Ada 1.600 Warga Jakarta Mengungsi Karena Banjir, Anies Baswedan: Jumlahnya Kecil, Cuma Ramai di Medsos
29 April 2019 by Titis HaryoTagar #AniesDimana langsung ramai diperbincangkan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan tanggapan 'santai' terkait beberapa wilayah di Jakarta yang terendam banjir pada Jum’at (26/4) yang membuat 1.600 warga Jakarta harus mengungsi.
Hal ini membuat warganet menyebut Anies tidak tanggap dalam menangani masalah banjir di Jakarta selama masa pemerintahannya. Tagar #AniesDimana pun muncul di media sosial dan menjadi salah satu topik yang ramai diperbincangkan.
Lalu, benarkah Anies Baswedan hanya menganggap enteng banjir yang terjadi?
Klaim jumlah titik banjir sedikit
Dilansir dari detikcom, Minggu (28/4), Anies Baswedan menyebut jika titik banjir yang terjadi di Jakarta kali ini tergolong tidak parah dilihat dari jumlahnya yang sedikt.
Dia pun beranggapan jika masalah banjir kali ini terlalu dibesar-besarkan di media sosial padahal di kenyataan jauh berbeda.
“Secara jumlah memang kecil, cuma secara sosial media memang ramai (pembicaraan tentang banjir),” ucap Anies di Kebagusan, Jakarta Selatan..
“Di Jakarta hanya beberapa RW tapi perhatiannya seperti sekota tertutup air,” imbuhnya.
Hanya ada 1.600 pengungsi
Anies juga menyebut jika dalam bencana banjir kali ini, hanya ada 1.600 warga Jakarta yang terpaksa mengungsi.
Dirinya pun juga merinci beberapa catatan terkait sejarah banjir yang pernah terjadi di Jakarta dalam beberapa waktu terakhir sebagai pembanding.
“Supaya Anda dapat bayangan skalanya ya. Tahun 2012 itu RW yang terdampak ada 202, tahun 2018 ada 217, tahun 2017 ada 375, tahun 2016 ada 460, tahun 2015 ada 702,” jelas Anies.
“Itu skalanya, jadi secara jumlah kemarin jumlah pengungsi itu kira-kira 1.600, tahun sebelumnya 6.000, tahun sebelumnya lagi 20 sekian ribu,” tambahnya.
Warga pertanyakan komitmen Anies
Banjir Jakarta memang menjadi pekerjaan rumah besar bagi setiap orang yang memimpin DKI Jakarta, termasuk Anies Baswedan sekarang ini.
Beberapa warga yang menjadi korban dari banjir ini pun mempertanyakan komitmen pemerintah yang berjanji akan menyelesaikan masalah banjir tiap tahunnya.
Salah satunya adalah warga RT 005 WR 008, Pejaten Timur bernama Nurhayati yang harus terpaksa mengungsi bersama anaknya yang masih berusia 4 tahun karena rumahnya terendam banjir.
“Mau sampai kapan seperti ini, setiap banjir mengungsi. Tidak ada air bersih, listrik, kasihan anak-anak. Kami harap ada tindakan serius dari pemerintah. Ini parah dua kali diterpa banjir dan menenggelamkan rumah,” ucap Nurhayati dikutip dari Kompas.id, Minggu (28/4).
Bencana banjir yang terjadi di DKI Jakarta beberapa waktu yang lalu memang sangat memprihatinkan. Hal ini tidak lepas dari masalah yang selalu berulang dari tahun ke tahun.
Semoga pemerintah bisa segera memberikan solusi terbaik agar ibu kota DKI Jakarta bisa terbebas dari banjir dan setiap warga tidak perlu was-was jika hujan datang.
Pembentukan budaya juga harus mulai dilakukan oleh masyarakat dengan mulai tidak membuang sampah sembarangan agar tidak memenuhi aliran sungai.