rail Link

Proyek ECRL sudah direncanakan sejak pemerintahan Najib Razak (PM sebelum Mahathir Mohamad, tiga dari kiri). | www.scmp.com

East Coast Rail Link (ECRL) merupakan salah satu proyek pemerintah Malaysia yang masuk dalam megaproyek transportasi jalur sutra baru yang diinisiasi oleh China. Proyek ini rencananya akan menghubungkan banyak kota di pesisir timur Malaysia dengan panjang jalur mencapai 688 km.

Proyek yang merupakan kerjasama bilateral Malaysia-China ini rencananya akan ditangani langsung oleh China Communications Contruction Co (CCCC) Ltd dengan bantuan pendanaan utang dari Bank Ekspor-Impor China.

2.

Mahathir menganggap situasi keuangan Malaysia sedang tidak sehat

Mahathir khawatir Malaysia tidak bisa membayar seluruh biaya megaproyek ECRL. | www.straitstimes.com

Dilansir dari Kompas.com, keputusan pembatalan ini tidak lain karena situasi keuangan Malaysia yang sedang kacau. Sehingga, mau tidak mau pemerintahan Mahathir harus membatalkan proyek tersebut karena tidak bisa membayar biaya pembangunan proyeknya.

“Bukan karena kami tidak menghormati kontrak. Melainkan karena kami tidak mampu untuk membayarnya,” ucap Perdana Menteri berusia 93 tahun itu di depan awak media.

3.

Pembatalan ini disebut Mahathir bisa menghemat Rp 1.096 triliun

Kebijakan ini diakui akan mengamankan keuangan Malaysia. | www.straitstimes.com

Proyek East Coast Rail Link diketahui akan memakan biaya mencapai 100 miliar ringgit (sekitar Rp 343 triliun) untuk bisa selesai. Bagi Mahathir, ini merupakan hal yang sangat memberatkan keuangan Malaysia. Sehingga ketika dia membatalkan kontrak ini, maka Malaysia bisa menghemat banyak anggaran.

Selain itu, Mahathir juga berencana membatalkan dua mega proyek lain seperti Kereta Cepat Kuala Lumpur-Singapura dan Pipa trans-Sabah. Jika ketiga proyek ini benar-benar batal, Mahathir mengklaim bisa menghemat 300 miliar ringgit (sekitar Rp 1.096 triliun).

4.

Malaysia siap membayar biaya kompensasi pembatalan kontrak yang cukup besar

Malaysia siap membayar kompensasi atas pembatalan kontrak kerjasama dengan China. | zeenews.india.com

Dengan adanya pembatalan kontrak kerjasama ini, maka Pemerintah Malaysia harus siap menerima denda pembatalan kontrak. Namun, meskipun kompensasi pembatalan terhitung cukup besar, Mahathir menganggap hal itu akan lebih baik dari pada harus menanggung utang proyek dalam 30 tahun ke depan.

“Kompensasinya tidak sebesar jumlah utang yang akan kami bawa untuk 30 tahun kedepan,“ ucap Mahathir.

Artikel Lainnya

Kebijakan pinjaman utang luar negeri yang diterapkan China pada negara-negara di Asia memang sangat menggiurkan. Tidak sedikit negara di Asia yang sudah merasakan manfaat pinjaman utang ini, termasuk di Indonesia.

Namun, keputusan Malaysia untuk membatalkan kontrak proyek pun patut diapresiasi, karena jika situasi keuangan memang tidak memungkinkan, kenapa harus dipaksakan?

Tags :