Inspiratif! Kisah Kesuksesan Peter Says Denim, Merek Jeans Asli Indonesia

Peter Says Denim | www.pexels.com

Peter Says Denim, jeans buatan anak bangsa

Kalau kamu pecinta produk jeans atau denim, nama merek Peter Says Denim alias PSD pasti tidaklah asing. Mungkin saja kamu mengiranya sebagai produk impor, padahal merek ini asli buatan lokal yang dulu diciptakan seorang anak muda dari Sumedang, Jawa Barat, bernama Peter Firmansyah.

Produk jeans ini bersaing dengan sejumlah merek ternama luar negeri seperti Volcom, Macbeth, Ripcurl, dan lain-lain. Kualitasnya pun diakui dan karena itulah sering dipakai band-band lokal dan mancanegara.

Bagaimana seorang Peter meraih kesuksesannya sebagai pengusaha muda dengan produk yang terkenal ini? Tidak ada yang instan jika kita bicara soal kesuksesan atau pencapaian dalam hidup. Di balik perjalanan bisnisnya, ternyata kisahnya sangat inspiratif.

Masa kecil yang suram

Peter Firmansyah | www.keepo.me

Lahir di sebuah keluarga yang sangat sederhana, pria kelahiran 4 Februari 1984 ini sedari kecil sudah akrab dengan kemiskinan. Masa kecilnya sangat suram, terlebih semenjak ayahnya terpaksa bekerja serabutan akibat perusahaannya bangkrut.

Keluarga Peter kecil seringkali tak mampu membeli beras dan pilihannya hanya berutang atau mengandalkan belas kasih kerabatnya. Masa-masa tersulit keluarganya dialami sewaktu ia masih duduk di bangku SMP Al Ma’soem, Kabupaten Bandung.

Berburu produk bermerek harga murah. | www.pexels.com

Memasuki kehidupan SMA di Bandung, ia mulai terbiasa main ke Cimol alias Cibadak Mall. Di sana, ia berburu produk-produk bermerek dengan harga sangat murah. Petualangannya itu memantik dirinya untuk belajar menyablon.

Prinsip belajarnya sangat sederhana. Semua yang tahu cara membuat pakaian bisa dijadikan gurunya. Peter juga mencari tahu cara ekspor dengan langsung menanyai jasa-jasa agen pengiriman paket.

Ia sempat mencicipi bangku kuliah di Universitas Widyatama, Bandung berbekal uang pemberian almarhum kakeknya namun akhirnya memutuskan keluar karena kehabisan biaya.

Baca Juga: Sejarah di Balik Asal Usul Celana Jeans yang Belum Diketahui Orang Awam

Proses belajar Peter Says Denim

Belajar produksi jeans sendiri. | www.pexels.com

Peter benar-benar belajar membuat pakaian setelah mulai bekerja di sebuah pabrik yang memproduksi merek Rusty, Volcom, dan Glone, mulai dari proses pemilihan produk, pembuatan, hingga praktik pemasaran.

Merasa sudah memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman yang cukup, ia nekat merintis produk jeans pertamanya dengan nama Defense di tahun 2005. Produk perdananya itu gagal di pasaran.

Pengalaman selalu menjadi guru yang terbaik. Suatu pekerjaan yang dimulai dari nol akan semakin banyak membuahkan ilmu dan senantiasa memacu kita untuk terus bergerak memanjat ke atas daripada mereka yang memulai dari sesuatu yang sudah settled.

Pernah juga ia apes karena terlanjur mengggarap pesanan jeans bernilai 30 juta rupiah namun tidak dibayar. Alasannya, produk yang kelar dikerjakan itu tidak sesuai keinginan sang pemesan. Kejadian itu dialaminya tahun 2007.

Setahun berikutnya, ia kembali ditimpa nasib sial ditipu habis-habisan oleh temannya sendiri. Uang muka senilai 7 juta dibawa kabur sedangkan pesanannya tidak dikerjakan.

Baca Juga: Ini Denim Apa Kain Gombal Sih! Diklaim Anti Kegerahan, Celana ini Nyentrik Ini Dijual 2.5 Jutaan!

Peter dan produknya. | www.keepo.me

Peter tak patah arang dan menggarap produk celana jeans sendiri dengan bermodal tabungan sebesar 5 juta. Awalnya, ia cuma membuat 5 potong celana jeans. Produk itu laris dan makin banyak pesanan baru hingga ia harus menambah angka produksi mencapai 20 potong lebih.

Selama setengah tahun ia membanting tulang sendirian mulai berbelanja bahan, mengukur, mengawasi tukang jahit, dan bahkan mengantarkan produknya langsung ke konsumen. Jeans dengan label Peter Says Denim (PSD) itu akhirnya mulai dikenal pasar.

Baca Juga: Kisah Haru Fifo Lovers! Sukses Bangun Usaha Petshop Meskipun Sempat Dapat Cemoohan

Logo PSD | www.keepo.me

Tidak semudah itu produknya laris manis di pasaran. Pasalnya, ia sedari awal mematok harga produk yang tinggi dan karena itu sering menerima ejekan dan penolakan dari konsumen. Maka, mulailah ia dengan strategi promosi khusus ke anak-anak band.

Strategi itu lumayan berhasil karena ia sendiri juga seorang anggota dari sebuah band bernama Peter Says Sorry. Pendekatan khusus ia lakukan ke band-band yang punya jam terbang dan bersedia mengenakan produknya sebagai cara promosi.

Bersama rekan-rekannya. | www.keepo.me

Ia juga memperluas jaringan promosi dengan mendekati band-band luar neger, mendirikan website toko online yang sekaligus menjadi gebrakan dalam praktik bisnisnya karena PSD mulai dikenal di Amerika Serikat, Kanda, Australia, Singapura, dan Malaysia.

Jerih payah strategi promosinya itu meningkatkan angka produksi dari 500 hingga 1000 potong celana jeans.

Baca Juga: Lihat Cewek Cantik Pake Jeans Robek, Reaksi Kakek Ini Benar-benar Polos Banget!

Celana PSD | apollo-singapore.akamaized.net

PSD resmi dibuka pada November 2008 dan dalam waktu 1,5 tahun mampu berkembang pesat. Bersaing dengan ratusan bisnis distro di Bandung, merek ini termasuk unggul karena berani tampil beda.

Varian produknya terus berkembang semisal kaus dan topi yang dikenakan sejumlah band mancanegara seperti Of Mice & Men, We Shot the Moon, dan Before Their Eyes yang berasal dari Amerika Serikat, I Am Commiting a Sin dan Silverstein (Kanada), dan Not Called Jinx (Jerman).

Merek PSD dipuji para personel band-band tersebut dan digandeng sebagai sponsor dalam website-website resminya. Alhasil, merek lokal ini pun bersanding dengan sejumlah merek papan atas dunia seperti Gibson, Macbeth, Peavey, dan Fender.

Majalah yang memuat cerita kesuksesan Peter PSD. | susukedelaiohhmygood.blogspot.com
Artikel Lainnya

Impian Peter telah terwujud, menjadi seorang pengusaha muda beromset ratusan juta setiap bulan. Bisnisnya pun berkembang ke bidang-bidang lain seperti studio tato dan label rekaman. Jadi, jangan pernah menyerah mewujudkan impianmu sesulit apa pun itu selagi masih muda.

Tags :