30 Tahun Berkuasa, Presiden Sudan Akhirnya Berhasil Digulingkan Lewat Revolusi Panjang!
17 April 2019 by LukyaniRevolusi rakyat berbuah hasil!
Setelah melakukan aksi protes dan unjuk rasa selama berbulan-bulan, rakyat Sudan akhirnya berhasil menggulingkan presiden Omar al-Bashir yang sudah menduduki kursi kekuasaan Sudan selama 30 tahun. Revolusi yang terjadi di Sudan ini tentunya telah melalui jalan yang sangat panjang dan terjal hingga akhirnya sampai pada titik ini.
Presiden Omar al-Bashir ditangkap
Presiden Omar al-Bashir akhirnya telah ditangkap dan ditetapkan menjadi tahanan rumah. Militer Sudan pun telah mengumumkan akan menyiapkan pemerintahan transisi. Banyak pihak yang menyebut bahwa aksi unjuk rasa yang selama ini dilakukan oleh rakyat Sudan bertujuan menekan inflasi dan memperbaiki kondisi ekonomi. Lebih dari itu, rakyat Sudan pun haus akan kebebasan, perdamaian, keadilan, dan menuntut runtuhnya rezim korup.
Dikutip dari The Conversation, para demonstran di Sudan didominasi oleh kaum muda profesional yang selama ini telah mengalami pahitnya masa-masa kepimpinan Bashir. Kebijakan-kebijakan Bashir yang selama ini diberlakukan dinilai sangat merugikan rakyat Sudan.
Selama masa kepemimpinannya, Bashir sangat mengekang kebebasan perempuan. Inilah yang akhirnya memicu kaum perempuan muda di Sudan mau berdiri di garda depan dan menjadi motor dari aksi-aksi unjuk rasa melawan Bashir.
Sudan akan mengalami masa transisi
Tidak hanya itu, selama kepemimpinan Bashir pun konflik di Darfur, selatan Kordofan, dan Nil Biru menjadi konflik yang berkepanjangan. Tak dapat dielakkan lagi bahwa Sudan di bawah kuasa Bashir sangat lekat dengan praktik-praktik korupsi, nepotisme, dan kekerasan.
Wakil Presiden Pertama sekaligus Menteri Pertahanan Sudan, Ahmad Awad Ibn Auf, dalam siaran stasiun televisi mengumumkan bahwa Presiden Omar al-Bashir telah ditangkap setelah 30 tahun menguasai Sudan.
Dikutip dari Arab News, Ibn Auf juga menyatakan bahwa Sudan dalam kondisi darurat untuk waktu tiga bulan ke depan. Diberitahukan juga bahwa konstitusi Sudan tengah ditangguhkan dan membentuk dewan militer transisi yang akan memimpin Sudan untuk waktu dua tahun. Pemilihan umum baru akan digelar setelah masa transisi selesai.
Gelombang protes rakyat Sudan
Lengsernya Bashir ini tentu tidak “gratis”. Ada puluhan nyawa yang dikorbankan selama aksi protes berlangsung. Dikutip dari Merdeka.com, gelombang protes di Sudan dimulai pada pertengah Desember 2018 lalu. Saat itu rakyat Sudan memprotes inflasi, terutama untuk bahan bakar minyak.
Selama satu bulan berlangsung, aksi protes pun berubah menjadi tuntutan agar Bashir mengundurkan diri sebagai presiden. Sejak itu, petugas keamanan di Sudan pun mulai menggunakan peluru karet, gas air mata, amunisi hidup, dan pentungan untuk menghalau aksi unjuk rasa dan kerusuhan.
Kondisi yang semakin kisruh membuat otoritas Sudan memberlakukan undang-undang darurat dan jam malam di beberapa wilayah. Mereka pun menangguhkan operasional pendidikan di sejumlah lembaga pendidikan. Tak hanya itu, para pemimpin oposisi, dokter, jurnalis, pengacara, mahasiswa dan sekitar 800 orang demonstran ditangkap oleh otoritas Sudan.
Kini rakyat Sudan tengah bersuka cita karena perjuangan mereka akhirnya berbuah manis. Beberapa potret yang beredar di media massa pun merekam suka cita mereka di luar Kementerian Pertahanan setelah Presiden Bashir dinyatakan lengser dan telah ditangkap.