Mengenal Omar al- Bashir, Pemimpin Negara Sekaligus Buronan Internasional

Omar al-Bashir
Omar al-Bashir | www.channel4.com

Sosok Omar al-Bashir penuh dengan kontroversi, kini ia menjadi buronan internasional.

Setelah 30 tahun berkuasa, Presiden Sudan Omar al-Bashir akhirnya tumbang. Sebelum Bashir menyatakan mengundurkan diri, aksi unjuk rasa digelar di hampir seluruh wilayah Sudan. Aksi para demonstran pun kerap berubah menjadi bentrokan yang mencekam. Alhasil, puluhan warga menjadi korban.

Selama menguasai Sudan, Bashir diikuti berbagai kontroversi. Mulai dari dugaan tindak korupsi, pemerintahan tangan besi, hingga menjadi buronan Pengadilan Kriminal Internasional atau kejahatan perang di Darfur.

1.

Siapa Omar al- Bashir?

Omar al-Bashir
Omar al- Bashir | www.france24.com

Bashir berasal dari keluarga petani dari Hosh Wad Banaqa yang berada di utara Sudan. Setelah menyelesaikan studi di Ibu Kota Khartoum, Bashir masuk ke akademi militer di tahun 1960. Selama menjadi anggota militer, Bashir tergabung dalam unit Sudan yang dikirim ke Mesir untuk mengikuti perang Arab-Israel di tahun 1973.

Pada tahun 1975, Bashir ditunjuk sebagai atase militer di Uni Emirat Arab. Kembali ke Sudan, karier militer Bashir pun kian melejit. Ia terpilih sebagai komando garnisun dan barikade parasut bersenjata. Di pertengahan 1980, Bashir kembali ke medan perang. Ia mengepalai pasukan Sudan dalam memberantas pemberontak Sudan People’s Liberation Army di Sudan selatan.

Tahun 1989, Bashir melakukan aksi yang mengejutkan. Bersama orang-orang yang loyal padanya, Bashir mengkudeta Perdana Menteri Sadiq al-Mahdi yang sebelumnya dipilih melalui pemilu. Bersama rekannya, Hassan al-Turabi, Bashir menyudahi parlemen Sudan dan kemudian merombak sistemnya.

Beberapa partai politik dilarang dan Sudan pun mulai mengadopsi hukum Islam untuk skala nasional. Keputusan ini tentu membuat banyak rakyat Sudan merasa kecewa dan marah. Bahkan wilayah mayoritas Nasrani pun melakukan pemberontakan berdarah selama lebih dari 10 tahun dan di tahun 2011 Sudan Selatan memisahkan diri.

Baca Juga: Eks Panglima GAM Suarakan Referendum Aceh, Apakah Mungkin Dilaksanakan?

2.

Menjadi Presiden Sudan

Omar al-Bashir
Omar al-Bashir | abcnews.go.com

Kudeta yang Bashir lakukan akhirnya memboyongnya pada kursi kepresidenan. Sementara itu, al-Turabi menjabat sebagai ketua parlemen. Namun di tahun 1993, Bashir membubarkan pemerintahan transisi dan mulai menjalankan pemerintahan yang otoriter.

Tahun 1996, Sudan mengadakan pemilihan umum yang jauh dari kesan demokratis. Bashir keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara mencapai 75 persen. Satu tahun setelah pemilu, Bashir dengan tiba-tiba memecat al-Turabi sebagai kepala parlemen.

Bashir menganggap al-Turabi sebagai ancaman karena memiliki hubungan yang dekat dengan kelompok politik Islam di wilayah barat. Tidak sampai di situ, al-Turabi pun dijeblokan ke penjara. Kemudian di tahun 2000, Sudan menggelar pemilu dan anehnya pemimpin otoriter Bashir mendapatkan suara sebanyak 90 persen.

Baca Juga: Masjid Segitiga Al-Safar Disebut Propaganda Illuminati, Ridwan Kamil: Mereka Menafsir Tanpa Tabayyun

3.

Buronan Internasional

Omar al-Bashir
Omar al-Bashir | city-press.news24.com

Selama menjadi Presiden Sudan, Bashir dipenuhi kontroversi. Ia adalah kepala negara sekaligus buronan internasional. Kasus yang menjerat Bashir adalah kasus pembersihan etnis wilayah barat provinsi Darfur. Wilayah ini merupakan tempat etnis non-Arab yang sempat melakukan pemberontakan di tahun 2003.

PBB mencatat sebanyak 200 hingga 400 ribu orang tewas dalam kerusuhan di Darfur. Pemerintah Bashir pun sontak menolak tuduhan. Menurut mereka, laporan yang disampaikan PBB dipengaruhi oleh Barat dan bertendensi menyudutkan Sudan di dunia internasional.

Pada Juni 2008, Bashir dijatuhi dakwaan kejahatan perang atas kejahatan kemanusiaan atas konflik Darfur dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Dua surat penangkapan pun pernah dikirimkan untuk Bashir. Meski memiliki surat penangkapan dari ICC, Bashir tetap bisa bepergian ke luar negeri dengan bebas.

Artikel Lainnya

Setelah Bashir berhasil dikudeta, sejumlah aktivis HAM pun menuntut agar Bashir dibawa ke ICC. Mereka ingin agar Bashir segera mempertanggung jawabkan tindakannya yang mencoreng kemanusiaan terkait perang saudara di Darfur.

Tags :