Wajib Tahu! Gejala dan Penyakit Kelenjar Tiroid Serta Cara Pengobatannya
01 Januari 2020 by Awawa YogartaApa Itu Penyakit Kelenjar Tiroid?
Kelenjar tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian pangkal leher, dan bertugas untuk menghasilkan hormon. Hormon yang dihasilkan kelenjar ini berguna untuk hampir semua proses metabolisme dalam tubuh.
Selain itu, kelenjar tiroid adalah kelenjar yang berperan mengatur energi, pertumbuhan jaringan, dan suhu dalam tubuh. Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid ini memengaruhi kerja organ tubuh lainnya seperti sistem saraf, jantung, otot, dan pencernaan.
A. Penyebab penyakit tiroid
Penyakit tiroid terjadi akibat gangguan pada kelenjar tiroid di leher saat memproduksi hormon. Produksi hormon yang kurang aktif sehingga tidak cukup dalam menghasilkan hormon akan menimbulkan penyakit yang disebut hipotiroid.
Sementara kelenjar tiroid yang terlalu banyak menghasilkan hormon menimbulkan gejala penyakit yang disebut hipertiroid.
Secara umum penyakit tiroid muncul disebabkan oleh produksi hormon yang tidak memadai untuk bekerja sesuai fungsinya. Akibatnya, keseimbangan reaksi kimia dalam tubuh terganggu.
Ada berbagai penyebab yang mendasari gangguan hormon seperti penyakit autoimun, terapi radiasi, operasi tiroid, pengobatan untuk hipertiroidisme dan obat-obatan tertentu.
Selain itu, penyakit tiroid juga dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, yang bekerja dengan cara yang sama seperti antibodi. Akibatnya, infeksi virus maupun bakteri menyebabkan kelenjar tiroid mengalami peradangan.
Baca juga: Cara Mengobati Cantengan Tanpa Operasi, dan Obat Apotek yang Direkomendasikan.
B. Apa gejala tiroid?
Setelah tahu berbagai penyebabnya, kamu juga harus tahu gejala tiroid. Berbagai gejala penyakit ini tergantung dari penyebab awalnya.
1. Hipertiroid
Gejala tiroid akibat hipertiroid memiliki dua gejala: gejala umum dan gejala spesifik terhadap organ tubuh di mana hormon ini bekerja.
Hipertiroid memiliki gejala umum seperti tidak tahan terhadap udara panas, penurunan berat badan, sering lapar, sering buang air besar, mudah lelah, leher membesar.
Sedangkan gejala spesifik dari hipertiroid meliputi:
- Psikis dan saraf: sulit tidur, tangan gemetar, labil, mudah tersinggung.
- Jantung: jantung berdebar-debar, gagal jantung, gangguan irama jantung, hipertensi.
- Sistem reproduksi: kemandulan, ginekomastia pada laki-laki, gangguan siklus haid, penurunan libido.
- Sistem otot dan tulang: osteoporosis, mudah lelah, nyeri tulang.
- Sistem pencernaan: banyak makan, haus, muntah, sulit menelan, pembesaran limfa.
- Kulit: keringat berlebihan, kulit basah, rambut rontok.
Pada hipertiroid yang disebabkan penyakit Graves, terdapat gejala lain berupa penglihatan ganda dan luka di kornea mata, bola mata yang menonjol, penurunan penglihatan, dan pembengkakan di tulang kering kaki.
Baca juga: 100% Ampuh! 9 Cara Mengobati Ambeien Secara Alami Tanpa Operasi.
2. Hipotiroid
Hipotiroid memiliki gejala yang bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Penderitanya mungkin tidak menyadari gejala hipotiroid seperti kelelahan dan kenaikan berat badan.
Tapi semakin lama gejala itu membuat proses metabolisme terus melambat dan penderita akan semakin merasakan gejala yang lebih jelas.
Gejala hipotiroid bisa berupa lebih sensitif terhadap udara dingin, otot melemah, kadar kolesterol meningkat, nyeri otot, kekakuan, sendi membengkak atau kaku, periode menstruasi tidak teratur dan terasa lebih berat, rambut menipis, sembelit, kulit kering, wajah membengkak, suara serak, denyut jantung melambat, depresi, dan gangguan memori.
Jika tidak diobati, gejala hipotiroid akan semakin parah. Stimulasi kelenjar tiroid yang terlalu berlebih melepas hormon dapat menyebabkan kelenjar tiroid membengkak (gondok).
Baca juga: 11 Cara Mengobati Rambut Rontok Supaya Tebal dan Berkilau Kembali.
3. Pembengkakan kelenjar tiroid
Pembengkakan kelenjar tiroid di leher biasa dikenal dengan gondok yang tidak menimbulkan rasa nyeri. Gejala gondok lainnya tergantung dari penyakit tiroid yang menjadi penyebabnya, entah itu hipotiroid atau hipertiroid.
Ciri-ciri penyakit kelenjar tiroid yang membengkak karena hipotiroid meliputi:
- Sembelit (susah buang air besar)
- Emosi tidak stabil dan sering lupa
- Fungsi penglihatan menurun
- Fungsi pendengaran menurun
- Lemas
- Berat badan bertambah dengan nafsu makan yang menurun
- Tidak tahan dingin
- Kulit kering dan rambut rontok
- Sering merasa ngantuk
Sementara, ciri-ciri penyakit kelenjar tiroid yang membengkak karena hipertiroid meliputi:
- Sering merasa deg-degan
- Tremor (getaran anggota tubuh tanpa disadari, biasanya paling jelas terlihat pada tangan)
- Hiperaktif
- Berat badan menurun
- Tidak tahan panas
- Perasaan cemas
Pada penderita gondok sebaiknya diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa kadar hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid di leher.
Penyakit gondok membutuhkan penanganan medis, mulai dari minum obat kelenjar tiroid sampai dengan tindakan operasi karena penyakit ini nggak bisa hilang dengan sendirinya.
Baca juga: Cara Mengobati Mata Bintitan dengan Cepat, Langsung Manjur!
C. Pencegahan penyakit tiroid
Pencegahan penyakit tiroid tergantung penyebab dan faktor risikonya. Misalnya, penyakit hipotiroidisme akibat kekurangan asupan yodium dapat dicegah dengan mengonsumsi garam beryodium.
Selain itu, orang yang menderita penyakit yang bisa berisiko menimbulkan penyakit tiroid, seperti diabetes dan penyakit celiac, perlu berkonsultasi dengan dokter secara berkala untuk memantau perkembangan penyakit.
D. Pengobatan untuk penyakit kelenjar tiroid
Penyakit kelenjar tiroid memiliki berbagai obat tergantung dari diagnosa penyakit yang diderita. Berikut obat kelenjar tiroid beserta pengobatan yang bisa dilakukan.
1. Hipotiroid
Hipotiroid merupakan kondisi seumur hidup. Penyakit ini dapat diobati dengan menggunakan levothyroxine (Levothroid, Levoxyl). Levothyroxine merupakan obat kelenjar tiroid sintetis dari hormon T4 yang meniru kerja hormon tiroid yang biasanya dihasilkan oleh tubuh.
Obat ini dirancang untuk mengembalikan kadar hormon tiroid yang seimbang ke darah. Setelah kadar hormon sudah normal, gejala hipotiroid cenderung menghilang atau setidaknya menjadi jauh lebih mudah dikelola.
Setelah melakukan perawatan, penderita membutuhkan waktu beberapa minggu sebelum merasa lega. Penderita membutuhkan tes darah lanjutan untuk memantau kemajuan dan dokter akan menemukan dosis dan rencana perawatan yang paling baik untuk mengatasi gejala.
Dalam banyak kasus, penderita hipotiroid harus tetap menjalani pengobatan seumur hidup. Namun penderita tidak terus menggunakan dosis yang sama.
Dokter harus menguji kadar TSH (thyroid-stimulating hormone) setiap tahun untuk memastikan obat kelenjar tiroid masih berfungsi dengan benar.
2. Hipertiroid
Penyakit kelenjar tiroid ini bisa diobati dengan yodium (yodium radioaktif), obat anti-tiroid atau operasi (tiroidektomi), dan melakukan perubahan pola makan.
a. Iodium radioaktif
Pengobatan ini bisa menghancurkan bagian dari kelenjar tiroid dan mengendalikan gejala hipertiroid. Tingkat yodium radioaktif yang digunakan tergolong rendah sehingga kamu tidak perlu khawatir akan merusak seluruh tubuh.
Kelebihan dari pengobatan ini yakni cepat dan mudah dilakukan serta angka kekambuhan yang rendah. Kekurangannya, kekambuhan hipertiroid sebesar 50 persen dapat terjadi setelah terapi.
Pengobatan Yodium radioaktif tidak dianjurkan pada ibu hamil, atau yang merencanakan kehamilan dalam 6 bulan ke depan. Pasalnya dapat merusak perkembangan kelenjar tiroid janin.
b. Obat anti-tiroid
Obat kelenjar tiroid untuk mengendalikan hipertiroid yakni tirostatika. Obat antitiroid ini berfungsi menghambat sintesis hormon tiroid dan menekan efek autoimun.
Mulanya, pemberian obat ini dalam dosis terbesar atau sesuai klinis, selanjutnya diturunkan sampai dosis terendah di mana hormon tiroid masih dalam batas normal.
Beberapa obat anti-tiroid antara lain propiltiourasil (PTU), metimazol, dan karbimazol.
Selain itu, obat kelenjar tiroid lain yang diberikan untuk hipertiroidisme adalah beta-blocker. Obat ini berfungsi untuk mengurangi gejala hipertiroid seperti jantung berdebar, tangan gemetar dan lainnya. Contoh obat ini adalah propranolol dan metoprolol.
Efek sampingnya berupa nyeri otot, nyeri sendi, ruam di kulit, gatal, dan alergi.
Baca Juga: 11 Cara Mudah Mengatasi Iritasi Kulit dengan Bahan Alami
c. Operasi tiroid (tiroidektomi)
Tindakan operasi tiroid bisa dilakukan secara total atau sebagian. Selain itu operasi diperlukan jika mengalami hal sebagai berikut:
- Pembengkakan kelenjar tiroid menyebabkan mata bengkak parah.
- Pembengkakan menyebabkan masalah pernapasan atau sulit menelan.
- Memerlukan kesembuhan yang cepat seperti ibu hamil, ibu yang merencanakan kehamilan dalam 6 bulan atau orang dengan penyakit jantung yang tidak stabil.
- Hipertiroid yang parah pada anak.
- Tidak sembuh dengan yodium radioaktif, obat anti-tiroid atau obat kelenjar tiroid lainnya, dan perawatan lainnya.
Baca Juga: Menu Diet Keto Anti Gagal untuk Pemula, Manjur dan Nggak Bikin Kelaparan
d. Diet untuk hipertiroid
Orang-orang yang memiliki pembengkakan akibat hipertiroid bisa diatasi dengan melakukan diet sehat.
Diet sehat untuk hipertiroid dilakukan dengan mengonsumsi makanan tinggi vitamin D (ikan salmon, ikan tuna, dan jamur ikan sarden, minyak ikan cod); makanan tinggi magnesium (cokelat hitam, kacang almond, kacang mete, biji-bijian); makanan tinggi kalsium (brokoli, kacang almond, ikan, okra); serta makanan mengandung selenium (jamur, beras merah, kuaci, ikan sarden).
Hipertiroidisme menyebabkan kalsium sulit diserap dalam tubuh. Jadi jika tidak ada kalsium, tulang rentan rapuh dan berisiko osteoporosis.
Vitamin D akan membantu tubuh menyerap kalsium dari makanan dengan lebih mudah. Kamu bisa mendapatkan asupan vitamin D untuk tubuh dengan cara berjemur di pagi hari karena sebagian besar vitamin D diproduksi dalam kulit melalui penyerapan sinar matahari.
Itulah beberapa informasi mendasar perihal penyakit dan obat kelenjar tiroid. Jika menjumpai atau mengalami gejala-gejalanya di atas, ada baiknya kamu berkonsultasi ke dokter untuk pencegahan dini. Semoga artikel penyakit kelenjar tiroid ini bermanfaat.